GREET'S WILDEST DREAM
tian
. Benarkah dia ti
kenal. Gadis polos dan tulus saat berteman denganku waktu kuliah dulu. Pertemanan kami cukup unik, di tahun terakhir kuliah kami kebetulan satu kelas dalam tiga mata kuliah. Dan kami selalu satu kelompok. Dia, Greet yang
endengarnya bicara di telepon dengan ayahnya tentang jadwal pertandingan season tahun 2017 dan akhirnya k
erempuan jaman now. Tidak modis tapi selalu apik memilih baju yang dipakainya
dapati saat beberapa wanita mendekatiku. Dia berteman tanpa melihatku menggunakan kendaraan ap
ersamanya. Tapi entah mengapa di akhir masa kuliah, dia tiba-tiba menjauh dan
nama seunik itu, tapi saat aku mencari, a
ku berhenti mencari. Tapi dia berubah, tidak ada sorot lugu dimatanya, yan
nfaatkan posisiku agar bisa kembali dekat dengannya. Hanya
ia pura-pura sibuk mencari lagu untuk backsound
pintu kamar hotelku. Kenapa dia menolak? Walau kekecewaanku sedikit terbayar saat malam ini dia tidak bisa m
ng dia panggil 'Ganteng
bertemu, bukankah kamu juga sempat dekat dengan beb
gan pemikiranku sendiri. Greet
*
et
erminal kedatangan. Lega rasanya tiga hari ini cepat berlalu walau ada kejengkelan kalau tr
pindah team. Tapi aku harus bersabar, mungkin setelah beberapa bul
berlogo burung itu. Mama bilang ingin menjemput tapi aku menolak, aku tidak ingin merepotkan Ma
mpir pukul delapan malam. Untunglah nampak dua mobil taksi
ng membukakan pintu dan aku melotot meliha
Ngapai
ama kamu." sa
antri dibelakang kalau mau. Jangan semba
eng aja." sahutnya lagi sa
pi
ang nih antriannya." sah
m nih ..." sahu
ristian jadi p
rah." sahut entah siapa disambut dukungan lain y
alu tidak lama pintu di sampingku te
n pada supir yang mengangguk
rsidekap menatap ke arah jalanan.
eet
buatku merinding. Tapi aku bersikap
ja kamu s
duan. Sesaat aku mengira salah dengar tapi
Kenapa Greet? Aku bingung kenapa saat wisuda itu aku ga pe
palaku untuk tida
ku? Hah,
gan hangatnya menyentuh ba
lah, Greet. Taha
an berusaha membuatku menoleh. Aku mengambil earphone
a. Sudut bibirnya terangkat melihat wajah kesalku. Aku lalu memalingkan muka dan memejamkan mata. M
menyera
benar-benar terlelap dan kepa
untuk bersandar di bahunya. Dan aku masuk ke dalam
t