Taaruf dengan Anak Wanita Malam
tanya seorang bidan ju
pan wanita dia begitu terlihat ketus dan sangar. Namun sikapnya yang seperti itu malah menjadi mag
ga pasi
a Bu Hawa …” j
bidan itu sembari terus tersenyum. Adam masih memasang
atas aja?” tawar bidan itu sembari me
ung duduk di ruang tunggu bergabung dengan pa
a?” tanya pria seumur
berkerut. “Enggak
na Hawa berada. Dia tersenyum kecil mengingat Adam. Dia menga
sembari tersenyum. Matanya b
embuang sarung tangan lateks bekas
datang. Dia ada di ba
uruh ke si
. Dia mau nungg
kok g
langsung menarik leher kran dan me
g, han
menyembul dari pintu
sebentar lagi. Ibu mau mengurus bayi besar
dahi. Dia memang terlihat kocak. Hawa hanya bisa menepuk jidatnya mel
galapagos aja sih … cepat!” titah sua
put lama kelamaan istrinya dikatain cunguk sama
a langsung menyodorkan handuk itu melewa
suk?” goda
epat terima
awa mera
ah ma
duk dan tangannya sekaligus.
a Adam di bawa
hingga membuatnya terlepas dari c
tanya suami Hawa se
Hawa meninggalkan sang suami yang membuang
Bang dia atas naka
rga Fadel sangat patriarkis. Suami selalu mendominasi istri dalam sebuah keluarga. Mereka mirip bangsa Athena tempo dulu yakni hanya kaum pria yang boleh menjadi politisi dan menjabat profesi-profesi penting di pemerintahan. Begitupula dal
edakan kedudukan antara lelaki dan perempuan. Di hadapan Allah mereka sama d
engan hati-hati. Dia tidak mau tergesa-gesa khawatir jatuh seper
am karena merasa pegal dia memilih berdiri dan berjalan mondar-mandir di
elepas kangen dengan adik tercintanya karena telah lama tidak bertemu. Kesibukan masing-masing telah memberi mereka jarak. Hawa memeluk Adam s
ksud kedatangan adiknya itu. Fadel lupa jika semalam Ustaz Bashor meneleponnya. Dia tidak memberi tahu Ha
adel gak ngomong k
Adam agar duduk di ruang t
gomong apa-apa. K
arang kit
lan
g ada
na, T
dengan
i di kamar dan tak ma
mi sudah memberitahu
percakapan yang terjadi secara gak sen
an kedua ali
gak n
g nanti dan nanti. Hasilnya keluarga Aqsa keburu datang dan mau tak mau deh Abah bilang yang sebenarnya kalau Seli
gfiru
engusa
aru
at
at
kalau Selina bukan anak kandung Abah dan Ummi
a ja
Hawa dengan berat. Fadel benar-benar otoriter sehingga terkadang dia seperti lembaga periz
an parfum Prancis ke tubuhnya. Dia seorang pria yang sangat menjaga p
ll g
ia tak ubahnya seekor kucing Persia yang berusaha merajuk karena memi
od, come here … kiss
aku ada satu pe
tangannya ke tubuh sua
ng ke rum
as mengan
uu
kamu juga punya pasien
Bang
njit mencium pipi b
” bati
ya dan meluncur lagi ke bawah. Suaminya
bu ya, telepon! Awas jangan sampai
yiap
dipkan mata
ai ketuker lagi!” ujar Hawa lagi men
Aku pasti VC!
ke motor?” tanya Ada
a bisa menghirup aroma kebebasan sete
“ Emang Bang Fadel
ahkan Teteh kerja di puskesmas di mana B
an itu tidak dibenci Allah, Adam ingin sekali menyuruh kakaknya untuk berpisah dengan pria keras kepala i
tiba di Cianjur. Kebetulan jalanan Sukab
s sembari menyapu halaman rumah. Dia sudah tak
a berlari kecil k
ucap Ummi Sarah den
mana
sjid,” jawab
di mana
h di
masuk ke rumah m
tok
sembari mengetuk pintu kamarnya d
gan mata yang sembab. Dia langsung m
sam