100 Hari Cinta
njukkan ketidakpercayaan atas semua hal yang baru saja dia dengar. "Ayah!" teriak wanita itu, tak mampu menahan amarahnya lagi. "Demi
uraan. "Dasar rubah!" gumam Alvira y
Jaga uc
habis hanya gara-gara sampah seperti mereka!" Raka membawa kakak
ngan mengeret koper ia meninggal rumah megah yang banyak kenangan di dalamnya. Mereka pergi tidak memb
*
di bangku kuliah semester awal. Awalnya Raka menolak untuk melanjutkan pendidikannya karena biaya yang dibutuhkan akan sangat banyak, ia berencana untuk mencari kerja sesuai kemampuan dirinya untuk membantu ibu dan kakaknya. Tapi Alvira tidak mengizinkannya, Alvira terus membujuk Raka agar melanjutkan pendidikannya
ihat Alvira duduk di bangku kantin sambil
kagetin aja,
ya Vita sambil menyenggol lengan Alvira
ter kali," jawab Alvira yang tid
melihat di meja Alvira hanya ada
ra masih banyak diam sambil mengaduk-a
ada diujung sana. Masih ada waktu satu jam lagi bukan untuk ketemu
elo aja deh," tolak Alv
eng gimana?" Vita memohon agar Alvira mau menemani diri nya. Vita tau kalau Alvira bukannya
karena Vita terlihat seperti anak kecil yang minta dibelikan perman. Dengan menggunaka
tu sampai di kafe dan keduanya sudah
esan, gua bayarin kok. Lo tenang aja," sambung
ya gitu
ggak ada tapi-tap
a banget mikirnya akhirnya Vita
sih?" sel
rita ke gua siapa tau gua bisa
antinya. Usaha kue nyokap, akhir-akhir ini terjadi penurunan. Kalau
jadi dokter muda. Soal biaya nanti gu
ja, gua yakin bokap lo mau bantu bi
istrinya gimana?" lirih Alvira yang sudah
sana lagi, malas
lu yok dah lapar nih," ajak Vita karena cacing da
nya tadi kalau sebenarnya Alvira juga lapar. Mereka makan saling diam tidak ada
. "Sebentar lagi kita koas nih lo senang nggak akhirnya kita bisa bantu
nget, tapi apa tabungan gua cukup yah?" lirih Alvira
ita membelokkan mobilnya memasuki pelataran kampus. Keduanya berjalan menuju ruang dosen. Saat menaiki a
iat apa?" c
a buru-buru," ucapnya sambi
h dipake," teriak Alvira
uku lo," ucapnya sambil menyerahkan
ain pergi aja," sambil menatap keper
h minta maaf kan," ucap Vita
Lo tau nggak siapa dia?" tanya Alvira
l melangkah menuju ruang dosen, tan
*
unggal yang mengharuskan Daffin meneruskan bisnis keluarganya. Beruntung dirinya juga mempunyai ota
Hari-harinya disibukkan dengan kerja dan kerja. Seperti hari ini ia harus datang ke kampus un
sudah meminta maaf namun dirinya masih saja mendapat perlakuan ketus. Tidak
ebagai assistennya. Setelah pertemuannya di kampus tadi Reiki langsung beranjak dan menuju mobil lebih dulu dari Daffin. Mobil yang Daffin tumpangi sudah melintasi jalan raya menuju
p tulisan yang di layar itu. Pak Budi membe
kahkan kaki memasuki area resto dan menuju ruang VIP berada, Reiki berjalan d
AMBU