Heartache
if datang tuh
atanya ingin mencetak undangan pernikahan. Sangat cepat dan statusnya sebentar lagi akan berubah men
a sekarang. Tapi karena Yoga sudah memutuskan hubungan
k pernah menyenangkan. Ibarat pisau yang mengiris sebuah daging yang di mana daging tidak bisa melakukan perlawanan pada pisau yang mengir
Menuju ruang tamu kemudian Renjana melihat ada calon s
rol sebelum
a meminta izin kepada orangtuanya Renjana u
nan menuju ke percetak
aik sepeda motor lalu si pria memasukkan tangan kekasihnya ke dalam saku sw
ee Shop hari ini. Aku li
gia dengan masa lalu y
angnya. "Kamu ke mana?" "Aku memang di sa
yang ingin membatalkan pernikahan kita k
h. S
emang kamu ingin batalin, aku bisa ngomong ke orangtua kita biar kamu nggak terbebani. A
ang akhirnya buat kamu ja
ang akan mengajaknya menikah seperti Hanif. Apalagi pria ini cukup sopan dari aw
u nggak bi
uskan dengan syarat nggak akan ada masa lalu di antara kita. Maksud aku, aku nggak maksa kamu lupain Yoga. Tapi aku nggak
memang selalu memiliki pemikiran yang berbeda dengan
lanj
gak mau tunda, yaitu
nggak ada alasan lagi
mau membatalkan pernikahan asal Yoga mau melamarnya. Sayang sekali harapan itu adalah sebuah kapas kering
hanya dengan Hanif. Pria yang
lain. Kita bisa tidur di kamar berbeda. Tapi seperti yang kamu tahu, aku bukan tipe pria yang permainkan pernikahan. Bisa lihat dari saudara aku yang lain. Mereka
usnya dia percaya juga kalau dirinya memang sudah ditakdirkan bersama dengan Hanif. Harusnya dia j
ka, itu bisa dipikirkan nanti Renja
dalam mobil ketika diperjala
ali lagi aku tanya, sebelum undangan itu jadi d
lanya, jika ini batal. Tentu saja yang malu itu adalah orangtuanya juga. Bukan hany
au kamu memang
, Renjana. Apa pun yang terjadi ke depannya, kita yang bakalan lewati bersa
saha meyakin
an sesuatu dari dalam sak
Christie yang sama dengan milik Hanif. "Aku sengaja beli ini tadi. Biar nanti ketika kita pergi ke mana-mana. Kamu nggak telat lagi kayak gini, aku sudah lama
uka pintu untuknya dan meminta tangannya untuk digenggam. "Jan
Terserah kam
um oleh tempat ini. "Sekalian kamu cobain g
ang
hu ini d
soal beginian paling cepet." Hanif berkata dengan ju
ka diberikan contoh yang sangat banyak. Renjana melihat warna yang sedikit lebih inda
a yang tadi dipilihnya karena terlihat lebih mewa
ah k
n lima rat
di. Siapa yang akan Renjana undang sebanyak itu? Lagipula teman
. Nanti kita b
n mengundang banyak orang. Temannya hanya sedikit. "Mama kamu mau
ul dari Renjana un
kemudian matanya terpaku pada gaun berwarna putih dengan de
kan menikah dan baru kali ini bisa melihat gau
rnikahan kita lusa, untuk pestanya bed
ekarang. Tapi ini adalah orang yang melamarnya, orang yang akan hidup dengannya. Du
malam terlalu larut. "
alasan kamu lamar aku."
amu tahu aku
emannya. Terus biasanya mama kamu diundang juga, di sana kan mama kamu
knya Renjana menjawab karena be
masih di perjalanan. "Aku udah lama pengin lamar kamu, pah
maksud ka
get tahu nggak. Jadi aku kan nyos
bareng hari ini. Tapi Renjana merasa sudah dekat dengan H
kalau aku kerja terus. Jadi waktu Mama mutusin buat lamar, itu panjang banget prosesnya. Kar
belum ja
. Mulai besok pasti sudah hias rumah kamu. Akad nikah kita di rumah kamu, kan. Jangan telat bang
sudah yakin sam
k mungkin aku melangkah. Dan sekarang alasan aku mau cepat- cepat karena a
oga. "Sok tau." Sebal sekali wajahny
ikah. Percayalah bahwa jodoh itu adalah cerminan kita. Kamu mau