Cinta Dua Anak Manusia
yang di dominasi warna biru laut. Terlihat seorang gadi
terkena sinar matahari dan
t dingin mengucur di dahinya. Entah apa yang dia mim
uk seraya melipat kakinya kemudian mengambil gelas yang berisi air put
l
l
menyimpannya kemba
nafas berat. Ia kemudian mengedarkan pandangannya ke arah
AKU KESI
r
a tersandung selimut yang masih melilit tubuhnya h
n tertatih-tatih menuju kamar mandi
andi juga, yang pen
le
menuju lemari pakaian. Mengambil seragam
mbutnya. Memakai parfum, menyapukan bedak di wajahnya da
ng berwarna hijau toska kemudian pergi ke
u
u
u
i begitu menggema di dalam ruangan y
n berbelanja. Lalu dia sekolah naik apa? Ia tak punya kendaraan, hany
in masih a
a ia berangkat bersama papanya, tapi gara-gara ia terlambat bangun, ia sampai ditingga
an pukul tujuh pagi, kemudian menghela nafas kasar, sekolah sudah
*
ya memberikan uang senilai 10.000 r
m 8 an, entah kenapa hari ini sedikit pagi. Tak seperti biasanya. Namun berkat itu juga
g besar menjulang tinggi
RAJAWALI', tempat dimana ia menun
gannya mencari Pak Mam
duduk santai di bangku bawah pohon yang tedu
atha riang dengan suara sedikit k
dan menemukan Agatha yang
at berteriak, ia berjalan mendekati
selalu menyapanya setiap hari, dia sangat ramah kepada siapapun tanpa memandang kasta. Jadi ia bi
ukain dong, Pak," ucap Aga
bakal bukain," kata Pak M
nggu Bu Iis dat
a mengerucu
. Tapi peraturan,"
ng penggaris panjang khas dirinya. Dengan tubuh gemuk
tersenyum manis, berbeda da
singkat dengan ma
erbangnya, Pak
u celana hitamnya. Setelah kuncinya terbuka, ia m
pa ini!"
hehe." Agatha cengengesan h
ut
" kata Agatha kemudian berjalan
*
diri di lapangan upacara den
oleh Bu Iis untuk menghormat bendera s
dikurangi. Biasanya anak-anak lain yang sering terlambat di hukum memb
panasnya sinar matahari. Tangannya sudah peg
i melihat kearahnya ia pasti sudah kabur dan ma
n kanannya memegang plastik bening yang berisi es teh menis, sesekali ia menyedotnya u
eh keringat yang mengucur deras. Beruntung
rapan. Matanya melirik ke arah belakang sana dimana Bu Iis berada. Tapi de
," lir
it kem
kring
tiba, bel berbunyi tiga kali
lega karena hukumannya telah selesai. Mulai s
sai, lain kali jangan terlambat lagi, kalau melangga
gak akan telat la
masuk kelas, ibu permisi
*
nya masing masing, ada yang menuju kantin, taman, rooftop
ndar dari pencurian. Sering kali ia hilang pulpen dan tak ketemu lagi, sampai ia m
punyai teman, ia merupakan murid pemalu yang tak pandai bersosialisasi. Sebenarnya
asuki penjual bakso yang tak seramai penjual lain. Ia ingin c
a mengarah ke penjuru kantin guna menemukan bangku yang masih koso
a menemukan meja kosong di sudut sana. Tanpa b
Pantas saja tak ada yang mendudukinya. Bangku itu terl
ilihan lain selain
apa. Agatha menghela nafas lega, ia pikir bangku itu akan roboh saat ia d
dari bahwa bangku yang ia duduki semaki
ak
yang ikut terdorong ke depan, wajahnya mengenai kuah bakso
i di wajah mereka. Ada yang menatapnya shock, kasihan yang l
atha saat merasaka
ngnya, semuanya seakan buta. Mere
dan sakit, ia bangkit dan berlari ke
*
Mata aku jadi merah kan," kata Agatha k
man sekolahnya. Pasti semuanya sudah mel
duduk di bangku itu dan membawa makananny
bubur tak akan bi
atanya yang sedikit merah dan seragam bagian atasnya yang bas
ejadian yang menimpanya dari bangun tidur
na kutukan ibu
k, tapi ia tak ambil pusing. Mungkin akibat
toilet menuju kelasnya karena b
apnya dengan tatapan aneh bahkan ada yang menertawak
r itu
hah
tadi jat
merona
gue si
dia, bant
ga
jik
ung, terlebih ke kata 'jijik' yang me
adian di kantin
a tetap berjalan menuju kelasnya yang seb
r
ba-tiba melingkar di pingg
wah, dimana sebuah tangan kekar tengah mengi
kembali tangannya dan memasukkan tanga
epalanya ke deka
ergi dengan santai meninggalkan Agat
*
e bis. Bel pulang sekolah suda
rumah untuk menjemputnya. Jika ia masih punya uang sisa, ia tak akan sebingung ini. H
g langit yang mulai menggelap meny
um
um
lihat sebuah motor sport berwarna hitam dengan seorang pemuda yang memaka
katanya
hah
gi hujan. Gue anterin
orang baru, bisa jadi dia penculik yang meny
jahat," kata pria itu seperti t
ap
tapi-tapian,"
, begitu pikirnya. Daripada jalan kaki yang entah kapan sampainya lebih baik i
ai jaket milik cowok tadi, jad
di depannya, takut terjeng
tangan kekar menurunkan tangannya dan
, gue mau
*
otor yang berhenti di halaman rumahnya, ia berjalan dari ruang tamu menuju pint
Agatha yang terdengar me
cap Anya kesal, matanya me
lu ya kak, Atha masuk dulu. Mau mandi, gerah." Agatha berjalan
AI NGOMONG YA!"
ue aduin k
remaja sekolah. Dua orang pria duduk di dekat jendela, mereka tampak berb
na biru dengan kancing terbuka, sedangkan untuk bagian dalam memakai kaos putih polos. Wajah
os hitam dilapisi jaket kulit dan celana jeans. Wajahnya hampir sama dengan pria di dep
di sudut matanya, mengedarkan
itu melihat sang sah
NI!
nya menemukan kedua sahabatnya yang melambaikan tanga
Habis dari mana dul
dot jus di hadapannya yang sudah disiapkan sahabatnya.
, biasanya juga pali
erin pacar lo jalan-j
ru juga kemari
awali, si Anya kan pasti kangen gitu
aja nempel," kata
El, hehe." Gilang cengenges
l
ar kesayangan sohib kita," kata Galang dengan
t mon