Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
47
Penayangan
2
Bab

Suatu kesalahan yang membuat vito dan tari terjerat pernikahan. Akankah mereka berdua dapat menjalani pernikahan mereka dengan baik , bisakah mereka menekan ego mereka masing masing di usia yang terbilang cukup muda. Saat tari penuh dengan rasa bingung dan khawatir, vito hadir dan menjanjikan nya rasa aman dan nyaman . membimbing nya menjadi istri yang baik dan selalu menjadi penyemangat tari dalam menjalani hari hari nya .

Bab 1 AWAL KEHANCURAN

" Shitt apa yang gue lakuin " Vito terkejut kala mendapati dirinya tanpa sehelai benang pun ditumbuh nya . Pandangan nya menyapu seluruh isi ruangan ini .

Kacauu

Semuanya sangat kacau . Ia melirik seorang perempuan yang ada di sampingnya dengan wajah pucat nya. Sekali lagi ia merutuki apa yang telah terjadi

" begok lo Vito begok , begok . Ya Tuhan apa yang udah gue lakuin "

Tangan nya terulur untuk memeriksa keadaan perempuan disamping nya . Dan sekali lagi dia benar benar merutuki apa yang telah terjadi.

Perempuan itu keadaan nya jauh lebih kacau darinya . Rasa panas langsung menjalar di tangan nya kala ia menyentuh kening perempuan itu. Bahkan ia melihat beberapa lebam di sekujur tubuh perempuan itu.

" Lo bener bener bajingan brengsek Vito . Bisanya bisa nya Lo perkosa tari sampe kayak gini arrkkhhh begok lo Vito begok . Seliar apa gue menggauli Lo sampe Lo kayak gini . Maafin gue tari maaf " kemudian laki laki yang bernama Vito Arkana Wijaya itu pun segera memakai pakaian nya, Dan pergi .

Tak samapi lima menit ia sudah kembali lagi. Ia duduk di tepi kasur dengan sebuah baskom berisi air dan juga kain kecil .

Dengan telaten dia mengompres kening tari . Berulang kali ia lakukan hal itu. Sampai demam tari mulai berkurang.

Dengan hati yang gelisah ia mulai menarik selimut yang menutupi tubuh tari . Perempuan itu belum sadarkan diri . Vito melihat betapa hancur nya tubuh tari . Di sekitar lengan nya membiru. Itu pasti karena tadi malam ia mencengkram pergelangan tangan nya sanagt kuat. Sampai sampai meninggal kan bekas .

Ia melihat noda merah di sekitaran selangkangan perempuan itu dan juga di sprei . Ia tak terlalu terkejut melihat itu. Karena jika dilihat dari lingkungan pergaulan dan sifat perempuan itu yang sangat tertutup. Vito yakin seratus persen bahwa tari masih perawan . Dan ia lah yang pertama bagi tari .

Vito menghela nafas penuh penyesalan . Kemudian ia mulai membersihkan tubuh tari dengan handuk kecil yang baru diambil dia dari lemari . Saat tubuh tari sudah bersih , iapun memakaikan pakaian tari.

Kini wanita itu sudah lengkap dengan pakaian nya kembali. Sesekali Vito mengganti kompres di kening tari. Suhu tubuh perempuan itu kini sudah mulai turun. Dan Vito bersyukur akan hal itu.

Ia tidak mungkin pergi begitu saja setelah apa yang dia lakukan pada tari tadi malam . Sungguh ia benar benar laki laki yang sangat brengsek jika dia melakukan itu .

Vito kemudian pergi kedapur dan memasak bubur dengan sesekali melihat panduan nya di ponsel . Ia tak pernah memasak bubur . Dan jalan satu-satunya adalah melihat cara nya di internet .

Saat bubur nya sudah masak ia kemudian memindahkan nya ke mangkok . Kemudian mulai mencicipi bubur yang ia buat sendiri . Tidak terlalu enak namun masih layak untuk dimakan.

Vito berjalan memasuki kamar dengan nampan di tangan nya yang berisi semangkok bubur , segelas air putih dan satu tablet obat penurun demam . Ia letakkan nampan itu di nakas samping tempat tidur.

" tar , tari bangun dulu Lo harus makan . " Vito mengguncang pelan bahu tari . Bukannya bangun justru tari meracau ketakutan. Dan hati Vito kembali mencelos mendengar nya. Perasaan bersalah semakin merasuki hati nya

" jangan Kak Vito pleasee , stop sakit. Sakit kak berhenti. Mama tolongin tari . Kak Vito sakit udah berhenti kak. Vito... Sakh – khit udah . Arghh.... Papah tolongin tari . Hiks hiks " tari terus meracau , bahkan vito melihat air mata mengalir dari kedua mata indah perempuan itu .

" tar , tari bangun tar " Vito menepuk pelan pipi tari hingga perempuan itu tersadar. Dan tubuhnya langsung bergetar hebat kala melihat Vito . Tari menggeleng seraya beringsut mundur . Tangis nya makin pecah .

Melihat tari yang semakin ketakutan Vito langsung mundur dan turun dari tempat tidur . Mata sendu nya memandang tari yang semakin kacau. Vito mulai menenangkan perempuan itu . Ia mencoba sebisa mungkin agar tari tak semakin histeris.

Dan saat wanita itu sudah mulai tenang barulah Vito mendekat dengan mangkok berisi bubur yang di buat nya tadi. Dengan hati hati Iyah mulai duduk di tepi kasur .

" Tar maafin gue , gue tau apa yang udah gue lakuin ke Lo itu brengsek banget . Tapi tar sumpah demi Tuhan gue gak pernah bermaksud buat ngelakuin itu ke Lo Gue di jebak tar. Tapi meskipun gitu gue gak akan ngelak kalo gue emang salah . Dan Lo berhak kok bawa ini ke jalur hukum. Gue akan terima hukuman nya . Gue tau gue salah tar " namun saat melihat reaksi tari yang hanya menunduk sambil memilin tangan nya . Vito sadar tak seharusnya ia langsung membahas ini sekarang .

Tapi Vito juga tak ingin bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Itulah sebabnya dia langsung mengatakan itu pada tari. Mengakui kesalahan nya dan bersedia mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Karena Vito sadar bahwa apa yang tadi malam ia lakukan pada tari adalah tindak kriminal.

" emm.. yaudah Lo makan dulu kalo gitu . Gue udah buatin bubur , meskipun rasanya gak terlalu enak tapi masih layak makan kok . Lo tadi demam makanya gu- " sadar bahwa dia sudah terlalu banyak mengoceh dari tadi akhirnya Vito diam.

"ini " kata Vito sambil menyodorkan mangkok berisi bubur yang di buat nya.

Tangan tari terulur mengambil bubur itu dan mulai memakan nya dengan perlahan. Vito bersyukur karena tari menghabiskan bubur nya.

" gue anter pulang yah " vito memandang manik coklat perempuan itu yang kini terlihat sendu. Kelopak mata nya terlihat membengkak. Kepalanya menggeleng menandakan ia menolak ajakan nya.

" gue takut . gimana kalo mama sama papa tahu " tari membayangkan seperti apa reaksi orang tua nya nanti ketika melihatnya dalam keadaan sekacau ini .

pasti mereka sangat kecewa . putri satu satunya yang mereka jaga dengan penuh kasih sayang dan dengan segala impian yang mereka taruh ke padanya kini sudah sirna

putri mereka kini sudah hancur . masa depan nya kini hilang tak bersisa . tari tak sanggup membayangkan reaksi orang tua nya nanti.

lalu bagaimana dengan impian nya untuk masuk ke fakultas kedokteran. apa kini semua perjuangan orang tua nya telah sia sia . pasti orang tua nya kini sangat kecewa pada diri nya . membayangkan nya saja sudah membuat hati karin berdenyut sakit.

" biarin gue di sini dulu kak , besok gue baru pulang . setelah keadaan gue membaik . gue gak mau orang tua gue tahu soal ini . gue gak bisa bayangin sehancur apa perasaan mereka nanti." rasa bersalah kembali menyergap hati vito. ia sadar kalau kini bukan hanya perempuan di hadapan nya ini yang telah ia hancurkan. tapi perasaan kedua orang tua nya dan juga masa depan nya .

" yaudah gak papa kalo lo di sini dulu , setelah keadaan lo membaik nanti gue anter pulang . gue bakal nunggu lo siap untuk bahas masalah ini . " kemudian vito pergi dari kamar itu . membaya mangkuk bubur yang masih bersisa itu.

mungkin setelah ini hidup nya akan benar benar berubah .

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh penahgbt

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku