Gairah Bad Boy Salah Sasaran
Apa di
hwa dia bukan Vivian. Elang memaki dalam gumaman kecil, "Brengs
ampingnya. Untuk menyalakan penerangan, Elang juga merasa enggan. Selain pusi
i, padahal rasanya aku sering mencium baunya. Benar-benar membuat ota
nya Elang memilih untuk tidak peduli, hal itu terjadi karena dia mulai kesulitan mengendalikan diri dari hasrat yang mulai membak
i tubuh kecil yang ada di sampingnya. "Mbak ..
kan, tapi Elang memang tidak serius membangunkan perempuan tersebut, sentuhannya terlalu lembut tanpa membuat gunca
g penting anget!" gumam El
ng masih sedikit punya kewarasan untuk mengingat dimana dia harus tidur malam ini. Terbukti tas dan sleeping bagnya ada di
Dia ingin menyentuh lebih banyak kulit yang terasa lembut di tangannya. Makin menghimpit dan sedikit menindih pere
jauh. Elang masih sempat berpikir logis tapi jengkel, kenapa masih saja ada kebai
si!" Elang bermonolog lirih pada bisikan kotor yang memenuhi kepalanya
membuai bibir yang rasanya pas saat dihisap. Bibir yan
gannya menelusup dan menahan kepala bagian belakang si perempuan,
galir lebih cepat dari perkiraan. Bahkan tubuhnya kini
eflek naik ke dada, mengelus dan menggenggam b
seperti kambing tercekik. Elang membungkam cepat deng
an sedikitpun pada wanita yang membuatnya panas dingin untuk menjawab. Tangan Elang
skan!" Suara manis yang tenggelam dalam m
bernama Nindya itu berusaha mengenali orang yan
eminta tolong pada Daniel untuk mengantar ke acara makrab mahasiswa baru karena tidak enak jika harus berangkat bersama k
ng lembut bahu pemuda yang menghimpitnya. "Dan
ya diambil alkohol yang baru beberapa waktu lalu diminumnya, tapi dikuasai oleh birahi yang m
di, tangannya memaksa bergerilya dan membuka pakaian bag
terdengar miris, tapi sayangnya tidak digubris oleh Elang. Dalam pikiran Elang, Vivian t
wanita yang setengah hati menerimanya, Elang benar-benar
kena tanggung, bukanlah bag
. Tapi jika dia menolak dan membuat keributan, bukan mustahil semua orang akan tahu k
um Daniel di indera penciumann
ikirkan Elang hanya bagaimana caranya dia cepat men
ahnya hingga langsung menyentuh dasar wanitanya, menarikn
anpa henti dan tanpa ampun. Kewarasan Elang benar-benar berada
kembali menghampiri pendengaran Elang.
ebenarnya tidak bisa dibilang mesra, suara Nindya lebih ke
nya, lalu erangannya keluar bersama dengan gigitan pelan pada b
buh yang sudah membantu mengurangi kram otaknya. Elang lalu mengelap
enghilang dalam kegilaan. Elang membuka tas dan mengambil pakaian ganti, mengen
lagapan. Siapa yang dimaksud
angannya, membuat Nindya bergerak cepat m
mengamati wajah yang sekarang membuatnya penasaran. Sedikit gentar saat menebak
ngan tidak menjawab pertanyaan Nindya dan menjelaskan siapa dirinya.
ah merasakan kedalaman yang sangat menghan
ampir sama, hanya menyenangkan saat gairahnya meledak, lalu rasa
dalam pikirannya sejak dia masuk tenda. Tapi sialnya pesona Afrodit dalam tubuh Vivian sangat mempengar
t dan penuh sesal sesaat setelah menyalakan p
uk dan tengah. Elang lalu menggeleng dengan berat, tidak percaya dengan apa yang tel
lis dan menyahut galak,"Ini bukan salah p
sambil memegangi pusat tubuhnya yang nyeri, lengket dan berdarah. Dia mengumpa
ketus Nindya. Dosennya memang benar, Elang benar-benar sedang salah sasaran. Alih-al
alah, tiba-tiba saja Elang ingin menangi
AK
mendarat pada pipi E
AK
n dari rasa sakit hati perempuan yang me
nar tidak sengaja!" kata Elang berus
AK
dengan kasar, tidak sudi mendengar permintaan maaf dari pe
ng dirasa tapi sejenis dengan harga dirinya yang terinjak saat
at memelas. Dia menggenggam tangan Nindya erat, m
aha menarik tangannya
saja menamparnya dengan penuh kelembu
ebarkan mata tak percaya. "Kamu panggil saya Nindya saja
uas," ujar Elang melepaskan tangan Nindya dengan
g tidak akan mengembalikan apa yang sudah hilang dari dirinya. Virginitas. Enta
embawa dampak dan cerita panjang bersama perempuan yang berprofesi sebagai dosen muda di kampusny
gannya tahu kalau dia salah mengenali orang yang masuk
*