Ikatan Hati
uat telinga berdengung mulai mengecil. Hanya isak-isak tangis biasa. Si bayi yang berada di pelukan sang Ny
l menatap si gadis biasa dan berusaha mer
enyuh.
mata berkaca. Dia bersyukur ruangan ini cukup gela
sangat ajaib, Bian berhenti menangis. Bayi itu mendusel-dusel wajahya ke dada Bia. Tanpa sepengetahuan Rosa, Bian yang b
ta–antara gugup, takut Rosa memandangnya aneh dan geli sebab Bian yang seperti mencari sesuatu di dadanya mengguna
bersama Bia. Mungkin si gadis biasa bisa dipercaya untuk menjaga cucunya.
ah. Sampai jumpa Bian, Bia," k
annya beralih pada si bayi gembul yang masih berusaha mencari sesuatu di dadanya. "Iya-iya, dikasih kok. Ay
erbaring di ranjang. Si bayi tampak tak sabar karena meremas-remas pakaian yang dia kenakan. Bia langsung mengangkat kaos sert
i posisi ini. Menyusui Bian. Ah, meski dadanya termasuk rata, pun tak bisa menghasilkan banyak ASI, namu
ang cuma tiga huruf. Namun, keluarga Bimantara memanggil si gembul dengan nama Bian. Bia tak berhak memprotes–dalam hidupnya memang mengej
Malam ini dia bisa merasakan kembali perannya yang telah dia lepaskan. Mungkin, dia bisa melakukannya secara diam-diam. Selam
elumnya meletakkan bantal di tepi ranjang agar
tadi, jadi tak bisa tidur lagi. Berbaring di sebelah sang Suami yang sedang membaca buku tebal–
heran karena istrinya kembali tanpa bayi yang
Trus minta ijin buat tidur bareng Bian. Ah, kayaknya Bian suka sama Bia. Dia langsung berhenti
ala keluarga me
angguk, "Ya udah. Tidur, yuk.
angsung berhenti menangis? Sedangkan digendong oleh Rosa, Bian masih menan
n yang kelihatan masih muda–s
ih tua yang kemarin malam membukakan pintu untuk
r yang berdiri di sebelah Sri. Dari pos
gkat karena pergerakannya terbatas–sedang mengg
kut memamer senyum lalu mendekati Bia dan mencubit ringan pipi si gembul yang me
gapinya de
ri–rencana si gadis biasa memanggilnya, biar sopan–menginterupsi k
gi entah kemana. Mungkin ingin memul
emu beberapa pekerja rumah tangga di dapur. Dia memang berencana bertanya mengenai perlengkapan Bian, dimana biasanya si bayi dimandikan, makanan at
masih sembilan belas tahun. Baru lulus tahun lalu. Belum mendapat pekerjaan tetap–juga tak bisa karena mesti mer
g merupakan kamar mandi. Di sana sudah terdapat bak mandi bayi
, tapi karna kamu yang sekarang tugasnya rawat Tuan Bian, kamu bis
Dia tak tahu kalau semua sudah disiapkan. Dikira dia
isa bawa Tuan Bian ke kamar kamu. Saya bakal
i, si gadis bi
*