icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Two Sides

Bab 4 Sifat Aslinya

Jumlah Kata:1038    |    Dirilis Pada: 04/07/2022

n. Kedalaman matanya sungguh membuatku tak berku

entikkan jari tepat di depan hidu

tidak tuli tapi hampir buta karenamu!"

at berbahaya. Dan aku tahu risiko

kali. Buku yang selama ini dipeluk, langsung direbut dan dibuang hin

ngan gemetar di tubuh. Yang ada, aku tetap mematung dengan kedua tangan berpegangan erat ke meja. Tubuhnya s

cukup kuat. "Sudah bodoh sok melawan, Kebodohanmu jadi berp

langnya menatapku lagi. Sial, kuakui matanya memang mempesona dari awal aku melih

, kau tidak akan bertingkah seperti

ya aku ingin berontak. Tapi aku takut. Badanku gemeta

ni untuk menciumi leher dan mendekap pinggangku makin erat. Sungguh, aku tid

." Kalimat memelas akhirnya keluar. Seke

menciut. Ya, nyaliku mengecil dan ingin segera

anjian itu berlaku hanya ketika kau k

ap dan kekar. Dan hal yang kutakutkan pun terjadi. Dia menggodaku dengan jemarinya yang lihai dan berhasil membuat

. Padahal air mata selalu jatuh, tapi aku tidak pernah mau menunjukkannya. Entahlah,

*

selalu menghangatkanku saat dia sedang mandi. Selama menunggu, tak tahu mengapa aku terus bersendawa.

kali tak berselera untuk memperhatikannya kali i

a?" ta

kan rambut dengan handuk kecil dan sebuah handuk menem

ya karena dikelu

nya. Benar-benar terke

nduk di pundak, menatapku dengan alis

ku langsung memanas. Antara malu dan kesal, dua-duany

au ingin aku bertanggungjawab,

dan menggigit bibir. Ada apa dengan hatiny

lu

ai ucapannya, semua yang keluar dari mulutnya tidak ada yang bagus. "Tidak, lup

embali terlihat. "Tidak perlu kau ingatkan, aku tidak aka

ku sekarang, hanya ingin pergi dari sini s

culikku untuk memuaskan hasrat seksualnya sampai kewarasanku

tinggal di sini. Aku mengenal semua pekerjanya hingga ke tukang kebun. Me

enyegarkan pikiran dari kegiatanku yang monoton. Di sini adalah tempat paling cocok untuk beristirahat. Karena lokasinya tersem

eras langsung mengalihkan perhatian. Aku bangkit, mencari asal suara. Mencarinya samp

rinya malah memerintahkan dua pria di belakang untuk langsung mengubur jasad pria tadi. Seketika aku menelan l

engulanginya. Jadi, dia memang pantas mati. Paham kalian?" Semua tukang di sana mengangguk serentak. Seakan sudah te

keluar. Sebuah pembunuhan nyata sudah terjadi di depan mata. Seakan h

ini? Itu sebabnya mereka terlihat biasa? Namun, tetap saja. Bukanka

an kepala menunduk. Jadi pria itu adalah Minjun. Dia mem

Di mataku sekarang, Minjun hanyalah s

dang apa

di samping ini milik Minjun. Ujung sepatunya

wa

rus ba

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka