Cinta CEO dalam Jebakan
engah makan malam. Nasi di piringnya sudah hampir habis
lain? Ck, sebenarnya, siapa orang yang me
enjaga," tutur seorang pelayan semb
os penjaga?" tanyanya yang dij
perempuan gila it
sang CEO menjawab pang
memaksa ingin ber
seketika beruba
ya Gab
gsung lolos dari
memilih untuk datang kemari? Ap
juran yang tersimpan di pos?
, Tu
nya terangk
dia tidak menghabiskan dua gela
tanya si penjaga se
Ada
Gadis ini tampak sangat polos. Bag
, Pak. Tampangnya mungkin saja lugu, tap
lah,
aktu, Max beranj
ang menggenggam ponsel menunjuk
juga. Ter
pil yang disediakan, s
mah ini. Kalian tidak perlu menyambutnya. Katakan
amar
ol nomo
. "P-protokol nomor satu? Apak
kungkan se
umumkan protokol itu. Rumah ini haru
k, T
rekan-rekannya. Ia berbisik dan dalam sekeja
uan itu masih bisa berbohong se
minumnya!" tolak Gabriella
tidak boleh masuk
gan CEO Quebracha," ujar ga
harus mau mem
temu, matanya berkedip-kedip memelas. Akan tetapi
Gabriella mengangkat sa
itu ketika hidungnya
saja,
riella menenggak minuman ya
lagi,
u la
desak tangannya untuk mengangkat gelas baru
nah ia cicipi sebelumnya. Dengan tangan terus memegangi kerongkongan,
u luas. Kenapa masih menghancurkan rumahku?" gumam Gab
ngan gemetar. "Silakan naik tangga lalu belok kiri. Mas
u berjalan keluar dan menutup pintu rapat-rapat. Begitu mendenga
akan? Kenapa pi
tu dan mencoba membukanya. "Benar,
erat. "Aku sudah sejauh ini. Tidak mungkin ak
angga. Saking fokusnya, ia bahkan tidak sempat meme
Quebracha, dia tidak berhak men
ntikan langkah. Setelah menyeka wajah dan menarik nap
boleh terli
ia menjejakkan kak
sebuah ranjang. Gadis itu baru sadar ba
in Gabriella sembari mengerjap. Rasa
rang laki-laki dari sudut ruang. Gadis yan
u .
acung sementara mulutn
EO Que
tangan ke saku celana
kaget, Nona. Bukankah An
Dengus kesal menyusul setelah ma
u karena kesal, karena merasa direndahkan, dan karen
ng sangat hebat, ya? Aku hampir
depan dada dan menga
" tanya Gabrie
i. Seharusnya, aku memberinya tiga gelas
uti saja permainan Anda.
spontan menger
rumahku itu bisa di
ngguk den
ka tidak, tidak mungkin Anda repot-repot data
kata-kata sang CEO. Napasnya kini memburu set aku ber
i berkumpul t
nggalan orang tuaku. Semua kenangan kami ada di san
pala. Kesedihan dan kemurkaan telah me
rumah itu sama saja dengan menghancurkan hi
a di wajah merah Gabriella tampak sangat nyata. Ia ingin
. bata-batanya bisa disemen ulang. Kayu dan papan bisa disambung dengan paku. Atau, gelas kesayang
sudah tidak memiliki tempat untuk memuncak. Alhasil, dengan j