Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
SAINGAN CINTA DUA BERSAUDARA

SAINGAN CINTA DUA BERSAUDARA

lyns_marlyn

5.0
Komentar
41
Penayangan
2
Bab

Kaila Zevina tidak pernah menduga, dunia damainya porak poranda setelah bertemu dengan dua kakak beradik yang sama-sama ingin mendapatkan cintanya. Edgar Madison, pengusaha sukses berhati dingin tergila-gila pada Kaila karena keluguan gadis itu, tapi cintanya terbentur tembok kokoh ketika tahu adik kesayangannya juga mencintai gadis yang sama. Dilema menjerat Kaila, hatinya memilih Edgar Madison, tapi hidupnya berubah berkat pertolongan Kenrich Madison yang telah mengangkatnya dari keterpurukan dalam hidup. Siapa yang akan dipilih Kaila? Cintanya atau sang penolong hidupnya?

Bab 1 KAILA ZEVINA SANG GADIS LUGU

Tidak ada wajah yang dicarinya, tidak ada tubuh yang sangat dikenalnya di antara orang-orang yang sedang meliukkan tubuh mengikuti irama musik yang cukup kencang.

"Bos, Nona Kaila sepertinya sudah tidak ada di sini," bisik Mark, pengawal pribadi kesayangan.

"Tidak mungkin dia bisa ke luar dari tempat ini. Bukankah di luar ada orang yang sedang berjaga?"

"Iya Bos," jawab Mark pelan.

Pria tinggi, berperawakan tinggi tegap yang dipanggil Bos hanya bisa melengos. "Dasar bodoh! Cepat, cari lagi!"

Tanpa diminta dua kali, Mark segera berlalu pergi untuk mencari Nona Kaila, gadis yang telah berhasil meluluhkan hati Bosnya yang sekeras batu karang dan sedingin gunung es.

Sementara itu, Kaila sedang berusaha bersembunyi di antara orang-orang yang sedang asik meliukan tubuhnya mengikuti irama musik yang sangat memekakkan telinga.

"Aku harus bisa ke luar dari tempat ini. Jangan sampai anak buah si Edgar melihatku," gumam Kaila melihat ke sekelilingnya.

Jarak beberapa meter dari tempatnya bersembunyi, beberapa anak buah Edgar sedang mengedarkan pandangan. Tubuh yang besar dan wajah yang tidak bersahabat nampak kontras di antara orang-orang yang sedang asyik dengan dunianya sendiri.

Berjalan sambil membungkukkan tubuh, Kaila perlahan menyelinap di antara orang-orang.

"Hai!" Tegur wanita yang berpakaian minim begitu Kaila tanpa sengaja akan menyenggol gelas minuman berisi cairan merah yang sedang dipegangnya.

"Maaf Nona, maaf. Saya tidak sengaja," jawab Kaila.

Wanita yang terlihat sedikit mabuk itu mengangguk pelan. "Ok! Lain kali hati-hati!"

Kaila bernapas lega. "Iya Nona!" Kaila melanjutkan kembali langkahnya dengan sangat hati-hati. Postur tubuhnya yang kecil mungil sangat menguntungkan baginya, karena bisa menyelinap dengan lincah di antara orang-orang yang sebagian terlihat mabuk.

"Sudah aku duga, pasti anak buah Edgar ada yang berjaga di pintu ke luar. Ya Tuhan, aku harus bagaimana?" gumam Kaila merapatkan tubuhnya ke dinding agar tidak terlihat.

Setelah diam beberapa saat, akhirnya Kaila memberanikan diri untuk melihat. "Dasar si Edgar gila, cowok kurang waras. Banyak sekali anak buahnya di depan pintu. Dia pikir, aku ini penjahat kelas kakap yang harus dicari begitu banyak orang? Brengsek!"

"Sedang apa, Nona cantik!" Tiba-tiba terdengar suara bariton dari belakang tubuhnya dengan bahu ditepuk pelan.

Kaila hampir meloncat kaget. "Astaga!" Seorang pria berwajah blasteran tersenyum manis melihat dirinya dengan tangan memegang gelas berisi cairan merah.

"Sedang mengintip apa?" tanya pria tersebut ikut melihat ke arah pintu ke luar.

"Tidak sedang apa-apa, aku hanya sedang berdiri saja," jawab Kaila menyembunyikan wajah karena tiba-tiba anak buah Edgar melewati dirinya.

Tanpa basa basi, pria tersebut mengulurkan tangannya mengajak berkenalan. "Kenrich Madison. Kamu boleh memanggilku, Ken."

Kaila terdiam beberapa detik lalu kemudian mengulurkan tangannya. "Kaila Zevina."

"Kamu sendirian di sini?" tanyanya lagi menatap Kaila.

Kaila tidak menjawab, wajahnya segera disembunyikan ketika salah satu anak buah Edgar kembali melewati dirinya.

"Sepertinya, kamu sedang dalam masalah," ucap Ken melihat punggung anak buah Edgar yang semakin menjauh.

Kaila menatap Ken beberapa saat. "Apa kamu bisa membantuku?"

"Bantu apa? Aku tidak mau kalau harus berkelahi dengan orang-orang yang bertubuh tinggi besar itu," tunjuk Ken ke arah anak buah Edgar. "Aku bisa jadi perkedel kalau berkelahi dengan mereka dan wajah gantengku ini bisa tidak berbentuk lagi."

"Bantu aku ke luar dari neraka ini," bisik Kaila sedikit mendongak karena postur tubuh Ken lebih tinggi darinya.

Ken menjawab setelah meneguk minumannya. "Itu masalah gampang, tapi dengan menolongmu, aku mendapatkan keuntungan apa?"

Kaila terdiam beberapa detik, berpikir. "Aku akan membersihkan rumahmu selama satu Minggu secara gratis."

Kenrich hampir meledak tawanya begitu mendengar jawaban Kaila di luar ekspetasinya. "Aku tidak perlu orang untuk membersihkan rumahku, sudah ada orang yang mengurusnya."

"Tapi kalau kamu minta bayaran uang, aku tidak punya," ucap Kaila dengan lugunya.

"Aku juga tidak perlu uang," ucap Ken, kemudian kembali meneguk minumannya. "Uangku sudah cukup banyak bahkan tidak habis untuk tujuh turunan."

Melihat Ken yang terlalu berbelit membuat Kaila mengurungkan niatnya meminta bantuan. "Sudahlah, lupakan apa yang aku minta tadi! Lebih baik, aku sendiri yang cari cara agar bisa ke luar dari tempat memuakan ini!"

"Aku akan menolongmu, tapi ...," Ken menjeda kalimatnya, terdiam beberapa saat menatap wajah Kaila dengan mimik wajah misterius.

"Tapi apa?!" tanya Kaila cemas.

Senyum tipis terbersit di wajah Ken. "Akan aku pikirkan, tapi yang pasti, aku akan menagihnya suatu saat nanti, bagaimana?!"

Kaila tidak langsung menjawab, kedua bola matanya melihat ke arah pintu luar. Nampak beberapa pria bertubuh tinggi tegap dan wajah sangar sedang berjaga bahkan sekarang ada Edgar di antara mereka.

"Kamu sedang menghindari orang itu bukan?" tunjuk Ken ke arah Edgar.

"Itu bukan urusanmu! Kamu tidak perlu tahu!" jawab Kaila sarkas menatap tajam wajah Ken "Aku bertanya sekali lagi, kamu bisa membantuku atau tidak?!"

"Ok!" jawab Ken tegas. "Tapi ingat, jika kamu berhasil ke luar dari sini. Janjimu harus ditepati!"

"Iya, aku janji! Aku, Kaila Zevina tidak pernah mengingkari janji! Ayo cepat, aku ingin segera ke luar dari sini!" Kaila sudah tidak sabar.

Ken menaruh gelas kosongnya di atas meja yang tidak jauh darinya. "Ikuti aku!"

Dengan perasaan yang tidak karuan serta jantung yang semakin berdetak cepat. Kaila mengikuti Ken dari belakang, menyelinap di antara orang-orang yang sedang berdiri. Tapi tiba-tiba Ken berhenti sehingga tubuh Kaila membentur tubuh bagian belakang Ken. "Aduh."

"Menunduk, Kai! Mereka ada di depan," bisik Ken memberi peringatan pada Kaila.

"Hah!" Kaila segera menunduk bersembunyi di belakang tubuh Ken yang lebih tinggi dan lebih besar dari tubuhnya sambil memegang keningnya yang sakit.

Setelah beberapa saat, Ken meraih tangan Kaila untuk melanjutkan langkahnya. "Ayo!" Cahaya lampu yang remang-remang sangat membantu Ken dan Kaila bisa ke luar dari ruangan itu.

"Kita ke mana?" tanya Kaila melihat sekeliling yang nampak asing di matanya.

"Kita lewat jalan belakang," jawab Ken berhenti sejenak lalu membuka jas yang dipakainya. "Pakai ini, agar mereka tidak mengenali pakaianmu."

Kaila sempat ragu untuk memakai jas Ken, tapi apa yang dikatakan Ken ada benarnya. Perlahan, tapi pasti, Kaila memakai jas punya Ken.

"Ayo!" Ken kembali memegang pergelangan tangan Kaila untuk melanjutkan langkahnya setelah melihat Kaila selesai memakai jasnya.

Suara musik yang tadi memekakan telinga perlahan mulai terdengar samar begitu langkah kaki Ken dan Kaila semakin menjauh, sudah beberapa ruangan dan lorong berhasil mereka lewati sampai akhirnya Ken berhenti di depan sebuah pintu.

"Apa ini pintu keluarnya?" tanya Kaila mencoba menebak.

"Iya, tapi belum jaminan kita bisa melewatinya. Mungkin saja, dibalik pintu ini masih ada orang-orang yang mencarimu."

"Kamu jangan menakuti ku! Bagaimana, kalau kita tertangkap?!" tanya Kaila jadi takut.

"Berdoa saja, semoga kamu tidak tertangkap." Ken perlahan membuka pintu, tapi tiba-tiba terdengar suara bariton dari belakang tubuh mereka berdua.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh lyns_marlyn

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku