Last Twilight
b.
lu segera membereskan buku pelajaran yang terserak di meja. Begitu pun dengan Senja, gadis itu
Jadi perubahan warna serta ketahanan pun sudah mulai memudar. Namun Senja tidak pernah prote
?" tanya Dilan mengh
Tadi tante Siska ngechat Senja katanya kedai lagi ram
udian menarik tangan Senja.
kan kedai tante Sisk
rusan mengandalkan Dilan. Apalagi arah k
Pokoknya gue anter," putus Dila
ua," ledek seseorang yang te
sa diam. Selalu berisik dan membuat onar dalam kelas. Sedikit
men," kilah Se
ra menggoda dua insan itu sambil menaikkan kedua
an mereka. Senja bahkan bisa merasakan pipinya
elasnya yang lain pun
ma si doi kelas sebelah gimana?" ujar Bayu yang tengah d
a. Bukan rahasia lagi kalau Raga itu masih mengejar Senja. Belu
ahabatan doang. Sampe kapanpun juga baka
mendengar ucapan itu. Hatinya dan juga
takut untuk mengungkapkan. Taku
ak friendzone nggak en
berjalan keluar kelas. Mencari udara segar kar
erdiri di dekat pembatas balkon kelasnya yang berada di lanta
, Ja. Gue belum si
Gadis itu menatap malas ke arah Ra
talgia sama masa-masa indah kita dulu,"
utan dingin itu langsung men
jam. Bahkan Raga pun membalasnya dengan tatapan tajam jug
melihat keduanya saling melempar tata
dian membawa Dilan menjauh dari Raga. Ia takut terjadi hal-hal yan
g menatap kepergian
*
n. Membuat anak rambut Senja berterbangan membelai waja
edai itu menjual banyak macam makanan ala anak muda. Tak sedikit juga anak muda bahkan anak sekolah yang mampir di kedai ini. Selain ras
nya kemudian melepas helm yang melekat di kepalanya. Senja pun turun dari motor besar mil
mas. Ia mengulurkan tangannya ke bela
mping," ejek Dilan yang langsung
ung juga menerima uluran tangan l
dahnya ke arah Dilan. Gadis itu tampak tenga
erkejut dengan ucapan Senja. Kem
" cibirnya lagi. Bahkan lel
t Senja meradang. Kesalny
is itu kemudian berbalik meninggalkan Dila
ata telah berhasil merenggut seluruh hatinya. Membuat Dilan lupa bagaimana caranya dekat dengan gad
takut kalau nanti Senja malah akan membencinya lalu pergi meninggalkannya. Biarkan saja
Dilan inginkan hanyalah berada disisi Senja. Untuk saat ini
meninggalkan kedai Mawar. Ia ju
ampai akhirnya ia melihat sosok wanita paruh baya itu tengah membuat beberapa macam masakan. Mungkin itu pesanan pa
" pangg
mparkan senyumnya. "Baru da
oalnya. Maaf, ya, kalau Senja telat dateng
i kamu antar ke meja nomor 3, ya?" kata Siska sambil mena
gguk lagi. "
mpat macam itu. Sepertinya pelanggannya lebih
eja nomor 3. Namun keningnya mengernyit dalam ketika melih
h terlihat ada ponsel dan kunci motor tergeletak d
kanan itu di meja dengan h
," ujar seseorang
"Iya, mas. Sama-" ucapannya tiba-ti