2 CEO AND YOUNG GIRL
beban tanggung jawab buat mencari nafkah, karena ayah gue terkena kanker yang mengakibatkan dia harus rehat di kasur, sementara ibu
pergi begitu aja meninggalkan gue bersama ayah yang kondisinya sedang sakit. Mulai hari itu, hati gue tercabik dan gue sangat benci dengan seorang wanita yang disebut sebagai
akit parah bahkan dinyatakan usiannya hanya tersisa tiga bulan. Sedih? Gue sangat sedih dan selalu bertanya kenapa tuhan sekejam ini s
mencari tahu tentang keberadaan
elah dan letih yang gue dapatkan, rela hujan-hujanan dan panas-panasan demi mencari pekerjaan itu semua gue lakuin demi ayah. Gue menangis setiap kali menerima p
pat untuk gue bisa me
**
waku tenang dalam seketika menyegarkan kembali pikiranku. Menatap awan mendung diatas langit membuat mataku terasa sangat sejuk menatapnya, hanya
memiliki empat perusahaan di tiga negara. Ayah mewariskan perusahaan coklat untuk
panggilan
iga tahun lamannya dia bekerja bersamaku,
idak mau menerima panggilan dari nomor gelap tapi kali ini ak
al
aimana kab
angat lirih karena sudah sangat lama aku tida
her
k padakku bahkan disaat perusahaanku sedang terpuruk dialah orang pertama yang mengulurkan ta
tu yang ingin aku bi
elimuti hatiku, aku sudah sangat lama tidak memeluk sosok yang selalu membuatku tenang, dia yang sudah membantuku selama ini, pak herman dia satu-sat
o yang tersimpan didalam laci mobil itu foto seorang gadis kecil yang t
gumamku terkekeh ketika mengingat baga
obatmu,
untukku minum, aku kembali menutup botol itu dan i
baik-baik saja setelah b
nggung jawabku juga untuk mengurusnya. Lagipula, ibunya perg
lah,
**
tentang ayah yang dinyatakan usiannya hanya tersisa 3 bulan saja, sedih gue rasakan hati gue sangat sakit sebagai anak yang dekat dengan ayahnya, jika ibu masih disini ibu pasti akan memelu
ini sedang sangat merindukan pelukan seorang ibu, air mata tidak bisa lagi gue tahan
kali tidak mengenal nama itu. maaf, sa
lam saku celana. Gue terdiam duduk dilantai rumah sakit yang baunnya sudah ramah didalam hidung, gue meme
mb
e melihat seorang laki-laki yang usiannya sudah sekitas 23 tahun dia memakai jas rapih dan kacamata dengan ekspresi wajah sedingin kutub namun tangannya terasa sangat hangat memberikan sedikit ketenangan
pa l
*
ta membesar jelas saja ia takut melihatku yang tiba-tiba duduk disampingnya dan mengelus kepalannya hal itu membuatku memutuskan untuk pergi s
ih, aneh
tidak men
t untuk makan dan kebetulan pak
sudah bertemu
dikit lemas apalagi setelah menerima penyambu
karena usiannya saat itu masih empat tah
a kalian serin
enganggapku penting entahlah aku hanya bisa diam membun
enyiapkan tempat u
ingin meminta pe
*
terbaring di rumah sakit seorang diri. Gue berangkat ke s
ikit kesulitan mengendarai moto dengan benar, ditambah lagi tiba-tiba sebuah mobil melintas mengh
ria tua yang keluar dari dalam mobi
ya gue yang terlintas dipikiran gue ka
arus ik
si pria tua yang terlihat berusaha m
na ya
inta saya untuk membawa ka
asuk kedalam mobilnya, gue jelas aja taku
ikut. Maaf, saya mas
tu yang masih memperhatikan gue yang pergi gitu aja ni
kedalam restaurant dan meniatkan diri untuk bertanya lowongan kerja disana. Diantara para pelanggan yang berdesakan, gue m
a banget bapak dat
mengajak laki-laki berusia 23 tahun untuk berbicara. Melihat wajah laki-la
sedang kerepotan bekerja dan pelanggan yang terus mendesak badan gue, mereka natap gue seperti orang aneh mu
emarin seringainya terlihat sangat sendu dan tatapan yang sangat dingin. Gue memperhatikan laki-laki itu dengan tatapan bingung, anehnya lagi dia menarik pergelangan tangan gue
in merasa percuma kalau gue meronta susah payah seperti ini. Toh, tangan dia le
dengan kasar agar gue tidak kabur dari tata
ersiap untuk menendang wajahnya jika dia b
tuk memeluk tubuh gue yang tingginya cuman 150, pelukan nyaman yang gue rasa
a si
ijelaskan, kam
yang menatapnya semakin bingung, dia memberikan pertanyaan
a si
ngingat siapa laki-laki yang ada dihadapan gue saat ini tapi kepala
sudah besar dan
gai semakin
i rumah saki
menyadari gue yang melihatnya
ja apapun yang kamu inginkan kare
bukan main, menatap
aya bekerja disini sebagai pegawai atau
edikit perasaan tidak enak terlintas diwajahnya, gak butuh waktu lama lagi
dak bisa. Saya akan m
a usahaka
gue dengan lantang berjalan keluar dari restaurant da
i ke rumah sakit untuk m
ingin sekali menangis gue bingung harus apa yang gue lakuin menghadapi permasalahn serumit ini, gue bingung harus mencari uang di
ini ngom
an administrasi, dengan tatapan gelisah dan
akan tentang administrasi rum
administrasi, dia membuka nama buku da
ruh pembiayaan rumah sakit
hati gue, jelas saja bingung siapa yang sudah
siapa yang sudah melunasi pemb