KANDAS
anya luruh lagi. Tapi, itu tidak membuat hatin
gitu asing kini. "Aku nga
duan yang sama, Tiara justru memutuskan sambu
nnya saja. Tidak peduli. Siapa juga yang akan dia hu
nya sendiri di rumah. Semua orang masih berada di hot
mematikan telepon sepihak. Biasanya istrinya itu aka
mkan pesan singkat lagi pada istri pertamanya itu. Mengucap
ekk
t sebahu juga sedang mengusap rambut basahnya dengan handuk. Prasetya hanya me
duk di tepi ranjang. Mengusap lagi rambutnya yang ma
Kania sejam yang lalu rasanya Prasetya sendiri kecewa pada dirinya. Sungguh dia sangat men
" tanya Kania tenang seolah
baian Tiara sungguh membuatnya rindu pada Tiara yang dulu setiap saat memperhatikan setiap kegiatannya. Mulai dar
ktu, Mas. Nanti juga
pelukannya. Kania begitu bijak menyikapi sikap
lihat suaminya sedang merapikan pakaian dan m
ncemaskannya," jawab Prasetya mengabaika
Kania tidak terima, jika harus pulang tidak sesuai waktu ya
a. Tidak perlu pulang. Kalau Mas pulang, aku akan tinggal
yang masih ada di tangannya, b
anak. Bukan sedang liburan. Tidak sedang belanja
telepon saja Bik Mun me
rsikap kekanak-kanakan. Harusnya dia senang ada perempuan yan
*
bersama dengan Prasetya dan Kania berbul
uga ada tukang kebun menyambut ked
n?" tanya Miranti kemudian menyerahkan
m kecut tidak tahu harus berkata apa. Tiga hari Nyonya rumah itu berl
reka, semua nampak sama. Barang-bara
r
r
e lambat, terdengar menyambut
Perempuan itu bluse warna cream, juga deng
n rambut panjang bergelo
ahan dari menantu Keluarga Nugraha it
ia
n menarik tangan Tiara cepat dan membawanya masuk ke kamar. Namun, Tiara tepis.
pa-apaan
endiri sejak awal pernikahan meminta istrinya itu yang serb
an tangannya. "Bisakah Kau lepaskan Aku, Mas. Kau tamp
itu. Dia tidak dapat berkata apa-apalagi
Prasetya. Embusan napas pun terasa, tapi tidak bersentuhan.
a nanti istrimu hamil dalam tiga bulan lagi seperti janjiku. Aku akan kembali padamu. Menerima semua yang telah Kau tetapkan untukku. Di madu!" sesaat Tiara menjeda ucapannya, dia menar
pada Prasetya kemudian sedetik selanjutnya Tiara mem
ngabaian yang dia dapatkan. Tiara berjal
ya sendiri sambil tertawa kecil. Tawanya tid
pikir Kau hebat sekarang?" Sergah M
berbuat apa saja pada menantu Tante. Tapi tid
ng lain tampak bungkam dengan sik
n tangannya namun Tiara m
ut. Apalagi jika aku merebut sesuatu yang berharga untukmu." Tiara menyugar
asar mu