GREET'S WILDEST DREAM
On - Four
u heran. Napasku berpacu seolah oksigen terbatas untuk dihirup. Setelah anak tangga terakhir langkahku melambat. Aku berjalan pelan me
at ada empat puluh kepala menen
ping meja dosen, menurunkan kacamatany
t dengan perlahan sambil menelan saliva dengan sus
nya. "Lima belas menit! Lain kali saya tidak akan toler
amping deretan kursi. Seorang gadis dengan ek
o." bisik gadis b
terlepas, aku membawa cukup banyak buku untuk kuliah ha
up dingin, rasa panas setelah berlari dan m
naiki kempes ban di setengah perjalanan menuju kampus, a
ertama kuliahku berakhir. Aku membereskan buku, kesal karena sejak t
berikutnya ja
tra dan Judith, sahaba
a nih?" t
mi ah ..."
ent. Suara deru motor besar terdengar, kami bertiga memekik kala motor itu melaju cepat seolah hendak menabrak
iran kok ngebut!"
dith. Dan aku hanya mendengu
asli Surabaya, yang merantau untuk kuliah di B
ng, si Judes
cowok bertubuh kurus itu. "Awa
wok bernama lengkap Danang Darmawan. "Lo ja
nya Kenneth Laswijaya, anak konglomerat asli Medan. Kami biasa memanggilnya KenTa alias
alan bak model membuat beberapa cewek yang ada di kantin
duk di samping Kenta
a ya?" Citra langsung bertanya dengan sewot da
n mencolek ujung dagu Citra
.." Citra mengusap kasar
emudian menata
ing saat merasakan pipiku menghangat. Aku
kan apa
u menoleh ke arah papan tulis besar ditengah, membiarkan kedua sahabatku memesan terleb
banyak Greet, tar mal
aku. Beberapa pasang mata mendelik tajam membenciku. Tapi aku ti
berjanji akan membiarkan aku gant
padanya. Aku tidak tahu kapan perasaan itu mulai muncul, mungkin saat kami sering pergi bersama. Perhatiannya yang membuatku jatuh cinta. Dia seolah
hbac
*
a ... mas .
a dengan perlahan. Pria berambut setengah botak itu menoleh
a." Dia membukakan jendela di bagian pintu belakang penumpang, dan
u tersenyum masam
senyum lalu membukakan p
bersandar dibahu Tristian, dan kepalanya bers
i? Dan ... Aku menatap nanar tangan chubbyk
ga sad
ba, kasihan dia pasti bangun dalam kead
in kasiha
gga kepala pria itu terjatuh dan
jahnya. "Udah sampai mana kita?" tanyan
harap tidak ada air liurku
an garasi. Tanpa basa-basi
gucapkan terima kasih pada pak supir sambil menyerahkan selembar uang seratu
a. Cukup sampai hari ini dulu perasaanku jungkir balik. Aku belum bisa me
Mama dan Papa sudah tidur. Aku langsung
dengan sakit hatiku atau karena terbayang tatapan ma
uhan
t