Last Twilight
a
kini sudah menampilkan cengiran lebarnya. Bahk
bilang, sih? Kan bisa gue anterin tadi,"
unya. Senja pun memaksakan senyum
a dengan ramah tanpa mengind
t menuju dapur. Hatinya mendadak p
mirip penguntit. Entah hanya kebetulan atau memang betul-b
masih sering menganggu Senja. Menggodanya dengan gombal
gakan dari Raga? Murid nakal, suka bikin onar, menyebalkan, kerjaannya bikin orang naik darah. Pokoknya Raga i
hkan lelaki itu sering mewakili sekolahnya untuk ikut berpartisipasi di berbagai lomba. Dan pastinya selalu membawa pulang piala yang be
geng motor, merokok di sekolah. Parah, kan? Apa coba
laki itu tidak pernah melakukan hal buruk kepada Senja. Hanya saja.
ga. Tapi lelaki itu malah mempermainkan perasaannya. Sekarang giliran Senja ud
tunya pegawai miliknya yang masih sekolah itu. Sebenarnya, dulu Siska tidak ingin mempekerjakan Se
a itu membuatnya meluluhkan hati. Dengan tak tega,
uh. Senja bilang ia ingin bekerja agar tidak memberatkan beban orang tuanya. Ia tidak ma
a beruntung karena memiliki anak sebaik Senja.
ska. Wanita itu sudah
nyum kecil. "Kenapa apanya,
pa? Kok kayaknya kesel gitu?" Siska me
epalanya. Sangat lucu. Gadis polos seperti Senja
a sembari meringis kecil. "N
ercaya. "Ah, yang bener? Terus k
man lebarnya. "Nggak papa tante s
iska sangat menyayangi Senja seperti anaknya sendiri. Mun
erduga. Gadis itu membawa rasa hangat untuk hatinya yang din
alah gaji Senja. Siska menggaji Senja perhari kerja. Tu
jarnya sambil menyodorka
u. Kemudian tangannya terulur menerimanya. "W
bil tersenyum kecil. "Iy
"Yaudah, kamu pulang, gih. Nanti dicariin lagi sama bunda
kan Senja sebelum maghrib menjelang. Alasannya karena ia merasa kalau Se
? Tante nggak papa, kan, kalo Senja tinggal?" Tanya Senja mema
engelus sayang kepala Senja. "Nggak papa. I
rlakukan Siska. "Tante kayak bunda, deh. Suk
ya? Berarti bundanya Senja sa
tuh sayang banget sama Senja," kata gadis itu
lang, gih,"
aruh baya itu. "Senja pulang, ya, t
Ja!" Seru Siska pada Senja
kan jari jempolnya ke arah Siska. Siska
*
araknya tidak begitu jauh. Mulutnya bersenandung ke
ka Senja akan menyukainya juga. Dengan begitu
itupun merogoh tasnya. Mencari amplop pemberian Siska. Senja melebarkan m
gkan ia bekerja saja hanya beberapa jam.
onselnya dan bernia
apa?" Tanya Sisk
ng? Ini kebanyakan," jawab Senja
iska. "Nggak, sayang. Itu e
banget, tante,"
s dari tante karena
selalu baik sama Senja,
nak sendiri," ucap Siska sambil