2 CEO AND YOUNG GIRL
ah gue yang tertunduk melihat sosok laki-l
an, ken
tangisnnya karena matannya benar-b
kak Alex untuk
an nang
elah diminta untuk menghadap langsung kak Alex, rasannya seperti menghadap malaikat pencabut nyawa
isa menahan rasa takut gue kepada si manusia kutub itu yan
tapi tetap saja tidak bis
kan rasannya ingin menggunakan jurus menghilang agar tidak menghadap ke dirinnya yang sedang duduk
banget sih
tu yang sedikit terbuka membuat otak gue bekerja untuk kabur dari rumah g
emana
suarannya yang berat tapi terdengar seperti sedikit marah me
ehe. Mau nut
lipat kedua tagannnya di dada dengan tatapan
duk." Per
dengan tubuh yang merinding
terakhir saya hid
ah
gue langsung menutup mulut gue merasa
ud
yang jauh darinnya, membuat
k disana, sin
kut dengannya yang sekarang jelas terlihat s
a takut!" jelas
apa-apakan ka
i jantung gue lebih lambat dari biasannya memberika
langsung memoton
nji. Gak akan telat sekolah lagi, beneran.
an saya, virisya?" kali ini dia bicara
m, heh
icara sampai akhirnya di
ia memainkan kartu yang ada di gengg
kak Alan. Maa
ia
Ala
tau kartu ini
Alan yang sekarang menepuk dahinnya terlihat jelas wajahnya yan
memberikan kamu
an kembali menepuk dahinnya dia terlihat
disantap mentah-mentah sama Alex," gumam
ex semakin membuat kita berdua terbungka
ang-senang?" lanjutnya menunjuk
h pake kartu ini buat be
gitu
asa cemasnya itu yang harus ia sembunyikan karen
sini. Memangnya kak Alex tau kalau saya ketakutan, toh kak Alex sama sekali nggak
semua, kami saling terdiam hin
an la
semua tercengang, dari wajahnya te
u kamu di ruangan
, gue memegang tangan kak alan
pasti mendoakan kakak kalau usia
tanda kehidupan membuat gue menaiki tangga untuk mengambil handphone yang ada didalam kamar gue, seraya berjalan ke dalam kamar dengan rasa penasaran gue yang t
dak menjagannya dengan baik. a
orang asing di mansion ini, ditambah lagi a
ayah dan menjadi seorang gadis remaja yang tidak
ncintain
edua tangannya diatas meja menampilkan
engerti
m dan mengambil kesimpulan kalau kak alex sama sekali tidak senang dengan kehadiran gue di mansion ini, gue berjalan masuk
ukan terdengar jelas da
wajah kak alan yang men
," ajaknya membua
k, aku be
k mun
ng sedih dan cemas merasa bersalah atas ap
ya, k
man pengen ngomong j
ke
ndu menatap kaki gue yang melangkah kedepan mencari seseorang yang
gue dengan suara s
h
kan aktivitasnya yang sed
gomong ses
nap
kan, gue-gue penge
ng gue katakan dia lanjut makan dengan lahap se
pakah kamu tidak ny
ak mau tinggal disini dan menj
s apa yang gue katakan, dia menambahkan nasi dan lauk makan d
ong, gak di anggap sa
tuk mengambil tas koper gue da
" pamit gue yang ten
angan gitu. apa
ini juga bukan karena siapa-siapa, gue cum
un, tinggal disini. Kamu b
nya karena merasa kasihan dengan gue
sudah ketiga kalinnya dia menambahkan nasinnya da
erin gue ngom
menatap gue dengan tatapa
lex na
edes
nya yang sampai mena
ok pedes lex?" tanya alan yang la
gi ke kamar dan tidak mempedulikan dra
kan dia yang tidak pernah makan lebih dari satu kali tapi kali ini dia makan sampai nambah
ak alan terdengar sangat
k." Jaw
yang terbuka lebar gue melihat dia membaca buku diatas ranjangn
k a
alam kamarnya karena melihat buku bacaanya yang ia baca terbalik dan gue memb
ex, maa
idepannya dan mengganti jul
jaw
eran nyesel udah ngomong kaya
e
lama-lama, gue kan udah minta maaf tapi kenapa gak di maafin sih, apa
gga
au maafin
mu tidur sana
a singa tuh ilang gitu aja berganti sama kucing yang kedinginan karena kecem
sakan tangan hangat
eban untuk saya dan alan,
gue tersenyum geli "ih,