You Have Me
menemukan seseorang yang dianggap tepat, menikah tentu saja tidak menjadi masalah. Namun, bagi mereka yang masih
adi kau malah diam saja?" Marshall yang sudah d
ngan ini kesabarannya bertambah dalam menghadapi bosnya yang hobi mar
Pria itu memalingkan
astilah sudah ada asap yang keluar dari hidung pria itu. Sayang sekali, Audrey tidak mungkin ter
h, maka satu-satunya orang yang tepat untuk menjadi p
ng Marshall disus
tanya sejenak. Sepertinya berduaan dengan komputer jauh lebih baik, daripada berla
g saya miliki akan jatuh ke tangan Miguel. Tetapi, den
os terlihat tidak suka jika harus berbagi harta dengan keponakan sendiri?
a sebagai uncle-nya yang paling baik hat
menatap nampan yang m
aya kalau suatu hari, ketika bosnya sudah tua dan tidak memiliki uang, tidak ada seorangpun yang mau dekat-dekat dengannya karen
ang apa
h kepadanya. Audrey mengangkat wajahnya dan langsung
ik berikutnya, embusan napas panjang pun terdengar. M
, hanya sedikit! Lagi pula, untuk apa kasihan terhadap oran
ara dirinya, mau bosan, kesal, atau suasana hatinya sedang buruk, tetap saja ia harus bekerja
menengok ke arah Audrey. Pikirannya
ya mengecek beberapa laporan terkait perkemb
ya juga sedang tidak ingin ke mana-mana. Jadi, kau
an bongkahan kelegaan yang memenuhi dada. Namun, sebelum tangann
r THT supaya saya tidak perlu meng
enyap. Dengan senyum yang dipaksakan, i
terdekat. "Dikiranya uangku tumpah-ruah sampai harus mengantre di rumah sakit cuma gara-gara kurang jelas mende
beda darinya, Audrey menaiki kendaraan itu selama kurang lebih lima belas menit. Sebuah warung pinggir jalan dengan banner bertuliskan Wa
pulang sebab Audrey tak pernah mendapatkannya. Kepulan asap rokok yang mengudara dan aroma alk
n kakinya menuju dapur. Ditaruhnya kantong plast
ringah. "Kamu beli lauk apa, Drey? Kebetulan bang
n kepada ibunya. Sukma yang tak peka membuatnya ha
ya menjauhkan tangannya ya
itarnya. Dia berjalan memasuki kamar, melempar tasnya ke ranjang, kemudian merebahkan tubuhnya di sana. Pikiran
iknya. Rumah adalah tempat di mana ia merasa bebannya makin bertambah berat. Kepingan-kepingan
bokap gue, n
bulan menjejakkan kakinya di sebuah sekolah menengah atas. Siapa sangka pad
sekolah seketika sirna. Audrey kembali menjadi seseorang yang menghabiskan waktunya di sudut perpustakaan untuk melahap bermacam-macam buku yang ada. Karena itu, dia yang tak memiliki teman dan selalu d
iayai sekolah," ucap seorang guru yang katanya dit
gatnya. Tak berselang lama, pintu kamar gadis itu tiba-tiba diketuk. Mau
Sukma dari luar pintu kamar. Dia memang tidak pernah masuk
alu berkata, "Mama makan
handuknya. Tanpa disengaja, tatapannya jatuh pada sebuah benda tajam yang tergeletak di meja. A