TERJEBAK GAIRAH DUDA
aan posisi ini? Kenapa bisa membuat jantungnya tida
" celetuk Tristan kemb
dengan apa yang dimaksud ol
ak lebih tampan dari aku yang berjalan ke ara
utar bola mata malas. Selain mesum, om-
Tristan sehingga dirinya bisa menghindar dari tubuh Tristan. Setelahnya
n masih melihat Sena dari balik jendela. Gadis itu berkali-kali menoleh ke arah belakang sembari menggum
mur yang sangat jauh seperti ini. Dan ternyata sedikit menyenangkan. T
*
menunggu Sena berangkat kuliah. Sudah menjadi kebiasaan baginya menggoda
ang gadis keluar dari rumahnya. Dengan berpura-pura melakukan stret
melihat Sena keluar dari pintu. Dia segera mer
r bola mata malas. 'Bisa nggak sih, gue nggak har
h mengatakan hal itu. Seolah dia baru saja mendengar apa yang baru saja Sen
a mendengar suara hatinya. "Om bukan dukun, 'kan
alon suami kamu." Tristan nyengir, menampilkan der
bersama dengan lelaki itu. Sena berjalan dengan kesal menuju ke arah halte. Dia harus naik angk
Sangat membuatnya penasaran. Setelah memastikan Sena hilang dari pandangannya, du
yang akan membawanya ke kampus. Paginya kini berubah menjadi men
Sena membuang napas kasar. Bersamaan dengan itu, ada bus yang berhenti di
dia harus melupakan tentang Tristan j
ju ke halaman kampus. Sudah sekitar dua tahun dia menimba ilmu di sini. Awalnya dia tidak
a belum sarapan dan butuh sesuatu
mengambil buku dari tasnya untuk belajar. Dia tidak boleh membuat orang tuanya kecewa.
yang sangat fashionable menghampiri Sena. Dia langsun
tahu." Sena tampak kesal karena temanny
osen apa belajar terus?" Dengan malas, Tiara atau yang lebih sering dipanggil Ara itu mengembalika
ma lo. Gue nggak mau bi
nak dari keluarga biasa, maka berbeda dengan Tiara. Gadis itu berasal dari keluarga kaya yang memiliki seb
pi anehnya mereka bisa berteman hingga dua tahun. Sena dengan sikapnya yang suka be
gga membuat pembicar
takkan di depan Sena, aromanya yang me
ma es jeruk, ya." Tiara rupanya
k, N
lam kelas. Sena tidak suka jika harus terlambat m
alam ruangan. Dosen wanita yang masih mu
gi
ra berbisik di sebelah Sena. Dia terlihat begit
ng nggak punya suami?" Entah kenapa Sena ikut-ikuta
baru ini, dan dia merasa bangga karena termasuk salah
ekitar awal dua puluhan masuk ke dalam kelas. Tiara langsu
na yang awalnya tidak tertarik langsung mengangkat wajahnya. Betapa
itu tersenyum miring. Seolah dia sedang memberikan s