(NOT) A Princess
ca yang sedang mendung. Oceana tak tahu dan tidak perduli, karena ia hanya terduduk di kursi k
i mendingin. Bahkan ia tak menyadari kehadiran Javiar yang sudah te
g kau pi
eh cepat, kemudian meraih min
ertanya balik. Sama seperti Javiar, ia juga baru saja sel
ari dan teliti. Kenapa aku mengamb
pria itu, "Minumlah, sudah tak hangat sih tap
embaik kok," Javiar tertawa pe
Kau pikir aku sama seperti para pe
etimbang mereka," ucap Javiar tiba-t
ka mengira kita memiliki hubungan dan aku akan
iat menjawab apapun. Toh, yang
ian selalu berdua.. Kkk~
isa gila karena kalian berdua
ertawa hingga gigi taringnya terlihat. Pria dengan kulit Ta
tak ada jadwal kuliah. Mau mai
lnya sudah berdering. Maka ia la
ul itu, Ana?" Haikal memekik tak pe
enapa denga
a dipakai menelpon t
al
am? Haruskah aku sel
bass
ponselnya sejenak
Na
," jawabnya langsung mematikan panggilan tersebut.
u besok teman-teman," pamitnya
shiftmu hari
Javiar tak tahu kerjaan keduanya ini. Sebenarnya
shift salah satu pegawai yang
berdiri juga dan membuat Ana semakin panik. Sekarang
pala. Ia butuh alasan yang masuk akal ken
av itu.
ada yang mesti ia sampaikan tapi ia lupa
, "Baiklah," ucapnya lalu menoleh melihat
egas pergi menuj
pergi begitu saja. Biarlah Javiar marah pad
nyuruhmu menunggu,"
nta maaf, aku terburu-b
ap
e K
ya. Kalau dalam kondisi normal ia tak mungkin menolak, menghemat uang kan
pi Javiar sangat tak suka dibohongi. Berteman sejak
Dia akan mengatakannya tapi bukan sekarang, seti
Ana sedikit menghela nafas panjang
Oce
sesosok manusia tingg
lagi s
ir ini banyak seka
ebt collector yang ber
akan membunuh Oksana ka
dia kenapa Ana ya
Bisa kembali bulan depan saja? Sekalian kat
H
pa
ni
pergi begitu saja sebelum or
ukaku seperti pen
ela nafas lega dan hendak kembali berjala
saja terus
sekali! Aku lagi
u-buru kau tahu! Kalau sampai aku kena ma
l
gadis itu yang
Kau Oceana, ka
a kau?! Lagipula kau siapa si
ali harus aku bilang j
a
a loa
ebih ke bingung dengan
maksu
asa begitu saja
kenapa kau menyuru
idak boleh?! Pokok
lari ke arah sana. Tapi ia tak
sadar kau
i, "Lalu?! Hanya karena aku pria j
Sh
angnya begitu saja. Untung ia sempat menghindar dan sialnya re
gku tiba-tiba?! Kan aku jadi refleks menendangmu!" anak itu panik sembari mel
at viral ini
n pelan. Bahkan ia tak memperdulikan da
ndadak karena kepalanya
. Kau b
n lemah begitu me
R
gsan begitu saja dan membuat s
al
lalu berlari panik menuju halte bu
hidupku normal. Kenapa aku berte
*
uli meski air liurnya akan menetes sekalipun. Pertama k
meronta-ronta bru
i? Apalah daya mahasiswa miskin sepertinya yang hanya bisa memakan mie instan saa
ya itu tak pernah memak
jalan masuk tapi ia dihadang oleh
salah masuk," katanya deng
erti gembel. Tak usah diperjelas begitu juga tata
na berfikir ia pun
tang kesini. Ini benarkan r
i apa benar-benar tak salah? Maaf bukan bermak
gaimana lagi. Aku memang miskin kok. Tak usah sungkan begitu kalau bicara. Langsung saja bil
icarapun ia takkan diijinkan masuk.
t aku atau aku pulang," finalnya lalu mematikan telpo
dengan wajah datar. Menatap Ana yang juga
ari menunjuk si pelayan yang sudah berdiri
aya tak tahu kal
karena berpenampilan sepe
n kampusku! Iya bukan pakaian ma
t kumal
a tanpa sadar ia mengh
Aku pulang!" ucapnya hendak berbalik tapi tangannya
inamu. Ayo makan, aku lapa
am jemarinya lembut. Perbedaan warna kulit yang lumayan s
na hanya karena di
enarik kursi agar Ana duduk lalu
engenaskan melihat atas meja yang di
g makan tapi hidangannya seolah
s meja sudah agak mendingin saat tangannya t
yan dingin. Akan kusuruh m
ggu
menun
ak makan
a yang
sa terharu dan tak
sah. Begini s
rahmu kalau tak mau," Naresh berucap datar dan m
a hampir
emas denganku! Dasar ka
pa menunggu Naresh. Dia tak perduli, ia terla
tengah memperhatikanny
b