Heartache
kembali lagi ke kantor. Katanya ada urusan penting yang harus segera diselesaikan. Walaupun seb
lakukan pekerjaan rumah dan fokus pada suami. Sedangkan Renjana sudah biasa melakukan pekerjaan rumah
pernikahan mereka. Tapi Hanif meyakinkan ia untuk tetap percaya pada ketentuan Tuhan. Hanif juga bekerja
a dari biasanya. Hidupnya dulu tertata rapi-
anif. Selama beberapa hari menikah, suamin
rlengkapan apa saja yang dibutuhkan selama di rumah. Tidak terlalu banyak sebenarnya. Namun Hanif mengatakan jik
tkan suami yang sangat pengertian dan juga seolah tidak memperbolehk
. Dia mencari istri yang bisa mengurusnya dengan baik. Bukan mencar
i
an itu sendirian, mendengar suara klakson mobil suaminya. Keluar dari tempat
f. Yaitu bersalaman, mencium tangan s
kening, baru berlaku hari ini, yaitu tepatnya tadi pagi ketika Hanif berangkat bekerja. Wa
anti ba
"Aku ambil undangan dari tempat percetakan. Kamu u
sudah pasti, dan janjinya memang tidak a
u ganti untuk suaminy
dengan baik. Yaitu ketika Renjana mengatakan jika Hanif harus membuka
di hubun
ari kamar itu, dia berhenti b
i aku bilang kalau nggak usah dibawa semuanya. Takutnya nanti kamu mau
di kamar usai dia menyiapkan baju ganti untuk Hanif. Renjana membantu
aku bantuin
ngantin baru ni
gga Hanif ini berpikir jika mereka sudah mele
h memaksanya melakukan hal itu
ngkah kaki yang me
r yang disiapkan Renjana tadi. "Mbok nanti har
? Yang nikah siapa, yang da
wa sementara menunggu
mau aja. Ajak anak sama cuc
psimu. Pernikahan impian sudah pasti kamu inginkan dengan orang yang k
sambil menaruh piring dan juga
f dengan baik juga. Beruntungnya perjodohan ini bukan perjodohan bersama dengan orang yang sangar
cukup. Hanif memulai kebiasaan,
a belum bangun dari tidu
a. Tapi di sini tidak sama sekali. Di antara banyak sekali orang yang pernah mendekati Re
nif duduk sebentar di sana. "K
nggak
banget baca buku. Biar buku kamu n
Hanif malah lebih santai diajak ngobrol. Entah bahas apa pun dia nyambu
ernah ada kata yang ingin
ia mandi dan juga ber
rumah orangtuanya. "Se
siap untuk pergi. "Ya ka
ayo pergi
t terbaik tentunya. Buktinya Renjana diaja
lihat juga meja rias, rak buku
sofa tu
saat suaminya me
a juga diantarkan hari ini. Keluar dari tempat barusan, Hanif menggeng
merasa setara saja dengan Hanif. Karena beberapa barang yang dipil
k selera lagi dengan Renjana. Tapi Yoga malah menyukainya dan sering membahas