Two Sides
(Lee
ang hari apa, malam atau siang, bahkan aku sudah lupa kapan
bagian dari indraku pun berkurang fungsinya karena terus pad
rapa sekarang. Namun, aku bisa menebak, udara seperti ini selalu terasa di pagi hari. Kisara
dibuka. Telingaku dapat dengan mudah
lirih si pelayan dengan bunyi ingus tersedot. Sek
ak sakit karena perlakuan Tuan Minjun," tuturnya. Aku dapat me
," ucapku pel
annya. Jika saja ia tidak memberi tahu rahasia tuann
Maka, aku perlu mengikuti permainannya dulu, untuk kemudi
uan secepatnya mengel
"Hm, terima kasih. Tapi ngomong-ngomong,
engan topping potongan sayur dan suwir daging. Aku tidak tahu nama dari bubur yang dibuatnya, kare
minggu lebih. Biasanya pria itu akan datang setiap malam, tapi kemarin malam ia tidak datang. Ak
rbuatannya. Dia memang kasar, tapi tidak pernah memukul. Namun, tetap saja ak
kl
uruh pelayan perempuannya untuk keluar. Beberapa menit kemudian dirinya
ali lagi
? Merin
kan seorang pemerkosa?" pekikku
i kulihat, kau seperti perempuan baik-b
k saja. "Sudahlah, lakukan saja apa yang
kali dia mulai menghubungkan dirinya padaku. Menahan ketakutan dan mual secara bersama
gil jika didekatnya. Mungkin karena hal itu, perla
umnya, pagi ini aku men
la
n cepat
gi seperti dulu. Aku tidak menyangka, pengala
di dan mulai mengenakan pakaia
au mulai m
jangan
ya. Tampaknya aku harus member
ngga dia berkata demikian? Bagaimana ini? Napasku tercekat ke
anyaku dengan tubuh mu
Memukul dan memperlakukan diriku dengan kasar. Mengguna
rasakan sakit ketika ia memukul atau menyakitiku. Semaca
?" kalimat Minjun terhenti, "atau mun
dia mau melak
pernah menampakkan kelemahanku! Minjun Brengs*k!" Akupun tak k
e samping, seperti baru
sini aku masih mencoba mempertahankan harga di
ri sebelah kiri telinga,
manajer, maupun teman-teman, mereka sangat tahu sifatku. Hal sepel
i dari perempuan lain karena milikmu sudah
sekali jika mengingat hal itu. Tapi aku haru
tidak sedih. Yah, awalnya memang seperti orang depresi
pa detik membuatku semakin ngeri kalau tiba-
tiba-tiba d
terk
sung menyorot dari celah gorden yang terbuka. Alis t
" kata Minjun den
menukik indah. Warna matanya berbeda dari orang asia kebanyakan. Leb
ah itu? Si pemerkosa? Sadarlah kau Hayi! seruku dal
at a
id
ayan dalam posisi masih seperti ini. Menyeb
puan itu ketika masuk ke kamar ini. Bagaimana tid
n?" tanya perempuan i
ta makian ingin kuteriakan padanya. Namun, seakan terhipnotis,
yan tersebut segera berlari dan menutup kembali pintu kamar. S
u belum bisa beradaptasi dengan sinar matahari," j
-siakan hidupmu, karen
Seperti seseorang yang sudah salah bicara.
" tanyaku t
kan. Kau tahu rahasiaku d
ut ini mengatup. Duh, bagaimana ini
menatapku datar dan melengos begitu saja tanpa p
anku hampir hilang berkat selalu sendiri dalam kondisi yang sama berhari-hari. Sesuatu yang paling gila, aku sering merasa bahagia jika ia mengunjun
gaian otakku ada