My Possesive Little Wife
tober
n selamanya. Tolong jangan pernah n
enerima satu kecupan di dahi dengan mata terpejam. Dalam suasana yang sakra
..
g tiba-tiba melompat tepat di wajah c
linglung. Menatap peliharaannya y
lkan kesadaran. Kini tubuh cewek itu menegak sambil mengeliat sampai kemudian menyadari sesosok lelaki
bo. Kuliah
s seirama dengan bibir ya
-kamit! Lima belas menit
l banget jadi orang
ambut cokelat itu masih saja merapalkan mantra pa
jins itu meninggalkan kamar dengan wajah masam, setelah menyempatkan diri untuk melemparkan bone
ca
usan membuatnya semakin tercekik. Kenapa juga janji suci seperti itu hanya terjadi dalam mimpi? Kenyataannya di dunia ini ia sudah cukup lama ditinggalkan s
menepuk-nepuk kedua pipi di depan kaca yang pan
mandi dan bersiap untuk menj
*
tober
ampus di Jakarta. Korban seorang lelaki berusia dua pulu
t biru langit itu kemba
teriaknya menyahuti
tatapan tajam pada bayangan dirinya di cermin toilet kampus. Di hari itu pula cowok yang kerap di sapa Ben memanj
karena siraman tepung. Jangan lupakan sebutir telur yang berh
pam kampus, ya!" Sebuah suara besar dari luar kembali
s. Lalu menggebrak pintu toilet dengan kencang disusul tawa cek
ac
an! Cepet!" ucap Riki kembali
i sudah nggak tahan dengan bau amis yang membuatnya ingin muntah. Tujuh belas Oktober yang ke dua puluh t
ejutan yang membahagia
ugikan si korban yang seharusnya terharu dan bersyukur bisa hidup sampai detik itu dengan baik, terlalu mubazir menghambur-hamburkan tepu
en, dua butir telur dan seperempat terigu
ngan yang menenteng pakaian basah. Namun, cowok itu mematung sejenak melih
tanya bapak-bapak beru
sihan tersebut yang mengamatinya dari ujung kaki hingga ke
ampus adalah hal yang memalukan. Walaupun ia terbiasa dengan hidup yang malu-ma
Pak sisa tepungnya. Jadi, Bap
embunyikan rasa malu setengah modyar yan
ya Ben memaksakan diri menciptakan kurva simetris yang
aya masih normal," balas si Bapak m
ar keras membuat Ben menahan diri untuk n
ak." cowok itu memej
isa mengalami hari pal
*
ns yang basah kuyup terpaksa ia masukkan ke dalam kresek hitam. Setelah kesalahpahaman yang terjadi
kuning bergambar minion yang tingginya lima senti di atas lutut. Membuat cowok itu berjalan sambil menunduk sepanjang la
tap dirinya sendiri. Terlebih saat ini ia masih berada di lingkungan kampus. Ia mendesah panjang sambil mengacak
na ketampanannya seperti bia
leng dengan eksp
nya yang lebih mirip dengan orang sinting, ketimbang m
let seluruh mata tertuju padanya karena penampilan Ben yang kelewat extreme. Bahkan Ben nggak heran ketika beberapa mahasiswa mulai membidi
owok itu masih punya rasa malu. Kakinya terus melangkah deng
nya ia harus melewati koridor kampus yang ent
ik-bisik di pojokan. Tujuan utama Ben saat ini adalah menemukan Riki dan Han, karena sepatu juga dompetnya disita oleh kedua cecunguk sialan tersebut. Sumpah demi apa pun, Ben nggak akan membiarkan k
pulang dan bersemadi dengan tenang di indekos. Cowok itu mulai mempercepat langkah kakiny
mahasiswa yang datang. Selain anak-anak teater yang nggak pern
as punggung Riki hingga cowok bertubuh cungk
yang kemudian tertawa saat sudah
Bedanya, cowok itu sudah lebih dulu menjauh dari Ben untuk mengamankan diri. Kedua
get bikin dedek-dedek emesh salfok sama celan
i." Han mengimbuhi d
ajam elang pada Riki. Kemud
ambut yang basah. "Sekarang balikin sepatu
sama kita berdua, Ben. Iya, 'kan?" Han menyikut rusuk Riki pelan untuk meminta persetujuan. Dengan mem
kita berdua yang selal
ti kedua temannya untuk mengambil barang miliknya. "Cepetan! Gue lagi nggak
. Udah nggak sabar pengen
n. Dengan perasaan nggak enak Ben menerimanya, tentu dibar
ji sama Angga. Han, lo anterin
iy
Hanif akrab. Akan tetapi, justru me
sama Angga?" tanya Ben
penghuni kampus juga pasti sudah tahu kalau Angga yang terkenal seb
gue. Lo aja, yang nggak tau," b
akin panjang dalam segala hal," imbuhnya menatap selangk
owok itu mengikuti arah
am yang isinya pasti sepatu dan dompet. Ben nggak berharap isi dompetnya kembali dengan utuh, kar
os untuk makan dan pulang hari ini. Sialannya lagi-lagi ia di
i sepatu yang baru ia beli dua minggu lalu sudah berlumu
Jangan ngomong kasar
uk yang pada akhirnya kal
gnya mengeras hingga wajahn
an iblis yang tersenyum menang dengan kemarahan Ben. Malaikat di pundak kana
mbung