icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Cinta Dua Anak Manusia

Cinta Dua Anak Manusia

Penulis: Belinda
icon

Bab 1 Hari Sial

Jumlah Kata:2270    |    Dirilis Pada: 05/05/2022

yang di dominasi warna biru laut. Terlihat seorang gadi

terkena sinar matahari dan

t dingin mengucur di dahinya. Entah apa yang dia mim

uk seraya melipat kakinya kemudian mengambil gelas yang berisi air put

l

l

menyimpannya kemba

nafas berat. Ia kemudian mengedarkan pandangannya ke arah

AKU KESI

r

a tersandung selimut yang masih melilit tubuhnya h

n tertatih-tatih menuju kamar mandi

andi juga, yang pen

le

menuju lemari pakaian. Mengambil seragam

mbutnya. Memakai parfum, menyapukan bedak di wajahnya da

ng berwarna hijau toska kemudian pergi ke

u

u

u

i begitu menggema di dalam ruangan y

n berbelanja. Lalu dia sekolah naik apa? Ia tak punya kendaraan, hany

in masih a

a ia berangkat bersama papanya, tapi gara-gara ia terlambat bangun, ia sampai ditingga

an pukul tujuh pagi, kemudian menghela nafas kasar, sekolah sudah

*

ya memberikan uang senilai 10.000 r

m 8 an, entah kenapa hari ini sedikit pagi. Tak seperti biasanya. Namun berkat itu juga

g besar menjulang tinggi

RAJAWALI', tempat dimana ia menun

gannya mencari Pak Mam

duduk santai di bangku bawah pohon yang tedu

atha riang dengan suara sedikit k

dan menemukan Agatha yang

at berteriak, ia berjalan mendekati

selalu menyapanya setiap hari, dia sangat ramah kepada siapapun tanpa memandang kasta. Jadi ia bi

ukain dong, Pak," ucap Aga

bakal bukain," kata Pak M

nggu Bu Iis dat

a mengerucu

. Tapi peraturan,"

ng penggaris panjang khas dirinya. Dengan tubuh gemuk

tersenyum manis, berbeda da

singkat dengan ma

erbangnya, Pak

u celana hitamnya. Setelah kuncinya terbuka, ia m

pa ini!"

hehe." Agatha cengengesan h

ut

" kata Agatha kemudian berjalan

*

diri di lapangan upacara den

oleh Bu Iis untuk menghormat bendera s

dikurangi. Biasanya anak-anak lain yang sering terlambat di hukum memb

panasnya sinar matahari. Tangannya sudah peg

i melihat kearahnya ia pasti sudah kabur dan ma

n kanannya memegang plastik bening yang berisi es teh menis, sesekali ia menyedotnya u

eh keringat yang mengucur deras. Beruntung

rapan. Matanya melirik ke arah belakang sana dimana Bu Iis berada. Tapi de

," lir

it kem

kring

tiba, bel berbunyi tiga kali

lega karena hukumannya telah selesai. Mulai s

sai, lain kali jangan terlambat lagi, kalau melangga

gak akan telat la

masuk kelas, ibu permisi

*

nya masing masing, ada yang menuju kantin, taman, rooftop

ndar dari pencurian. Sering kali ia hilang pulpen dan tak ketemu lagi, sampai ia m

punyai teman, ia merupakan murid pemalu yang tak pandai bersosialisasi. Sebenarnya

asuki penjual bakso yang tak seramai penjual lain. Ia ingin c

a mengarah ke penjuru kantin guna menemukan bangku yang masih koso

a menemukan meja kosong di sudut sana. Tanpa b

Pantas saja tak ada yang mendudukinya. Bangku itu terl

ilihan lain selain

apa. Agatha menghela nafas lega, ia pikir bangku itu akan roboh saat ia d

dari bahwa bangku yang ia duduki semaki

ak

yang ikut terdorong ke depan, wajahnya mengenai kuah bakso

i di wajah mereka. Ada yang menatapnya shock, kasihan yang l

atha saat merasaka

ngnya, semuanya seakan buta. Mere

dan sakit, ia bangkit dan berlari ke

*

Mata aku jadi merah kan," kata Agatha k

man sekolahnya. Pasti semuanya sudah mel

duduk di bangku itu dan membawa makananny

bubur tak akan bi

atanya yang sedikit merah dan seragam bagian atasnya yang bas

ejadian yang menimpanya dari bangun tidur

na kutukan ibu

k, tapi ia tak ambil pusing. Mungkin akibat

toilet menuju kelasnya karena b

apnya dengan tatapan aneh bahkan ada yang menertawak

r itu

hah

tadi jat

merona

gue si

dia, bant

ga

jik

ung, terlebih ke kata 'jijik' yang me

adian di kantin

a tetap berjalan menuju kelasnya yang seb

r

ba-tiba melingkar di pingg

wah, dimana sebuah tangan kekar tengah mengi

kembali tangannya dan memasukkan tanga

epalanya ke deka

ergi dengan santai meninggalkan Agat

*

e bis. Bel pulang sekolah suda

rumah untuk menjemputnya. Jika ia masih punya uang sisa, ia tak akan sebingung ini. H

g langit yang mulai menggelap meny

um

um

lihat sebuah motor sport berwarna hitam dengan seorang pemuda yang memaka

katanya

hah

gi hujan. Gue anterin

orang baru, bisa jadi dia penculik yang meny

jahat," kata pria itu seperti t

ap

tapi-tapian,"

, begitu pikirnya. Daripada jalan kaki yang entah kapan sampainya lebih baik i

ai jaket milik cowok tadi, jad

di depannya, takut terjeng

tangan kekar menurunkan tangannya dan

, gue mau

*

otor yang berhenti di halaman rumahnya, ia berjalan dari ruang tamu menuju pint

Agatha yang terdengar me

cap Anya kesal, matanya me

lu ya kak, Atha masuk dulu. Mau mandi, gerah." Agatha berjalan

AI NGOMONG YA!"

ue aduin k

remaja sekolah. Dua orang pria duduk di dekat jendela, mereka tampak berb

na biru dengan kancing terbuka, sedangkan untuk bagian dalam memakai kaos putih polos. Wajah

os hitam dilapisi jaket kulit dan celana jeans. Wajahnya hampir sama dengan pria di dep

di sudut matanya, mengedarkan

itu melihat sang sah

NI!

nya menemukan kedua sahabatnya yang melambaikan tanga

Habis dari mana dul

dot jus di hadapannya yang sudah disiapkan sahabatnya.

, biasanya juga pali

erin pacar lo jalan-j

ru juga kemari

awali, si Anya kan pasti kangen gitu

aja nempel," kata

El, hehe." Gilang cengenges

l

ar kesayangan sohib kita," kata Galang dengan

t mon

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka