Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Terlihat Miskin Padahal Sultan

Terlihat Miskin Padahal Sultan

Bregudul

5.0
Komentar
5.3K
Penayangan
97
Bab

Menceritakan tentang seorang pemuda kaya raya yang rendah hati.

Bab 1 Perkenalkan

Hari ini pertama masuk sekolah menengah, hari pertama pengenalan diri dan alamat rumah.

"Halo semua namaku Raka Randika , alamat saya Candiroto dan semoga kita bisa berteman baik, terimakasih."

Itulah pertama perkenalan di kelas dan dilanjutkan yang lainya. Karena ini pertama masuk sekolah baru, semua anak kelas 10 belum belajar dan masih seputar saling pengenalan diri.

Selanjutnya pengenalan dari senior anggota OSIS, dilanjutkan pengumuman acara MOS. Hanya itu hari pertama sekolah dan langsung pulang.

"Gimana hari pertama di sekolah dek?"

Sampai dirumah langsung di tanya sama kakaknya, nama kakak Raka adalah Bima Randika.

"Biasa lah kak saling mengenalkan diri," jawab Raka.

"Eh iya, mas kok sudah pulang jam segini?" lanjut Raka bertanya ke kakaknya, Raka sedikit bingung karena tidak biasanya Bima sudah pulang di jam 10 pagi.

"Oh iya sini duduk dulu mas mau bicara sama kamu!"

Suara Bima sedikit tegas, setelah itu mereka duduk saling berhadapan di ruang tengah.

"Begini dek, ayah kan sudah berangkat dulu ke Amerika bersama ibu untuk bekerja di sana, dan rencananya, mas mau ikut mereka kerja di sana,"

Deg!

Raka kaget, ini yang dia takutkan selama ini, setengah tahun yang lalu bapak dan ibunya pamit ke Amerika untuk bekerja di sana, karena gaji di sana katanya lebih besar. Dulu sebenarnya mereka keluarga yang cukup mampu di daerah sini. Setahun yang lalu usaha mereka mengalami kegagalan dan akhirnya meninggalkan hutang di bank yang lumayan banyak. Akhirnya ayah dan ibunya memutuskan untuk mencari uang di luar negeri untuk melunasi hutangnya.

Kembali ke masa sekarang.

"Loh kok mas ikutan ke sana, terus aku di sini sendirian?"

Bukan masalah Raka takut di rumah sendiri, cuma ya hanya kakaknya yang selalu bantu dia selama ini, setelah ayah ibunya berangkat ke luar negeri.

"Ya mau bagaimana lagi dek, ini kan juga demi kita semua, dan yang paling penting kamu bisa melanjutkan sekolah kamu dengan benar. Pokoknya kamu ingat kata mas ya, lanjutkan sekolahmu dan kalau kuliah masuk jurusan bisnis, supaya kelak kamu mengerti cara berbisnis dengan benar hehe,,"

Raka bingung dengan kata-kata kakanya tapi walaupun sedih akan di tinggal kakaknya dia tetap tersenyum sebelum menjawab "pasti lah mas, adekmu ini akan berusaha supaya keluarga kita kembali seperti dulu dan mungkin lebih sukses dari sebelumnya," Raka menjawab penuh semangat.

"hahaha dasar adek mas ini ya, tapi mas selalu bangga sama kamu, ya sudah sana ganti pakaian dulu!"

Setelah selesai bicara, Raka langsung pergi ke kamar dan ganti pakaian.

Seminggu kemudian Raka di tinggal kakaknya, dan sekarang dirumah sendiri. Terasa sepi sekali di rumah tak ada yang di ajak bicara.

"Eh kenapa aku gak ajak Deni tinggal di sini saja ya dari pada di kos," Raka berfikir dalam hati dan langsung saja dia hubungi Deni, untuk tinggal di rumahnya dan menemani disini. Deni kaget dan senang setelah Raka nelfon dan mengajaknya tinggal dirumahnya.

Setelah menjelaskan dan menerima alamat Raka, tak lama kemudian Deni datang memakai motor beat dan semua barang-barangnya di bawa. Deni pun kaget karena ternyata rumah si Raka yang terlihat cukup besar, ada juga di garasi rumahnya sebuah mobil honda Brio. Ini yang membuat Deni kaget, karena Raka selalu berangkat sekolah jalan kaki karena rumahnya deket dari sekolah.

"Assallamuallaikum." Deni masuk rumah.

"Waallaikum sallam, ayo biasa saja sini masuk anggap saja rumah sendiri bro. Oh iya mau pakai kamar yang mana silahkan pilih sendiri," jawab Raka.

"Ah gak enak, mendingan aku sekamar sama kamu saja ya," jawab Deni.

"Yah terserah kamu saja, kalau mau makan atau minum ambil sendiri saja, gak usah manja oke haha,"

"Siyap bro, lagian aku kan disini bukan majikan hahaha,"

Tak terasa malam pun tiba, setelah bercanda dan Deni memasukan semua barangnya kedalam lemari mereka makan malam dan belajar langsung tertidur karena lelah.

Pagi keesokan harinya mereka mandi ganti pakaian dan langsung berangkat kesekolah.

"Eh bro kenapa kita gak naik mobil saja, pasti banyak cewek yang gak berkedip lihatin kita hahaha," Deni menyarankan.

Raka balas senyum dan menjawab "gak lah bro, lagian malu rumah kita kan dekat, eh jangan bilang siapapun ya kalau aku punya mobil, aku gak mau punya teman yang gak tulus karena mendekati aku cuma pas aku kelihatan punya saja.."

"Haha santai saja bro, ya sudah ayo kita berangkat nanti telat di marahin satpam lagi!!" jawab Deni masih ingat waktu pertama masuk sekolah dia telat, padahal pertama masuk kan belum ada pelajaran. Walaupun seperti itu satpam tetap marahin dia.

"Itukan kamu saja aku sih kagak hahaha," mereka tertawa dan melangkah kesekolah bersama, kebiasaan Raka tidak sarapan membuat Deni ikutan tidak sarapan.

Hari ini dan hari berikutnya biasa saja, mereka sibuk belajar dan belajar, karena Deni suka nongkrong dulu dan menggoda wanita dia sering pulang agak malam. Tak terasa sudah 3 bulan sekolah.

Pada siang itu pukul 12.45 WIB, ada sebuah mobil mewah masuk dan berhenti di depan kantor kepala sekolah, keluarlah seorang lelaki setengah baya dengan jas hitam mewah bersama seorang wanita muda sekitar usia 16 tahun. Kedua orang ini tampak asing karena berkulit bersih, dan seperti bukan orang Indonesia.

"Assallamuallaikum.." mereka bicara bareng sambil masuk ke kantor kepala sekolah.

"Waallaikum sallam," jawab kepala sekolah langsung berdiri sambil menatap kedua orang itu dari atas kebawah. "Silahkan masuk dan duduk tuan!!" Sambut kepala sekolah sambil tersenyum.

"Terimakasih," balas tuan tadi dan mereka bertika duduk dan membicarakan hal-hal berikutnya. Ternyata wanita tadi bersama keluarga baru pulang dari Jepang dan rencana mau menetap di indonesia.

Pagi berikutnya setelah masuk sekolah sebelum guru datang, siswa dan siswi SMA, berisik dan agak bising.

Tiba-tiba dengar suara seorang wanita mengucap salam "assallamuallaikum??"

"Waallaikum sallam," jawab mereka sebagian. Tapi sebagian lainya hanya menatap dengan takjup kecantikan wanita tersebut. Wanita berkulit bersih, mulus, badan sexi, siapapun pasti takjup. Banyak lelaki melemparkan pandangan gilanya, termasuk Deni. Banyak juga wanita menatap dengan iri dan penasaran.

"oh jadi kamu murid baru yang di ceritakan di grup kelas ya??" Tanya Deni, dia kan biasa kalau ada wanita cantik langsung dikejar.

"Em iya." jawab wanita tersebut pada Deni.

"Perkenalkan semuanya nama saya Angelica Jonson, panggil saja Angel.." lanjut Angel dengan senyum.

"Sini Angel duduk di sebelahku ada bangku kosong!!" ujar Deni lagi. Padahal masih ada bangku kosong lainya yang duduk bareng cewek. Tapi Deni kan gak mungkin membiarkan kesempatan langka seperti ini hilang begitu saja.

Tiba-tiba guru datang, guru bahasa Indonesia adalah wanita yang cantik juga karena baru lulus S1 dan masih melanjutkan S2 nya. "Assallamuallaikum??" guru masuk.

"Waallaikum sallam.." jawab murid-murid.

"Oh kamu pasti murid baru yang di ceritakan kepala sekolah kan??" Tanya guru ke Angel.

"Iya bu" jawab angel.

"Panggil saja saya bu Saras, eh iya kamu belum dapat tepat duduk kan, kamu duduk di sebelah Susi ya, dia kan duduk sendiri!!" guru melanjutakan sambil tersenyum dan menunjuk Susi.

"Ah bu Saras mending duduk sebelahku saja bu hehe" pinta Deni dengan senyuman buaya.

"Hus kamu diam saja, sana kamu duduk sebelah Susi saja!!" Ujar guru ke Angel.

"Iya bu.." jawab Angel senyum dan langsung berjalan dan duduk di sebelah Susi.

"Perkenalkan nama saya Susi.," sapa Susi.

"Iya hem..." mereka berjabat tangan dan ngobrol sebentar, karena langsung mengikuti pelajaran.

Pas jam istirahat pertama setelah guru keluar dari kelas, banyak yang ke kantin, tapi Susi dan Angel tetap di dalam kelas karena mereka belum lapar. Susi dan Angel mulai saling terbuka dan mulai bercakap-cakap tentang alamat rumah, hobi dan lainya. Raka sudah kekantin karena tiap pagi hampir tidak pernah sarapan. Deni yang awalnya lapar, karena murid baru yang sangat cantik dan menawan, dia akhirnya tetap di kelas dan mendekati Angel dan Susi.

Berbeda dengan Raka yang agak cuek dengan wanita, karena dari kecil hingga sekarang yang dia tahu hanya belajar dan belajar, berbeda dengan Deni yang seneng banget gombalin wanita.

"Halo Angel??" sapa Deni sambil mendekat dan mengambil kursi untuk duduk di dekat mereka.

"Cuma Angel saja yang di sapa??" Kata Susi cemberut, maklum lah dia suka sama Deni, tapi selalu di abaikan. Lah ini cowok idamanya palah cuman nyapa murid baru, pasti hatinya pahit.

"Ah kamu kan sudah kenal lama,." jawab Deni menatap Susi sebentar terus balik ke Angel yang cuma senyum dan mengangguk saja.

"Eh kamu katanya dari Jepang, tapi kok langsung bisa bahasa Indo??" Lanjut Deni.

"Jadi begini....." ternyata Angelica ke Jepang kelas 5 SD, karena orang tuanya menjalankan bisnis di sana. Setelah bisnisnya sukses, mereka akhirnya pulang ke Indo, tapi di sana ada bawahan yang menjalankan bisnisnya, jadi ayahnya bolak balik ke Jepang untuk survei bisnis saja. Karena Angel di lahirkan di Indo, dia meminta ayah dan ibunya untuk balik dan kembali sekolah di Indo saja. Orang tua Angel sangat menyayangi putrinya dan selalu mengabulkan permintaanya.

Setelah mereka bicara dan cerita panjang lebar, Deni menjadi sedikit minder. Ternyata wanita cantik ini sangat kaya. Setelah basa-basi sebentar tiba-tiba ada yang menepuk bahu Deni.

"Hoy, gak lapar ya tadi kan gak sarapan??" suara datang tiba-tiba ternyata Raka. Raka sebenarnya sangat tampan, cuma cuek dengan wanita, jadi jarang sekali dia dekat dengan gadis. Padahal banyak gadis di kelasnya yang mendamba dia.

"Oh kamu Angel ya??" Lanjut Raka sambil menatap Angel.

Deni menyenggol-nyenggol temanya, sepertinya mengingatkan kalau Angel bukan wanita yang mudah di dekati.

Tapi Raka cuek saja karena dia tak ada niatan deketin Angel.

Angel cuma mengangguk dan senyum, sebenarnya dia sudah memandang Raka dari pertama masuk kelas. Di antara semua yang memandang kagum padanya, cuma Raka saja yang cuek dan biasa saja.

"Eh Raka..." sapa Susi yang juga sebenarnya penasaran dengan Raka yang selalu cuek.

"Iya Sus.." sambil senyum menghadap Susi, Raka menjawab.

"Eh iya, ini kan hari pertama saya masuk sekolah dan pengenalan dengan teman-teman, bagaimana kalau saya traktir kalian makan, kayaknya saya masih ingat rumah makan CEKER LOMBOK IJO di Parakan??" ajak Angel ke teman-teman di dalam kelas.

"Wah asik..." jawab teman di kelasnya.

"Iya ayo sore ini saja sekalian!!" balas yang lain.

"Aku ikutan ya Ngel!!"

"Aku juga ya.."

Semua teman sekelasnya menjadi rame dan mendekat, dan hanya Raka yang palah menjauh.

"Oke kalian semua boleh ikutan kok..," jawab Angel senyum, tapi dia juga penasaran kenapa Raka palah menjauh.

"Kamu ikut kan Raka??" Tanya Angel.

"Dia jarang makan bareng-bareng hahaha..." Deni yang menjawab. Raka cuma tersenyum saja dan mengangguk, setelah itu dia balik dan kembali ke tempat duduknya.

Bell masuk kelas berbunyi dan semua kembali ketempat duduknya masing-masing.

Tak terasa siang pun tiba dan bell pulang berbunyi, semua siswa dan siswi berhamburan keluar. Di depan sekolah sudah ada 8 mobil pajero sport menunggu, sepertinya sudah di siapkan oleh Angel buat membawa teman-temanya ke rumah makan. Banyak tatapan iri dari siswa kelas lain, kenapa bukan kelas mereka yang ada murid sekaya itu.

Semua teman sekelas masuk ke mobil dengan sangat senang, sekitar 15 menit perjalanan mereka sudah sampai di tempat.

Sopir langsung turun dan membukakan pintu seperti di film-film luar negri.

"Wao Angel kamu luar biasa..." banyak dari siswa yang bangga.

Angel hanya tersenyum sebelum berkata "ayo semuanya masuk, semua sudah di siapkan khusus untuk kita, semua rumah makan ini sudah saya sewa,..".

"Wah tidak menyangka ya di sekolah kita ada murid yang benar-benar dari keluarga papan atas, tidak hanya di Jakarta saja..." kata salah satu teman sekelas dengan bangga.

"Hehe ini semua yang memberikan ayah saya, jadi yang luar biasa ayah dong bukan saya..." balas Angel senyum.

"Tetap saja kamu anaknya hehe..." kata temanya yang lain.

Mereka langsung masuk, dan benar saja semua pelayan sudah menyiapkan serangkaian buku menu dan menyambut dengan senyum cerah.

"Selamat datang silahkan duduk dan pesan sesuai selera anda...??" pelayan menyambut mereka dengan suka cita.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Bregudul

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku