icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

HOT DUDA

Bab 8 Ciuman Biasa

Jumlah Kata:2520    |    Dirilis Pada: 10/07/2022

A

Y RE

*

ha

itu hanya ciuman

angat berbahaya. Namun ketika hendak pergi, ada sebu

ke mana?”

mata Taran, “Saya mau ke atas, ketemu

ah saja sama saya,” gumam Taran, sejujurnya Ta

ari pada bersama kamu,” Resti lalu mele

hy

pria yang dengan lanc

ng kiss. You lik

es

berciuman dengan pria itu. Ia akan menganggap bahwa itu sebuah kekhilafan. Mungkin karena tadi mereka terbawa suasana, ia berharap bahwa Taran

sa bibir tebal Resti yang lembut dan aroma saliva-nya yang khas. Ia juga tadi mencium kening, pipinya dan kemudian

*

ejora sudah menyelesaikan ritual mandinya

p Resti ke

gadis itu lalu melangk

ba masuk sini

ra mengenakan pakaiannya, sambil melirik

di dengan Taran, apa yang dia lihat tadi seharusnya tida

khilafan. Ia tidak ada berniat sedikitpun untuk dekat dengan abangnya apalagi memacarinya. Ucapan Taran t

ora sudah berpakaian lengkap dengan

i kamu lihat. Kamu seharusnya tidak melihat

kok kalau mba, kalau mba pacaran sama mas Taran,” Kejora duduk di meja hiasnya, ia

iat untuk menjadi pa

, banyak teman-teman se

k b

ke sekolah. Terus temen-temen Kejora liha

evita nggak mungkin ngeja

lagi. Kejora langsung kabur kok, masuk kamar,” uc

ya, seolah tidak mempermasalahkan apa yang telah ia lakuka

buatin untuk kamu,” Tanya Resti,

deh mba. Mba bi

i terangk

engen makan

tin soto betawi, s

Resti. Mba Rest

ntuk kamu, soalnya jam tiga kita harus ke stud

a m

Kejora tentang aksi ciumannya tadi, karena Kejora dan Taran itu hampir sama.

*

a jam k

ontrol jika mereka berduaan. Karena ia masih mengingat bagaimana Taran mengecup bibirnya. Bayang-bayang itu seolah tidak bisa lepas dari pikirannya. Ia akui bahwa Tar

besar ini sudah terjual habis dalam hitungan jam. Kejora juga akan berduet dengan beberapa musisi

baik. Para crew TV semuanya mengenakan pakaian hitam dengan mengenakan lanyard id card di leher mereka. Banyak dari

rah layar ponsel, “Ben Calling” Resti menggeser tombol hi

ia duduk di kursi, sambi

di sofa bersama Robert, karena menun

ung, ini lagi di backstage.

malam sama Robert.

10 menit lalu di jam 21.00 duet den

en mengakui kehebatan Kejora, dia masih muda nam

ya

dahal dia baru di

suara Kejora yang unik, jadi kemarin ngajakin Kejora

jam berapa?

tengah

aya je

lang sendiri, la

gak?” Tanya Ben, kar

cleaner untuk cuci costume Kejora

mu keluar sama Robe

“Owh ya, ke mana?” T

beli sepatu, sekalian makan siang

n ucapan Ben, “Oke bisa. Saya

ok saya dan Rob

ya

n meriah setiap kali music berhenti. Sepertinya artis pembuka, membawa kan lagu

agar tenang. Mereka menatap pintu terbuka, mereka memandang Pevita di sana, wanita itu mengenakan dress berwarna kuning dengan make up ya

tidak sendiri, dia bersama Taran, pria itu mengena

nton konser Kejora yang sebentar lagi di mulai. Mereka memang pasangan

yang terlihat ingin menga

Kejora lalu mengg

ki Resti. Taran memperhatian Resti, wanita itu mengenakan celana kulot berwarna putih yang di match dengan tang top crop tanpa lengan ya

an,” uca

” sapa Taran

sa masuk?”

masuk ke dalam. Mas ingin tau kamu di back

ntuan sama mba Resti? K

n dia sibuk ngurusin kamu,” Taran me

, jadi mas sekalian aja

elingkar di tangannya, sepertinya adi

mu harus semangat dan rilexs. Sebelum manggung berdoa, agar hati kamu tenan. Mas yakin,

a,

tidak tenang, jika pria itu masih berkeliaran di sekitarnya. Namun ia juga tidak bisa menghindari pria itu, karena ia berkerja dengan Taran. Jik

show

k lalu mereka berdoa bersama. Setelah itu para crew

t’s

nya yang masih muda bisa menguasai panggung hiburan, dia masih remaja namun sudah seperti penyanyi professional. I

membuatnya dilirik beberala lebel rekaman. Beberapa artis berpapasan dengannya mengatakan bahwa K

ra melangkah menuju belakang panggung. Resti berikan sen

esti, hanya itu lah yang i

h Resti dan mengucapkan terima kasih, karena ber

rang kita move, ganti costume, karena beb

ke

Kejora berganti costume. Resti dengan tenang duduk di kursi plastic sambil memperhatikan Kejora. Resti memandang

wujudkan mimpi Kejora konser di panggung besar ini. Tanpa

i kinerja kamu. Saya

. Sedangkan saat ini dia bersama Pevita? Baru saja tadi pagi pria itu mengatakan lebih baik berkencan dengannya dibanding dengan Pevita. Justru mala

vita? Taran bukan siapa-siapanya, tidak seharusnya ia memiliki sikap seperti ini. Lagi

kasi lagi. Resti menatap pesan singkat dari

tidak membal

lu menyibukan diri mengurus Kejora. Resti melihat Kejora wajah itu ter

*

jam ke

i menyambut kedatangan mereka, dengan wajah Kejora yang setengah n

akan ke dry cleaner di tempat khusus pakaian, karena costume Kej

masuk ke dalam, sambil membaw

a,

mandi ya, hab

a m

besok kamu bole

ya

a mengangkat tas Kejora lalu dua orang itu masuk ke dalam kamar. Resti m

tu baru saja keluar dari kamar. Dia masih mengenakan pakaian yang sama saat berada di backstage tadi. Resti menco

ggak balas

telinga, “Tadi saya sangat si

a, Resti,” sejujurnya ia tidak su

ik itu gampang, hanya bu

dari sini sebelum Taran menanyakan kenapa?

k perlu saya jawab. Di sana kamu tidak memberi konotasi dengan per

kamu membala

ekarang sudah larut dan saya harus pulang,”

sti

g Taran, pria itu mendekat

tar kamu

gan, jangan, saya bisa pul

ntuk kamu pulang sendiri. Saya t

terbiasa pulang

s. Resti menelan ludah ia merasa tidak enak, lagi pula, b

mobilnya?”

sa pulang sendiri, bahkan pu

hawatir sama

aksud saya, nggak perlu repot-repot dia

jam satu malam, kalau terjadi apa-apa sama k

m segini di Senayan masih rame, apalagi di Kemang, Senopaty. Semua

kamu pulang,” ucap

merogoh kunci mobil di saku jasnya. Ia tidak tahu lagi akan berkata apa, ia lalu menyerahkan kunci m

t, saya mengambil dompet

itu masuk ke kamar. Beberapa detik kemudian, pria

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka