Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Getaran Hasrat Cinta

Getaran Hasrat Cinta

Affry Siadari

5.0
Komentar
8.2K
Penayangan
20
Bab

Banyak adegan 21+, bijak dalam memilih bacaan. Takdir membuat Clara menjadikan dirinya seorang mucikari untuk mengganti sang Mommy yang sudah tua. "Mommy tidak mau tahu, kamu harus menggantikan Mommy mulai besok malam! Ingat Clara, kamu makan dari pekerjaan ini, tidak perlu ada penolakan dan mulailah membuat dirimu tampil cantik, jika ada yang menginginkanmu, beri harga yang tinggi dan kamu pasti akan tahu bagaimana nikmatnya memiliki uang banyak hanya dengan tidur saja!" Clara hanya terpaku mendengar perkataan sang Mommy, ini semua terjadi akibat seorang laki-laki bernama James yang datang dan merenggut keperawanan Clara, dengan harga tinggi. Clara bertekat akan membuat lelaki itu menjadi menderita, sama seperti dirinya yang berubah menjadi seorang madam dalam waktu satu malam. Apakah Clara berhasil membuat James mendapatkan ganjaran dari tingkah lakunya? Atau Clara yang akan merasa terpojok dengan James sebagai pelanggannya?

Bab 1 Wanita Jalang

"James! Ayolah, kau akan bermalam lagi dengan wanita yang berbeda?" tanya seorang wanita dengan gaun merah yang terlihat begitu ketat, melekat dengan indah di tubuh sintal milik wanita itu.

"Bukan urusanmu!" jawab James ketus seraya membalik lembaran kertas yang berisi laporan bulanan pengeluaran perusahaan yang baru saja James dapatkan dari asistennya. Netranya hanya melirik singkat wanita yang beberapa jam lalu telah menghabiskan waktu bersamanya. Selera James dalam memadu kasih sangatlah tinggi. Hal itu selalu menjadi tantangan bagi setiap wanita bayaran yang James sewa untuk memuaskannya.

"James, apakah tidak ada sedikit pun ketertarikan saat kamu melihatku? Bahkan, kita sudah berhubungan intim!" Wanita itu mengeluarkan air mata.

"Keluar dari ruanganku sekarang!" titah James tak mengindahkan penuturan wanita di depannya, "kirimkan saja nomor rekening milikmu, aku akan transfer setelah kau keluar dari sini," ujar James.

"Ja-mes ...."

"Jangan lupa untuk membersihkan tubuhmu. Terima kasih untuk hari ini. Perlu aku akui, kau memang sangat berbakat dalam memuaskan pria, Darling," ujar James dengan mata mengerling nakal.

"Bayarannya akan melebihi ekspetasimu. Kau tenang saja."

Wanita itu langsung berlari meninggalkan ruang kerja James. Tak lupa, wanita itu juga membereskan penampilannya yang masih sedikit acak-acakan karena kegiatan yang beberapa jam lalu dilakukan bersama dengan James.

James William-seorang CEO termuda perusahaan ternama di Los Angels-Amerika Serikat. Bukanlah hal sulit untuk mendapatkan wanita idaman agar bisa memuaskan hasratnya. Semua wanita rela mengantri panjang hanya untuk ingin merasakan bagaimana hangatnya tidur bersama dengan James walaupun hanya untuk satu malam.

Ceklek! Suara pintu terbuka. James mengira jika orang tersebut adalah wanita yang ingin memberikan gratisan kepadanya lagi. Namun, sosok yang berdiri di depan pintu adalah temannya-Dandeles.

"Bagaimana harimu? Menyenangkan?" tanya Dandeles sambil mendaratkan bokongnya ke sofa.

"Ya," singkat James.

"Wanita tadi. Apakah dia membuat kesalahan? Kenapa dia menangis?" tanya Dandeles membuat James mendesah pelan.

"Ck! Dari mana kau mendapatkan jalang seperti dia? Menjijikkan! Bahkan setelah berhubungan, dia memintaku untuk menjadikan dia sebagai kekasihku! Apa-apaan?!"

Wajah James merah padam saat kembali mengingat permintaan tak wajar yang seharusnya tidak diucapkan setelah mereka selesai berhubungan badan. Mendengar itu Dandeles tertawa terbahak. Suara tawanya sangat terdengar nyaring hingga menggelegar di ruang kerja James.

"Bukankah itu suatu keberuntungan? Kau akan mendapatkan gratisan setiap harinya, Man! Kau tahu, wanita itu adalah wanita terfavorit di club terkenal. Walaupun dia seorang model, jangan sesekali kau meragukan pengalaman dia dalam memuaskan pria!" tutur Dandeles membuat mata James mendelik tajam.

"Ck! Pantas saja!"

"Pantas kenapa? Apakah kau juga terpuaskan oleh dia?" tanya Dandeles.

"Lupakan! Setelah menyelesaikan tugasku, aku akan pergi ke club seperti biasa. Kau siapkan ruang VIP untukku!" titah James.

"Ah, Tuan 'maniak', apa kau tidak ingin beristirahat sebentar sebelum bertempur lagi nanti malam?" tanya Dandeles menatap tak percaya wajah James yang tak terlihat sama sekali garis-garis lelah.

"Jangan lupakan untuk memeriksa lebih dulu kadar alkohol yang akan mereka sajikan untukku! Aku tidak ingin kejadian seperti jebakan para jalang untuk mendapatkan pelanggan mereka dengan cara curang! Aku tidak ingin mabuk! Kau ingat itu baik-baik!" tegas James penuh penekanan.

"Baiklah. Kalau begitu-"

Suara pintu terbuka membuat atensi James dan Dandeles teralihkan. Seorang wanita seksi dengan seragam putih transparan sehingga dapat dengan jelas memamerkan benda di balik kemeja itu yang masih dibungkus rapat oleh bahan berwarna hitam. Wanita itu tersenyum menggoda dengan langkahnya yang berirama.

"Tuan, ini berkas yang Anda pinta," ujarnya sambil sedikit membungkuk untuk memindahkan berkas di tangannya ke sofa hingga dapat membuat dua pria yang sedang menatapnya intens tak melewati pemandangan indah yang sangat memanjakan mata.

"Ugh!" desah Dandeles tak kuasa melihat benda besar itu.

"Kau bisa pergi sekarang," perintah James langsung mengalihkan fokusnya pada laporan yang belum James periksa keseluruhannya.

"Baik, Tuan," jawab wanita itu. Agak sedikit kecewa, tapi tak apa. Wanita itu pasti bisa mendapatkan James di lain waktu, karena wanita itu sangat tahu kalau James adalah pria yang sangat suka berganti-ganti pasangan. Sudah tentu, James pasti akan mencari wanita lain untuk diajak bercin**, kan?

"Kau membuatku kehilangan kesempatan, Bro!" kesal Dandeles menatap sengit James.

"Kau pergilah! Segera lakukan apa yang aku perintahkan. Beberapa jam lagi sudah waktunya untuk pulang." James melirik arloji branded yang melingkar di pergelangan tangan kekar James. James sudah tidak sabar untuk segera memanjakan matanya dengan melihat para wanita menari di panggung bar, serta suara DJ yang memekakkan telinga.

***

James keluar dari mobil sport miliknya dan segera melangkah memasuki bar mewah yang hanya bisa dimasuki oleh kalangan elit seperti diri James. Tak sembarang orang bisa masuk, karena harus memiliki kartu limited edition yang sangat mahal harganya jika ingin berlangganan. Matanya mengerjap, mencari tempat duduk yang masih kosong sebelum masuk ke ruang VIP yang telah Dandeles siapkan untuknya. James ingin mencari mangsa lebih dulu untuk malam ini.

"Hai, Babe," sapa James pada seorang wanita bertubuh proporsional yang tengah meliukkan tubuhnya beriringan dengan suara musik.

"Hai."

"Kamu sangat cantik," puji James dengan indera penciuman yang sudah mengendus beberapa titik sensitif di area leher wanita di depannya.

"Selamat bersenang-senang. Aku memiliki urusan sebentar," ucap James membuat wanita itu mendesah kecewa. James langsung menuju ruang VIP setelah Dandeles mengatakan jika temannya itu sudah mempersiapkan wanita penghibur sesuai pesanan James.

"Cepat tunjukkan bakatmu!" titah James pada sang wanita penghibur yang hanya mengenakan pakaian tipis untuk menutupi seluruh tubuhnya. Gaun malam yang sangat mini sehingga memperlihatkan dengan jelas setiap lekuk tubuh wanita tersebut. Dengan berjalan santai dan wajah menggoda, wanita itu langsung duduk di pangkuan James tanpa mendapatkan penolakan dari pria itu.

"I want you, Honey. Touch me now!" bisik wanita tersebut di telinga James hingga membuat bulu kuduk di sekitar leher James meremang. Matanya sedikit terpejam dan menikmati sedikit demi sedikit sentuhan yang wanita panggilan itu berikan untuknya.

"Jalang," desah James dengan napas memburu. Matanya sudah memerah akibat pengaruh alkohol sekaligus semua sentuhan yang sudah James dapatkan pada setiap titik sensitif tubuhnya. Melihat respons baik yang James tunjukkan, membuat wanita panggilan itu langsung mengambil tindakan cepat.

Wanita panggilan tersebut mengecup dalam bibir James. Tanpa menunggu lama, James segera membawa wanita itu ke dalam pelukannya dan membopongnya untuk dibaringkan di tempat tidur dengan seprei berwarna ungu. Warna yang serasi, sama seperti warna gaun malam yang wanita panggilan itu kenakan.

James menekan tengkuk leher wanita yang akan menjadi santapannya dengan sangat buas, hingga terdengar suara-suara yang beralun-alun sesuai dengan irama. Bersahutan dengan begitu syahdu.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Affry Siadari

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku