Buku Harian Seorang Pengacara Muda
gangguk penuh dengan semangat pada rekan-rekannya untuk berbuat hal yang
di sini,"
sepuluh menit duduk di sini. Ketika itu makan siang telah lewat, dan aku melihat
ambil tempat duduk di deretan depan. Begitu duduk, dia berbisik gusar pada laki-laki puc
m pikiraku bahwa Profesor Stephan Gerald benar-benar merasa memperoleh kehormatan untuk ada di sini sekarang, di tengah geudng yang menekan perasaan ini
cualian pajak, orang-orang yang tersisih dan pembayaran asuransi. Topik-topik itu berjatuhan seperti lalat. Celah-celah aturan Santunan Sosial, undang-undang yang belum mempunyai kekuatan hukum tetap, peratu
janji untuk kembali di tahun demi tahun, lalu mengambil tempat duduk di ujung meja. Miss Natalie bertepuk tangan du
ah kami, dan mengatakan pada kawannya, "
mengatakan kalau dia bukan calon klien terakhir yang pergi ke orang lain untuk meminta nasihat hukum. Seorang laki-laki tua kulit hitam memlih Bolie sebagai pengacaranya dan mereka berimpitan di seberang meja. Aku berusaha untuk tidak mendengarkan
g diri sementara tiga rekan kelasku tengah saling berbisik, menulis, mendengarkan dengan
ah yang sungguh aku inginkan," dia berbisik sambil menarik kursinya ke sudut meja. Dia membungkuk ke depan dan aku memiringkan tubuh ke kiri. Kepala kami cuma
per jamnya. Tak ada uang jasa yang tak pasti. Aku mempelajari seni mengajukan tagihan, yang salah satu peraturan pertamanya yaitu seorang pengacara menghabiskan banyak waktu jaga
rusan yang mau dia diskusikan tentu merupakan sesuatu yang serius. Dan itu bukan masalah buatku, karena aku tidak mau satu
agian para klien ini tentu mau kami memeriksa dan mungkin memperbarui surat wasiat mereka. Ini bukan sesuat yang menjadi persoalan, sebab tahun lalu kami diwajibkan mengambil mata kuliah wajib yang disebut d
t aku berhenti dengan terperanjat dan aku melirik ke arah Miss Natalie sambil membaca. Lalu membacanya lagi. Dia tersenyum lega. Isinya memerintahkan kepada eksekutor untuk memberikan dua juta
rang kaya, dan orang kaya tidak memakai surat wasiat yang tipis atau sederhana. Mereka memakai surat wasiat tebal, padat dengan wali, perwalian, pergantian
Amplop itu kosong. Tidak ada petunjuk
dulu, saat ini t
ia melakukan malpraktek ke
kembali pada surat wasiat itu. Dia tidak berpakaian mahal, tidak memakai intan atau emas, tidak menghabiskan waktu maupun uang untuk rambutnya. Gaunnya katun murah dan blaze