Dicintai Iblis Betina
ndam, hanya saja terkadang orang lebih banyak memendam dan berusaha sabar menunggu pengadilan yang sesungguhnya. Jika dendam tentang s
i orang-orang yang berpikir, bagi oran
*
tiba-tiba menderu, Jacob terpaksa berpegangan pada pohon yang berada di dekatnya. Akan tetapi, pepohonan itu pun aneh,
p-hidup. Karena di sana juga terdapat seperti mulut yan
eriak Kirana ketika dia ber
empas akibat menahan angin yang dia rasa tak wajar. Sementar
Jacob menghant
ah Kirana mengambil kesempatan. Dia melompat ke atas pundak s
gundang petir tiba-tiba. Hujan pun kemudian turun sangat
ar! D
gan sekali hentakan kaki. Untuk saat itu, riwayat piaran Mbah Karmo tamat. Tidak tahu apa yang akan terjadi se
Ia mendekati Jacob, lalu mengulurkan tangan.
mengangguk karena dia masih terbayang hal yang menakutkan ta
an bergelantungan pada tubuh pria tua itu. Jacob mengeluarkan
s Kirana. Akan tetapi, Mbah
rwahnya bergentayangan, ia hanya akan mengingat beberapa saja, sele
, postur tubuh, dan bekas luka di pelipisnya. Iya, dia yang berdiri di dekat rambu-rambu lalu lintas. Kesadaran yang tak mungkin dimiliki oleh orang biasa.at tusukkan belati itu!" perintah
i Ki
an membuka mulut dengan send
bah Karmo. Tak ada perlawanan, hanya suara erangan yang mememuhi
utar belati itu. Seperti orang kerasukan, sifatnya yang selama ini tak lagi melekat pada diri
n suara parau. Kemudian jasadnya berubah
kan tetapi, dia tidak mengenali dan tak tahu siapa pr
b menatap Kirana, berharap
m ingat. Mari kita kembali, s
, pondok itu pun terbakar. Sebenarnya arwah Kirana tidak mempunyai kekua
a-aba dari Kirana. Hanya beberapa detik be
rnama Erlangga," ungkap Jacob. "Apakah ilmu Mbah tidak bisa di
ang harus kau pecahkan sendiri. Tunjukkan pengorbanan lebih
ibayar mahal-mahal
*
yakan pada Kim-tan saat ini, tentu papi Kirana akan mengorek segala hal. Dia mulai resah, berbagai posisi t
idak kukenali," gumam Jacob sembari memukul-mukul kepalanya. Merasa bodoh
menguar di tiap sudut ruang kamar. Jacob langsung ba
cob mengedar
berdiri dengan anggun. Tidak, dia bukan berdiri melainkan men
Sayang?" Kirana pu
tatapan Kirana. Setelah arwah i
ok yang berbaring di sampingnya tampak sangat menggiurkan. Beberapa kali pria itu menjilat sudut bibir dan menelan air ludah
terpecahkan. Akan tetapi, sepasang ke kasih itu melanggar tatatan alam. Mereka melepas rindu, seperti yang pe
mbung