My Absurd CEO
terlalu jauh darinya sedang berjalan menuju tempat duduknya
urkan sekotak kue bertuliskan Homemade.
Ia tahu gadis yang ia kagumi itu tidak akan bisa menolak makan
a kasi
betapa pedih beban dibalik keceriaanya. Betapa banyak hal yang disembu
orang tua itu tidak mudah. Tapi aku tahu kamu
uat jantungnya berdegup tak menentu. Ah, akhir-akhir ini jantung Aylin berdebar tidak jelas hanya karena seo
tidak tahu kakak orang seh
mangnya aku
annya sedikit ambigu di dengar. Dengan cepat Aylin m
menggoda gadis yang ia kagumi sejak kelas XI. Walaupun ia sedikit terlambat
sih!" sangkal A
ihatkan kedua lesung pipinya yang terlihat jelas saat
las dulu ya. Jangan l
ng tergerai. Jantung Aylin semakin berdetak tida
i mengawasi dirinya. Sorot mata itu begitu penuh kebencian. Tid
ih
tiba-tiba menampik sekotak kue yang ia pegang. Hin
anjak dari tempat duduk. Mencoba memungu
as hati ia melihat gadis tidak tahu d
ti itulah kam
kali tidak mengerti mengapa kaka
as Misel memandang rendah Aylin yang
d kaka
gadis dihadapannya itu. Ingin rasanya ia me
ucap Misel dengan nada tinggi hingga membuat per
tonan para murid yang belum masuk kelas. Memang masih
kan kepala takut. Ia tidak tahu akan menjadi tontonan siswa sebanya
i kakak. Kak Misel jangan salah paham,"
orang pacar. Tapi ia mencoba untuk menahan rasa nyeri di hati kecilnya. Ia
adapannya berakting. Jelas-jelas ia melihat Aylin dan Devin
l
s bertubuh mungil itu tersungkur ke tanah. Tentu s
i paruh baya berseragam dinas.
an kedua pun terpaksa ia urungkan. Sayang sekali sudah ket
Masuk ke kelas
k Toro g
dari taman sekolah menuju kelas. Sementar
l 15
dis mungil yang ia tunggu sudah menemuinya. Setelah beberapa menit k
a Enzo langsung menya
rambut miliknya yang sengaja ia gerai. Namun nam
??" cecar Enzo
Ya Tuhan, Enzo terkejut bukan kepalang. Ia sama s
gis. Kamu mau d
semakin tersedu. Enzo benar-benar
kan untuk melajukan mobilnya pulang. Hingga tiba pada sebuah bukit y
nya Aylin menghapus sisa air mat
"Yakin masih mau nangis ditempa
m terbit dari bibir Aylin. Ia tidak menyangka ada tempat sebagus it
t! D
langkah kakinya. Alisnya berkerut membac
sahut Enz
elfon. Laki-laki bertubuh jangkung itu nampak tergesa kembali
ah
lkan begitu saja oleh Enzo. Terlebih ia
esalnya. Sepenting itukah panggilan telfon En
Enzo melupakan