icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Padamu Aku Berlabuh

Padamu Aku Berlabuh

icon

Bab 1 Bunga Hati Bermekaran

Jumlah Kata:1479    |    Dirilis Pada: 16/06/2022

ohon jambu mete yang berdaun rimbun, burung-b

npa plester, seorang gadis sedang me

n tali pinggang pun sudah terpasang rapi di tubuhnya, bahkan jam dan gelang favorit sudah mengh

n-temannya di sekolah. Terlebih pada Bintang, pemuda idaman yang membuat ja

isebabkan selama itu mereka berdua magang di

ua kembali, di upacara penyambutan sekaligus acara resmi di

, seperti apa penampilan Bintang sekarang

Embun harus melakukan kegiatan magang di luar instansi sekolah. Tujuannya agar mereka paham dan

pelajar yang dikirim ke Malaysia. Selain itu mereka juga berbeda kejuruan:

erlesung pipi itu. Padahal dulu rasa itu belum ada, biasa saja. Anehnya bersemi baru-baru ini. Dada Embun berdebar kencan

belum tahu. Namun, bila melihat respons dan gerak-ge

Begitu pula dengan Embun sendiri. Dia takut jika bakal ditolak seperti Sisil yang hadiahnya pernah dikembalikan

takan cinta duluan. Tak peduli bagaimana keputusan Bintang nanti. Meski Embun t

*

idor menuju kelas. Jemarinya menggenggam erat tali tas selempang hit

dahara sekolah. Pemuda tinggi berambut lurus, memakai ransel abu-abu bersandar pada tiang. Duh, itu Bintang. Memang b

n. Akan tetapi sudah terlambat. Bintang sudah memergokinya. Mau tidak mau Em

Gadis itu menoleh malu-malu. Pancaran mata Bintang masih sama kepadanya

as berlalu. Setelah berbelok ke kanan, barulah dia bisa bernapas

apa itu Citrani dan siapa itu D

angkan Damar ayahnya Bintang. Dulu awalnya Embun merasa sebal sekali, tetapi maki

nggil nama ibunya sebagai bahan ledekan. Tentu saja Embun membalas, meneriakkan kembali na

diri di kursi kelas. Gadis itu tidak memberi kesempatan padanya lagi untuk dudu

sembari tersipu menatap

memutar bola mata, kemudian gadis

lidahnya." Embun mencoba membela si

nyaman. Makanya gendut." Lia men

engit pada Lia, membuat gadis ber

g memerintahkan para pelajar agar berkumpul di lapangan. Upacara

r yang berbaris. Tanpa sengaja Embun menangkap sepasang manik yang menatapnya. Buru-buru dia

a ditutup oleh doa. Namun, bagi Embun waktu cepat berlalu. Oleh sebab pikira

mbali ke kelas. Embun nurut meski merasa kakinya berat untuk digerakkan. Sebelum pergi, sempat dia menolehkan

*

ya." Lia mengeluh ketika dalam perjalanan pulang menuju simpan

datang. Ngotorin seragam aja. Lagian, kan, jadi

jemarinya yang menunjuk. "Yakin nggak mau datang ke

ura tidak melihat saja. Bintang sedang berdiri di bawah emperan toko di

mengajak Lia untuk bergegas naik. Dia memilih duduk di belakang Pak Sopir, masih dalam k

ga. Pertanda angkutan umum berwarna merah

lah berpindah tempat duduk ke ujung di sebelah pengeras suara. Gadis berk

elas terlihat. Lesung pipinya juga berlekuk semanis gulali. Dipastikan wajah Embun kembali merona saat ini. Dia sung

segera membuang muka. Namun, gadis itu t

ok tenang setelah bisa menguasai diri. "Ngom

p wajahnya. "Mungkin nggak

lumi. Padahal dia sendiri di

nya jerawatan." Bintang menyengir, m

gguh tak terduga. Dipastikan membuatnya kembali salah tingkah. Sah!

erdengar hingga ke sebelah. Dia sedikit menc

gat singkat jika sedang bersama Bintang, meski jarak dari sekolah ke termi

iikuti dua orang temannya yang sejak tadi bersamanya. Embun mengangguk s

Kemudian Embun mengikuti geraknya: membayar ongkos ke

*

ang aku

ngan matamu

ntungku ki

wajahku mer

ang

anya pada lang

ini sungguh

u susah

nku selalu dip

an har

dra hingg

lalu te

am

i aku

nt

i sembari tersenyum sendiri bertopang kedua telapak tangannya. Dia

ok. Dia akan menyatakan perasaan p

mu dan membenamkan wajah ke bantal. Duh ... Emak! A

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka