Aku bukan Pilihan Hatimu
dekat ke arah pintu bernomork
agang pintu itu, matanya
elihat dari rongga pintu yang terbuka i
ia, melihat pemandang
dengan bertelanjang dada, di duduki oleh seoran
tnya erat-erat aga
Telah ternoda!' P
ngka, ada panggilan masuk
egitu pula dengan orang yang berada di dalam ruangan
berlari dengan sekencang-k
tu menipis, hingga membuat
tidak ia sadari kehadirannya, padahal mereka berpa
*
ya di dinding hotel, kebetulan tiada siapapun di dekatnya saat ini
ya masih bergetar, ponse
ilan tersebut dengan Cepat, karena M
melihat nomor ponsel yang ia tekan, 'nomornya benar
ak?" Ucap
anya selalu mengucapkan salam, mau itu di telephon, atau pun berpapa
li non.." ucap pak
apa
li membulat sempurna. Belum tenang dari keterkejutannya melihat pe
n ibu pak.. jangan sampai membuat keributan
egera melajukan mobil kecilnya di jalana
*
at melihat sang ibu yang telah menung
n mendarat di pipi
sa memastikan, jika kau benar keluar dite
m sempat ia menjelaskan, Eli
k mu! Dan bila tuan besar dan tuan muda memergoki mu, apa kau tidak memikirkan akibatnya? Apa yang akan mereka pikirkan
n menikahi Keluarga kaya, dan memberikan aku banyak uang! Jangan harap aku ak
suara bariton khas seorang pria
un itu menoleh ke asal suara yang te
sar.." u
ucap Belfa
in mengajarkannya agar tidak melakukan ke
diri? Mengapa kau begitu mudah percaya
askan apapun! Itu mengartikan betapa
u yang salah.. aku memang benar ke tempat seperti itu, aku memang menyelinap keluar.. ta
kau lakukan kesana?!" Bentak E
mengatakan alasannya, bagaimana ia bisa datang ke tempat s
a ucapkan nanti, akan berdam
suatu kesialan? Mengapa kau terus saja memperpanjang masalah yang sebenarnya tidak ada Elisa
ya padamu" ucap Matheo sembari meng
adalah hari besar, jangan sampai kau kelelahan di acara putri mu
h lagi, dengan hormat
*
dan kakek Matheo m
ue, dan racikan kopi buatannya juga sanga
k membuka sebuah cafe, bahkan tanpa repot-repot, kakek Ma
, Belfa merasa sangat di untungk
or, memberikan sebuah Ruko 3 lantai sebagai tempat untuk membuka cafe
icilan selama setahun, untuk meng
-lambatnya tidak ada tenggat waktu terikat. Hingga uang pembelian ruko di l
as, maka pihak ke dua wajib
kan di bagi 20% untuk pihak pertama
baca proposal tersebut, karena itulah ia
& Bread by "B" (baby (pengucapan alai, khas anak-an
armawan, tentu saja kakek Matheo tidak pernah menolak permint
tinggal di Cafe yang m
n mengundang teman-temannya untuk bermain kartu di lantai tiga ruko terseb
ntuk hidup mewah. Tapi perbuatannya yang seperti itu, tidak membuat Be
*
g hias. Ia akan berjalan keluar, menuju panggung yang telah di