Rahasia Inang-inang Internesyenel
olehnya. Rasa lelah dan jetlag akibat menempuh perjalanan panjang selama lebih dari 20 jam, tidak membuatnya me
justru membuatnya lunglai. Kalya hampir tidak bisa menahan air mata yang dengan susah payah dia bendung. Selama perjalanan dari Indonesia menuju Roma, dia sudah menangis tiada
terbuang hanya untuk mengurusi bagasi. Sedetik setelah dia menerima telepon dari Rodriguez perihal kematian suaminya, serta
n, dia memakai kaca mata hitam yang membingkai sebagian besar wajah bulat khas asia miliknya. Kalya mengangkat
angan pikirkan aku dan Jose. Percayalah, aku akan menemukan anak kita, dan menjadikannya laki-laki kuat dan berani seperti dirimu." Setelah mengafirmasi dirinya sendiri, Kalya bergegas menuju arrival hall, di sana telah menanti Rodriguez d
pengemudi dan penumpang. Sehingga apapun pembicaraan yang terjadi di ruang penumpang, tidak akan di dengar oleh pengemudi. Dia selalu men
dari pikiran kotornya. "Tidak, bagaimanapun aku tidak boleh mengambil kesempatan dalam kesempitan. Aku harus tahu membalas budi kepada keluarga
memecah keheningan. Dengan susah payah mengusahakan agar tidak ada
esi pemakaman. Aku tidak ingin kamu tidak siap dengan itu." Rodriguez mencoba berempati. Segala ucapan yang dikatakan sebisa mungkin k
tiba di rumah, bisa mengantisipasi situasi yang mungkin tidak aku pahami. Biarkan aku mencernanya s
pi.
ahnya tetap menghadap ke depan, namun saat Kalya melirik dari balik kaca mata h
apa resort di Lombok, Indonesia, terjadi kericuhan di mansion. Kompetitor pada bisnis baru kita berupa perdagangan permata, menyerang man
berpaling pada Rodrigue
ercayalah, aku sudah menolak didampingi oleh Pi
ya, bahkan jika harus mempertaruhkan nyawa mereka. Pasti ada yang tidak beres jika sampai kedua pengawal itu dijauhka
yakinkan bahwa Jose aman bersamanya. Karena Dimi
situasinya. "Tidak apa-apa, Rod. Aku
an Romelio ditemukan pingsan dengan luka tusukan di lambungnya, lalu kami segera membawanya ke rumah sakit. Sesaat kemudian aku menerima sebuah foto mayat melalui ponselku. Kondisi mayat sangat memprihatinka
gejolak di dadanya sekuat tenaga. Dia tidak boleh t
mi, dan kami mengambil 'permata' kalian, ambil paket kalian di tempa
nemukan lo
no sedang menyeli
u gambar, apakah sud
ing, kita masih harus menunggu. Rupanya orang yang se
ya setiap saat te
as
yang mer
ak a
nyit heran.
ar. Dan entah mengapa hal tersebut menjadi pemicu pembunuhan terhadap Dimi dan pe
riksa saham pe
nnya, dalam ringing pertama, seseorang di seberang sana langsung menjawab, dan Rodriguez tanpa basa-basi
engembun di dahi Rodriguez, padahal temperatur di dalam mobil cukup nyaman, sama sekali tidak panas. Sementara diam-diam Kalya sudah mulai menarik beberapa kesimpulan,
a taman pertama, mereka disambut oleh air mancur yang berada di tengah, seolah mengucapkan selamat datang kepada setiap yang melintasi bingkai jalan yang mengelilinginya. Masih ban
Lalu setelah melewatinya, mobil melaju perlahan menuju area belakang mansion. Makam keluarga Diaz berada di bagian belakang mansion
resortnya di beberapa tempat yang tersebar di Indonesia, namun lebih kepada liburan dan mengenang masa lalunya yang sederhana. Menaiki jet pribadi akan membuatnya tidak nyaman dengan pandangan dari teman-teman lam di kampungnya. Hanya saja, dia menyesal tidak mengajak Jose untuk ikut bersamanya ke Indonesia. Seandainya saja dia memaksa Jo
ntuk melihat mayatnya dengan mata kepalanya sendiri, entah seberapa hancur tubuh di dalam peti tersebut. Mereka hanya me
Aku benar-benar harus berusaha sendiri sekarang. Aku pasti bisa. Dimi bantu kuatkan aku! Pergilah dengan tenang, aku aka
mperlihatkan emosi maupun asumsi secara jelas, meski terhadap kerabat sekalipu