Cinta Dua Anak Manusia
begitu terdengar saling bersahutan. Dua orang perempu
anget," kata Agatha pelan seraya menat
dang yang berisi barang pribadinya. Sedangkan bi Asih membawa
m yang lewat dan pastinya gak bakal ada soalnya
pagi kita pergi ke kampung bibi ya, bibi masih
ha ikut bibi?" tan
, jadi rumah bibi di kampung itu rumah non Atha juga. Yang a
entah gimana nasib Atha, mungkin A
i Asih menunjuk sebuah toko yang tutup, "U
reka berjalan kesana
ta tidur," kata Bi Asih berjalan menuju sud
mbali men
ambil di sudut toko. Untungnya kardus
udah berbaring menyamping seraya menepuk-ne
takkan kopernya di sebel
ih. Udara yang dingin ditambah tidur hanya dengan
i malah tidur bareng Atha disini bukan di
ng banget sama non Atha. Jadi jangan pernah bilang maaf lagi, ya." Bi Asih men
hari, besok pagi kita pe
a bibi," Agatha menatap bi A
yang banget s
*
i di kot
ruh baya dengan kumis hitam diatas bibirnya
perlahan, hari sudah terang. Ia bangkit saat
eriak pria tersebut yang ternyata adalah pemilik toko it
Agatha saat ta
!" amuk
ya melihat seorang pria seumurannya yang menatap diriny
sini, jangan kemb
k, gak usah pakai kekerasan!" k
TOKO MILIK SAYA! ENYA
berjalan menuju koper mereka. Memberikannya dua untuk Agatha dan sat
ak bi Asih, sebelum i
a gak ada tempat nginap buat malam ini. Gak usah pake kekerasa
ian siapa ngatur-ngatur saya!" Kemudian ia melengos
Agatha mencoba meredakan amarah bi A
ke stasiun kereta dan mu
*
n kicauan burung yang saling bersahutan. Suara air men
kan tangannya, pandangannya menatap ke depan dimana ad
n banget rasanya," lanjutnya seraya menutup matanya
mpai di desa ini. Sebuah kampung halaman
n. Disinilah dirinya berada, berdiri di pinggir jalan setapak deng
Asih orang desa itu berangkat kerja subuh
ertengger sebuah jam tangan berwarna hijau muda. W
a keluar. Lebih baik
rumah bi Asih yang tak terlalu jauh dari situ. Karena jalannya yang l
*
anya bi Asih yang duduk di depan tele
Atha suka," jawa
gal bersama suaminya. Jadi tak perlu khawatir lagi saat bekerj
erada di kebun. Tadinya bi Asih mau pergi juga, tapi dilarang oleh kakakny
tak mempunyai seorang anak dan hanya hidup berdua be
yang sudah berumah tangga dan tinggal di kota. Sese
dap sang pencipta beberapa tahu
nya berbeda 5 tahun dengan bi Asi
i mereka sudah
agi bersama anak majikannya. Dirinya begitu senang karen
melihat rumah bi Asih yang sederhana. Berbeda dengan
baru itu, karena mulai saat ini dan
nya ada nasi putih, telur balado dan tu
ini, terakhir kali ia makan tumis kangkung 2
a tak jelas dengan m
neng Atha suka,
ggilnya non lagi, lebih baik nama saja karena
ha mengumpulkan piring kotor bekas mereka ma
iar bibi aja yang c
sa kok," kata Agatha seraya
tak Agatha jika keinginannya tak dituruti maka dia akan terus mema
pamit bi Asih dengan menenteng rantang dan botol air minum kem
penasaran seraya menyabuni piring di tan
yan deket sini,
au ikut?" ta
ata berbinar dan penuh harap. Ia telah selesai mencuci piring dan ingin sek
au jalannya?"
sama orang sini. Bolehkan, bi," ucap A
h baik Agatha saja yang mengantarkan, kelihatannya Agatha mema
a menerima tas itu dengan sumringah, ia akan
awas tumpah loh," pesa
t ya," kata Agatha seraya men
i," ucap bi Asih yang dib