Alizeh
uthfi lantas diajak Arth
ergian dari luar. Meskipun hanya di lingkungan pesantr
iliputi kehampaa
nar indah, terasa lebih buram h
ia bangkitkan dalam d
h terekam jelas dalam memorinya, benar-bena
secep
saja untuk bisa pulang ke kampung h
ertunangannya dengan pria lain dan kabar pernikahan itu semak
eberapa hari lagi dirinya ak
buah kebahagiaan ka
u akan membuat darahnya berdesir hebat seakan tak ada lagi k
amplop coklat yang sudah terlihat rapi, dibalut dengan pe
lu
pun, ia bubuhk
las yang membuat Luthfi seketika
Rasanya, dia terlalu malas melakukan banyak
di tempat mana saja dirinya harus mer
tu membuatny
tralkan rasa sesak yang ada dan tak lupa mengontro
ik
era beranjak menata tujuan da
i waktu manapun Allah pasti akan m
bati seluruh kesesakan itu d
dalah saat-saat bayangan tentang tulisan i
kemudian. Nampaknya, dia tahu betul temannya ini
e sana," sambungnya lagi, "
pergi kemanapun. Aku masih akan tetap
ad
tahan di sini
dengan pola pikir Luthfi yang selal
ras kepala. Hanya saja karena Artha sudah berteman lama dengan Lutfhi dan
hfi sedang berusaha mencari titik terba
ang. Apalagi kamu sendiri kan tahu betapa kharismatiknya beliau? Sudah aku katakan sejak awal, kalau kamu sampai pulang hari
nyum kecil. Dia mengangguk dan me
an tak akan pernah mel
harapan di catatan kecil dengan tulisan supaya k
beliau," tukasnya dengan cepat,
puk pundaknya, "Kamu sudah
ku tahu dan yakin kalau dia tak akan pernah mengkhianati cintaku. Dia pasti akan menungguku karena cintanya akan selalu terjaga untukku," Lut
kamu sendiri yang malah menelan semua pil pahit itu sendirian saat tahu ekspetasimu tak sesuai harapan,"
a saat ini, Zira sedang berada
, tapi di sisi lain ada banyak tekanan dari ke
masih terbayang jela
nya pun tengah berada di posisi yang sama seperti Luthfi hingga akhirnya, tetangganya itu mau
k? T
harus be
asa tak ada keanehan yang terlihat, dia lantas menga
ikut b
Tak berangkat denga
in sendiri karena setelah pulang dari kantor
Artha khawatir dengan keadaan temannya se
dan ditakutkan malah tak fokus
n kepalanya tanpa m
itu mengambil kunci motor lan
gantungkan pada langit dengan dalih besar kal
memperhatikan amplop cok
penantian kesabaranmu, Zira. Aku tak akan lagi terlalu khawatir memikirkan itu semua karena aku y
kan Luthfi yang sedang menghidupkan motorn
terliha
da kabar yang mampu membuat hati
.