Alizeh
t lebih lenggan
sambil membawa barang dagangan yang sengaja m
bertegur sapa satu sama lain ketika mere
pak hangat, tetap saja Lutfhi sama sekali tak m
ukan kendaraan dengan p
ain terus memikirkan surat yang te
n yang sedang dia lalui berhenti se
melemparkan pandang
mberi tanda yang pas sekali saat menunggu lampu hijau deng
pring bed bahkan sampai ke
ub
yang dia dengar. Ketika ditelisik lebih jauh, ternyata suara it
g mata, Luthfi melihat pria
a
ereka suda
nak kita nanti
., ap
a c
ulillah. Toh baik engganya anak kita nanti, kita sendiri yang
jawaban sang suami. "Aku benar-benar tak menyangka te
gkin karena posisi Luthfi yang berada di samping mereka dan karena adanya angin
engabaikan seluruh ucapan itu. Lagi pula me
denger obrolan mereka berdua
lum menikah itu besar sekali. Kamu masih i
a kenyamanan yang lebih hingga aku sendiri terjerat pada kesakitan yang tak berarti. Atau semua yang telah menimpaku kala
menyangka dirinya berada pada kondisi yang begitu men
ia memutuskan untuk pergi sedikit dari tempat itu
dirinya merasa
as juga mencuri dengar ap
insting lebih pas dat
u cepet-cepet pergi ke sana buat sesegera mungkin menghentikan pernikahanmu. Bukan apa-a
l
tika pembicaraan itu kembali ia dengar, padahal d
r, dia baru sadar kalau keduan
apa, ya Allah? Aku benar-benar tak paham," batinnya di dalam hati. Entah kenapa
i masih dibuat bingung dan heran, seolah hatinya itu memiliki insting
ei
ngar yang sontak membuat
menyejajarkan motornya di sampingnya, "Kayaknya kamu
hfi merasa gugup
us t
da kok.
l. Dia tahu temannya ini sedang menyimpan sesu
rnya pasrah, "Sekarang kamu kemana? Maks
u tiba-tib
epada Azwan untuk maju terlebih d
semenjak dirinya mendengar obrolan tadi, hati Lu
mpu mensugesti pikirannya hing
pikan motornya sambil memperhatikan
ia itu terse
karuan. Entah ada sulap apa yang ada di dalamnya hingga membu
ya menetes hingga
tika turun dari moto
r takut, wan. A
? Takut
tiku tiba-tiba takut tak jelas. Aku tak tahu. Aku tak tahu apa yang h
tuju pada sebuah keresek hitam yang
engambil keresek i
ur
ku harus ke
untuk
ganggukan
nnya itu. Dia menepuk pundak Lutfhi sambil tersenyum. "Kam
Luthfi sambil melihat sur
sini dan tenangkan pikiranmu. Sebentar lagi aku akan kembali,"
emberikan sesuatu yang tidak menjanjikan untuk diberi tahu dalam
tak tahu harus bagaimana lagi cara yang tepat bagi diri
.