icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Possesive Little Wife

My Possesive Little Wife

Penulis: Callmeow
icon

Bab 1 01. Pesta Ulang Tahun

Jumlah Kata:1868    |    Dirilis Pada: 15/06/2022

tober

n selamanya. Tolong jangan pernah n

enerima satu kecupan di dahi dengan mata terpejam. Dalam suasana yang sakra

..

g tiba-tiba melompat tepat di wajah c

linglung. Menatap peliharaannya y

lkan kesadaran. Kini tubuh cewek itu menegak sambil mengeliat sampai kemudian menyadari sesosok lelaki

bo. Kuliah

s seirama dengan bibir ya

-kamit! Lima belas menit

l banget jadi orang

ambut cokelat itu masih saja merapalkan mantra pa

jins itu meninggalkan kamar dengan wajah masam, setelah menyempatkan diri untuk melemparkan bone

ca

usan membuatnya semakin tercekik. Kenapa juga janji suci seperti itu hanya terjadi dalam mimpi? Kenyataannya di dunia ini ia sudah cukup lama ditinggalkan s

menepuk-nepuk kedua pipi di depan kaca yang pan

mandi dan bersiap untuk menj

*

tober

ampus di Jakarta. Korban seorang lelaki berusia dua pulu

t biru langit itu kemba

teriaknya menyahuti

tatapan tajam pada bayangan dirinya di cermin toilet kampus. Di hari itu pula cowok yang kerap di sapa Ben memanj

karena siraman tepung. Jangan lupakan sebutir telur yang berh

pam kampus, ya!" Sebuah suara besar dari luar kembali

s. Lalu menggebrak pintu toilet dengan kencang disusul tawa cek

ac

an! Cepet!" ucap Riki kembali

i sudah nggak tahan dengan bau amis yang membuatnya ingin muntah. Tujuh belas Oktober yang ke dua puluh t

ejutan yang membahagia

ugikan si korban yang seharusnya terharu dan bersyukur bisa hidup sampai detik itu dengan baik, terlalu mubazir menghambur-hamburkan tepu

en, dua butir telur dan seperempat terigu

ngan yang menenteng pakaian basah. Namun, cowok itu mematung sejenak melih

tanya bapak-bapak beru

sihan tersebut yang mengamatinya dari ujung kaki hingga ke

ampus adalah hal yang memalukan. Walaupun ia terbiasa dengan hidup yang malu-ma

Pak sisa tepungnya. Jadi, Bap

embunyikan rasa malu setengah modyar yan

ya Ben memaksakan diri menciptakan kurva simetris yang

aya masih normal," balas si Bapak m

ar keras membuat Ben menahan diri untuk n

ak." cowok itu memej

isa mengalami hari pal

*

ns yang basah kuyup terpaksa ia masukkan ke dalam kresek hitam. Setelah kesalahpahaman yang terjadi

kuning bergambar minion yang tingginya lima senti di atas lutut. Membuat cowok itu berjalan sambil menunduk sepanjang la

tap dirinya sendiri. Terlebih saat ini ia masih berada di lingkungan kampus. Ia mendesah panjang sambil mengacak

na ketampanannya seperti bia

leng dengan eksp

nya yang lebih mirip dengan orang sinting, ketimbang m

let seluruh mata tertuju padanya karena penampilan Ben yang kelewat extreme. Bahkan Ben nggak heran ketika beberapa mahasiswa mulai membidi

owok itu masih punya rasa malu. Kakinya terus melangkah deng

nya ia harus melewati koridor kampus yang ent

ik-bisik di pojokan. Tujuan utama Ben saat ini adalah menemukan Riki dan Han, karena sepatu juga dompetnya disita oleh kedua cecunguk sialan tersebut. Sumpah demi apa pun, Ben nggak akan membiarkan k

pulang dan bersemadi dengan tenang di indekos. Cowok itu mulai mempercepat langkah kakiny

mahasiswa yang datang. Selain anak-anak teater yang nggak pern

as punggung Riki hingga cowok bertubuh cungk

yang kemudian tertawa saat sudah

Bedanya, cowok itu sudah lebih dulu menjauh dari Ben untuk mengamankan diri. Kedua

get bikin dedek-dedek emesh salfok sama celan

i." Han mengimbuhi d

ajam elang pada Riki. Kemud

ambut yang basah. "Sekarang balikin sepatu

sama kita berdua, Ben. Iya, 'kan?" Han menyikut rusuk Riki pelan untuk meminta persetujuan. Dengan mem

kita berdua yang selal

ti kedua temannya untuk mengambil barang miliknya. "Cepetan! Gue lagi nggak

. Udah nggak sabar pengen

n. Dengan perasaan nggak enak Ben menerimanya, tentu dibar

ji sama Angga. Han, lo anterin

iy

Hanif akrab. Akan tetapi, justru me

sama Angga?" tanya Ben

penghuni kampus juga pasti sudah tahu kalau Angga yang terkenal seb

gue. Lo aja, yang nggak tau," b

akin panjang dalam segala hal," imbuhnya menatap selangk

owok itu mengikuti arah

am yang isinya pasti sepatu dan dompet. Ben nggak berharap isi dompetnya kembali dengan utuh, kar

os untuk makan dan pulang hari ini. Sialannya lagi-lagi ia di

i sepatu yang baru ia beli dua minggu lalu sudah berlumu

Jangan ngomong kasar

uk yang pada akhirnya kal

gnya mengeras hingga wajahn

an iblis yang tersenyum menang dengan kemarahan Ben. Malaikat di pundak kana

mbung

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka