Cinta CEO dalam Jebakan
merasa lelah dala
rat. Walau begitu, kaki harus tetap melangkah karen
cilnya. Setiap kali bunyi reruntuhan bangunan terdengar me
me hingga hampir maksimal. Tidak ada satu pun di dunia ini yang mampu menghen
u? Kapan mereka akan b
rat dan cepat, ia
" tanyany
mengerjap. Namun, sedetik kemudian, se
Nona Gabriella
alis mengamati pria asi
ik, dan sepatu pantofel mengilap di ujung kaki. Tidak salah lagi. Pria itu p
ng laki-laki tampan? Cih, pemikiran yang dangkal sekali,"
arik. Tolong katakan kepada atasan Anda untuk berhenti mengganggu saya dan rumah ini. K
ya yang kekar. Mata si tuan rumah pun terbelal
agar tidak terbuka lebih lebar. Ia takut ji
itu." Senyum manis kembali diperlih
ngerutkan alis mengisyara
menjual rumah ini, perusaha
Apa bedanya d
u, mohon izinkan saya masuk da
tapi, laki-laki di hadapannya sama sekali tidak mengubah ekspresi. "Anda b
pria tanpa sedikit
ah menghela napas samar dan mengangguk kecil.
gan lengkung bibir yang manis. Bahkan sampai i
bil meletakkan secangkir kopi dan sege
erkenalkan, saya Max d
," sela Gabriella de
ia itu mengangka
agi yang tega mengganggu kedamaian hidupku ka
kembali manis. "Oh, baiklah. Saya m
ya mengangkat
tikan. Apakah Anda yakin tetap tidak ingin menjua
k napas panjang d
tinggal di rumah ini jika proyek
Y
ung tinggi mengel
ngnya. "Bukankah maksud Anda datang ke sini bukan
antai. Selang satu kedipan, ia meletakkan sebuah map di atas meja.
riella membaca dokumen te
ami tetap dilancarkan. Anda tidak akan me
i, kalian benar-benar tega mengubah lingkungan ini
termasuk pekarangan dan pagarnya. Kam
iella mendengus
? Poin-poin yang Anda sebutkan tadi tidak tertulis dalam
perti apa yang
g gadis mend
ahaan Anda penuhi. Silakan nikmati kopi ini selagi menungg
tergantung di dinding diamati dengan saksama. Begitu pula dengan piala yang terpaja
narnya pere
di ruangan sebelah. Pengamatannya baru ber
a bahwa perempuan itu memang unik?" Max tersenyum mi
au perempuan ini disuap oleh pesaing bisnis kita
ekali? Kudengar, Gabriella itu sangat memesona.
Memesona?" gumamnya sembari melihat kembali foto G
" desah pria itu se
ris melompat keluar. Sedetik kemudian, cairan hitam yan
enapa peda
Belum sempat air membasahi kerongkongannya, bunyi s
ya dengan sapu tangan, pria itu
ganga. Malangnya, semua pintu yang ia tuju terkunci rapat. Kedongkolan seketi
rmainkanku." Dengan tangan terkepal er