icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Padamu Aku Berlabuh

Bab 4 Apa Kau Percaya Ramalan

Jumlah Kata:1276    |    Dirilis Pada: 30/06/2022

elajar di rumah. Selain bisa lebih fokus, Embun juga sekaligus menghindari pertemuan yang dapat terjadi p

i tempat Embun menuntut ilmu itu, sebab sebenta

hari. Embun tidak boleh berharap terlalu tinggi

di kasur kapuk single ketika terdengar suara mesin motor berhenti di dep

mualaik

ssalam. Eh,

tomboi sepupu Embun itu melongok ke ruang t

melihat perilaku gadis berbahu

Yena mengayunkan kaki masuk ke rumah, lalu mengeny

" Embun menyipitkan mata ke gadis berkulit kuning

bahak. Namun, tawanya terhenti mendadak dan bergerak meng

ru saja datang dari arah dapur, men

berdiri, menghampiri d

ti biasa." Emak ikut duduk bergabung bersama ked

na. Bening adalah adik Embun

adi. Sepertinya kele

..

pas, lalu memutuskan berdiri. Mungkin wanita itu merasa kehadirannya membuat Embun dan Yena jadi tidak bebas me

ampirkannya ke sandaran sofa. Namun, seperti teringat sesuatu dia

buku bersampul hitam dengan perempu

" Yena ny

ada hal yang se

kok. Lagian ini kupinjam dari teman kerja." Seh

angan Yena. Sedikit memanjangkan le

Embun membaca dengan suara keras. "Sudah terbuk

pinjam!" Yena agak kesal sebab fokusnya t

pat menstruasi di tanggal ... 16," ujar Embun se

dengan telunjuk kanan. "Ramalannya ... kamu aka

mat sekolah, lho, Yen. Ramalan macam apa itu? C

tupnya buku ramalan itu setelahnya. "Siapa, sih, yang

dang nahas. Sepatu putih model balet bertali milik E

*

itu tak jadi pulang sebab Emak melarangnya. Kata Emak, tak baik anak gadis pulang terlalu malam. Apalagi Yena mengendarai motor yang kondisinya masih

langit-langit kamar ya

ekali terpejam. Rasa ka

tu enak ti

na menguap. "Apa

, y

kan, motorku? Itu adalah hasil kerja kerasku." Mata gadis tomboi itu terpejam. "Satu lagi, aku juga sa

ian nanti, uangnya bakal aku kasih ke Emak. Dikumpulkan untuk merenovasi rumah

hanya satu, yaitu membahagiakan ibunya dan menjad

*

jar dengan bahunya, sembari menghitung di dalam hati satu sampai sepuluh. Sesekali

k berolahraga dan lari pagi di sekitar rumah. Rutinita

minggu. Kalau pas mas Dani pulang dari perkebunan sawit." Yena menjawab sem

berkat Embun, sewaktu gadis itu masih menjalin h

menginap. Di situlah mereka bertemu dan berkenalan. Tak disangka mereka menjadi s

" Embun ber

emberi kode, mengajak Embun untuk duduk di bawah

sul duduk di sebelah Y

pa pacar Embun? Embun pernah menanya

mbun jadi teringat sesuatu. Dia mengangkat jari telunjuk kanannya, memperhatika

eminta putus meski hubungan mereka sudah terjalin satu tahun. Bahkan, ke

leh masalah sepele, berakibat melukai jemari Embun. Hal itu mem

Andra selalu mengancam ingin bunuh diri. Hal yang sangat kekanakan dan bodoh, tentu sa

bun cob

as di depan mereka. Para pemuda itu rata-rata berbadan tinggi dan berkulit bersih. Saat tepat berada di

i di balik ucapannya. Di detik berikutnya tanpa Embun kira Yena berdiri

Apalagi melihat para pemuda itu berhe

iar nanti aku yang me

da mas Dani, ya?

rkan

ke rumah. Meninggalkan Yena yang tergelak seraya kebingunga

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka