Hawa Nafsu Kekasihku
n tatapan tajam, penuh amarah serta kekesalan. "Kamu sudah gila, Ya?!" Wanita pemilik netra cokelat almon
nya ketika wanita yang berada di hadapannya membentak diri laki-laki itu. Melihat apa yang dilakukan oleh pemuda bermata sipit itu, wanita yang menjadi atasannya tersebut menggeram penuh rasa marah , hingga saking marahnya wanita tersebut tidak mampu berkata apa-a
nita itu merupakan anak magang di perusahaan yang telah dibangun Affry dari setidaknya sepuluh tahun yang lalu, perusahaan itu bergerak di bid
ekerjaannya. "Kalau begitu, aku akan bertanggung jawab atas semua ini, tolong berikan aku kesempatan untuk memperbaiki kekacauan yang sempa
an yang telah dibuat pemuda pemilik netra cokelat itu. "Memangnya kamu bisa apa? Bukannya kamu hanya bisa mengacau, seperti apa yang kamu lakukan pada saat ini?" Wanita
ning langsat itu tidak boleh lari dari tanggung jawab, ia sudah dewasa. "Tidak bisa jawab, bukan? Bisa-bisanya kamu tanpa sengaja menghancurkan file yang berisi kerja sama senilai puluhan juta dolar, Chaing He! Kamu ini benar-benar ceroboh dan memang bodoh, Ya?!" Affry lagi-lagi membentak, seolah tidak peduli dengan keberadaan pegawai maupun pekerja lain yang berl
uah dengkusan penuh rasa kesal, seolah sang atasan merasa si anak magang yang satu ini terlalu meremehkan masalah yang telah dibuatnya. Situasi canggung langsung terasa diantara kedua belah pihak, membuat laki-laki pemilik Marga Liu itu dapat hanya dapat terdiam seribu bahasa seolah membisu di hadapan atasannya, yang terlihat benar-benar kesal. Sadar bahwa situasi semakin memburuk seiring waktu jika mereka melanjutkan pertengka
punggung wanita pemilik netra cokelat itu, tetapi yang lebih aneh lagi adalah laki-laki pemilik marga Liu itu seolah senang atas kekacauan yang telah dibuat pemuda tersebut, seolah ada sesuatu yang sedang disembunyikan pemuda berdarah China itu dari atasannya sendiri. Ketika sepasang insan itu sampai di tempat di mana ruangan eksekutif perusahaan berada, laki-lak
m diam Chaing He memasuki ruangan tersebut, kemudian berdiri di tengah-tengah ruangan, benar-benar tampak seperti seseorang bodoh yang habis melakukan kesalahan super besar, dalam kondisi demikian tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana untuk mengatasi kemarahan seorang Affry. Kemarahan sang atasan seolah memberi dampak yang sedikit berbeda terhadap pemuda pemilik marga Liu itu, Chaing He hanya berdiri, seolah sedang menanti omongan pedas dan tajam yang mungkin saja akan dikeluarkan oleh atasannya setelah ini, dan bena