Two Sides
(Aut
ap Hayi tergagap seraya bangkit perl
alem yang begitu pendek roknya, di atas lutut. Terdapat renda pink dan bunga di tengah dada men
arus dia katakan sekarang? Mau menjawab jujur atau bohong se
seperti biasa." Dengan satu kalimat saja, kedua bodyguard ter
ini, aku pikir kau ti
unjukkan Hayi sedikit membingungkan bagi Minjun. Sebab dirinya sama sekali tidak ber
ekali tidak menjawab pertanyaannya. Minjun lebih memilih meninggalk
belakang dengan langkah riang. Karena merasa beruntung, sebab Minjun
-tib
ung pria itu tanpa sengaja. Seketika Hayi mengerang sakit.
t. Lalu berbalik juga kebelakang. Saat sadar ke
sudah s
nya menatap Minjun penuh minat. "Um, b
tulan aku akan langsung ke kantor
an pria itu akan terulur dengan mudah. "A-aku bisa jalan
bebas. Dari awal sudah dibuat kesal, sekarang tawarannya di
ingin mengejar kepergian Minjun, tapi diurungkan sebab akan sama
sarapan ke kamar. Kebetulan saat masuk kamar, Hayi baru selesai mand
ja trolinya dari kaca almari. Dia berbalik dan menghamp
ari menaruh nampan bulat di meja kecil dekat ranjang, bersama dengan tutup saji stainless. Berisi beberapa menu masakan
nilah sebabnya ia tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum. "Bibi, terima kasih.
n yang di ambil dari kantung depan celemek. Dia tersenyum menatap Hayi. "Terima kasih, Nona Hayi
jun. Pria itu sudah selesai sarapan atau belum ya? Tapi kalau melihat jas
memilih makan sendiri, itu artinya kamu bebas dari dominasinya. Hayi mengangguk sambil mengepal
g ada di atas nampan. Suasana hatinya juga berpengaruh. Dia tidak akan m
? Bibi Ji Ah memang pelayan senior di sini. Itu sebabnya dari semua pelayan yang ada, hanya Bibi
mpan bertudung stainless ke dapur dan mencuci semua bekas makanan yang ada di
un tiba-tiba menarik pergelangannya dari kucuran air. K
u men
an yang mengurusnya. Bukan
!" Maniknya memandang lantai,
rmu untuk ini," pangkal hidungnya dipijat sendiri, "kau seharusnya sadar. Dan
pikir kau s
ya tanpa berkedip. "Apa perlu kuberi
membungkuk dalam. "Maaf!
bih lama. "Ikut aku." Dua kata yang hanya bisa Minjun ucapkan dalam
e tempat SPA di Seoul. Pasti sekarang suasana hatinya sudah bena
Hayi tahu lelaki ini sangat kaya. Namun dia tidak menyangka kalau garasinya saja bisa seluas ini, menampung sepuluh mobil dengan merek dan warna yang berbe
as
ka pintunya dibuka secara kasar oleh Minjun. Belum sempat memasang seatbelt send
dirasa sudah memasang seatbelt dengan baik, Hayi mengangguk pelan. Mi
luas. Baru lah bisa sampai ke gerbang berwarna putih. Di sana ada seorang satp
an sendiri oleh pemilik rumah. Dengan catatan, harus menuruti semua titah dari Yang Mulia Baginda Minjun. Sangat menyebal
yang kehilangan arah. Dirinya langsung keluar tanpa menunggu dibukakan pintunya oleh Minjun. Lalu me
hitam dan topi di tangannya. "Ini, ambillah. Identit
ut dan langsung dipakai. Kemudian mengi