Dua Istri CEO: Istri Simpanan Suamiku
kamu akan kehilangan semua warisan!" bentak
eninggal karena kecelakaan dua bulan lalu. Maya kini hidup sebatang kara. Karena itulah, Tuan Paul ing
lum ingin menikah, bukan!" Adam mengelak. Hampir saja dia kec
Dia menunggu ayahnya meninggal, agar dia tetap mendapatkan warisan tanpa haru
ngulur-ulur pernikahannya. Karena itulah, beliau bertek
yang! Aku tak akan segan-segan memberikan semua hartak
Maya yang belum ditandatangani. Tuan Paul hanya ingin menggertak ana
an Paul. "Kuberi kau waktu sepekan
menunjukkan isinya kepada Adam seraya berkata l
a Maya. Adam meremas rambut gelapnya hingga tak rapi lagi. Mata gelapnya yang tajam tak mampu menatap sang ayah karena dia tahu posisinya be
a ibunya masih ada, pasti kejadian seperti ini tak akan pernah terjadi. Dengan marah, Adam membanting cangkir kopi di me
tihnya yang bermake-up tipis tampak serius dan panik. Rambut gelap pa
s. Walaupun gadis itu sedang berbicara dengan tunangannya sendiri, tapi
tletis itu tak ingin Maya tahu bahwa dia sedang ada masalah dengan ayahnya. Bila sampai Maya mengetahui hal ini, Ad
itulah, Adam sangat yakin, walau penampilan Maya ba
lantai dengan kain lap. Tanpa sengaja, jemari Maya t
pa-apa?" tanya
Maya yang polos, tentu saja berdesir dibuatnya. Walaupun pria tampan itu adalah tunangannya, tetapi mereka
telunjuk kanan Maya dengan plester. "Selesai! Kamu istirahat saja. Aku beresin sen
am yang lebih dari biasanya. Dia pun terse
engan senyuman sandiwara yang semakin dia olesi dengan m
yang bukan siapa-siapa menguasai harta yang seharusnya adalah miliknya. Malam ini juga, dia akan
*
ang kekasih yang benar-benar dia cintai. Seperti halnya malam ini, malam pertam
. Sebaiknya kamu juga meminumnya," ujar Adam pada istrinya yang baru saja selesai man
n harum mawar yang menguar dari tubuh Maya tidak membuat Adam ter
Paul saat akan berpisah dengan anaknya. "Aku akan memproses penga
utan. Sehingga, mau tak mau, dia harus menyentuh dan memperlakukan
mendarat di kening sang istri. Bisikan dan
n putih bersih tanpa riasan. Ditatapnya bibir Maya yang ranum tanpa dengan mata sayu menggela
ng mencintai istrinya. Tak tahu apakah dia memang seorang aktor yang hebat? Atauka
uguhkan hidangan lezat di hadapannya. Sebagaimana saat ini, napasn
, ya?" pinta M
" cegah Adam sambil terus mel
enangis. Orang bilang, itu saki
n-pelan. Perca
r memenuhi janjinya kepada Maya. Membuat Maya merasa menjadi pengantin paling bahagia di malam pertamanya. Mereka s
*
ebelumnya. Dia tak menyangka harus bekerja keras untuk membuat Maya kelelahan dan t
nkan Maya yang masih terlelap. Perlahan, Adam beranjak menjauh d
dari Sabrina dan berbisik. "