Dua Istri CEO: Istri Simpanan Suamiku
an ini akan membawanya ke mana. Namun, karena suasananya semakin se
arnai suasana di sekitarnya. Pertokoan yang tutup dan banyak coretan grafis memakai cat semprot ha
mulai gelap. Bila dia tidak segera menemukan jalan pu
menyebut diri sebagai sekretaris lagi?"
ma hotel tempatnya menginap. Karena bukan dia yang me
ar di luar rencana. Apalagi, sebelumnya dia telah memakai uang cukup banyak untuk membeli sepasang kalung perak yang cukup menguras uang di dompetnya.
baca arahnya sangat buruk? Air mata mulai menggenang di pelupuk mata. Dia berdoa dalam hati agar Tuha
an kepada anak jalanan yang mereka peralat untuk mengemis dalam jumlah yang sangat banyak. Wanita yang sangat kaya! Hanya itu yang ada di pikiran kedua preman
arah nama jalan yang Maya ingat. Arah yang tadinya ke kanan, justru dibalik ke kiri. Papan peringatan d
saat yang tepat untuk mengeksekusi rencana mereka. Keduanya mengangguk bersama.
i antar, yuk?" tim
ia berpenampilan lusuh dengan banyak tato di badan serta bekas luka di wajah dan bagian kulit yang terbuka, memberik
yang menyapanya sudah bisa dipastikan bukan orang baik. Karena itulah, dia tidak menja
a sudah terasa sakit hanya setelah berlari beberapa detik saja. Keberuntungan tampaknya belum menghampir
elamatan diri. Biarlah badannya sedikit terluka. Asalkan dia selamat dan bisa
ong aku!" seru
serta berkeringat, tetapi bibirnya sangat kering sehingga dia be
a sangat sakit karena luka di jemari makin terbuka lebar. Meski demikian, Maya tet
batu dan terjatuh karena pandangan mata yang sempat teralihkan. Berakhir sudah perjuangan Ma
un tertawa puas. "Sudah berakhir pe
rmain kejar-kejaran," ejek si tambun.
tih kertas. Dia memperhatikan wanita yang tubuhnya kini penuh luka. Jumpsuit pu
angan si ta
menyerahkan semua uang di dompet yang jumlahnya hany
melempar uang tersebut ke badan Maya dan merenggut dagu Maya s
menunjukkan jari manis kanannya. Kedua alis si botak t
aksud oleh rekannya. Seringai jahat yang tersemat di wajahnya, menampakk
ksa cincinnya. Namun, Maya menolak dan melawan. "
Maya tepat di wajahnya. "Kau mau n
berontak dan memukul Maya lagi. Maya bertahan walaupun sangat menyakitkan. Dia tidak membiarkan si tambun mele
berteriak minta tolong. Namun, si botak membungkamnya hingga
mbil!" bentak si tambun dengan mata mendelik tajam. Dia tampak masi
nolongnya di saat seperti ini. Sebentar lagi dia akan kehilangan miliknya yang sangat b
nti