Perjalanan Menjadi Dewa
k, atau dijadikan karung tinju untuk anak-anak dari Klan Luo,
rsebut. Kelemahan terbesarnya ad
sangat berbakat. Dia meninggalkan rumah pada usia tiga belas tahun ketika Sekte Awan memili
aupun keberadaan adik perempuannya itu. Sekarang setelah Perrin memberitahunya informasi tentang
elindungi bagian vital tubuhnya dan menerima beberapa pukulan dahsyat dari a
bawah tanah. Dia berjalan tertatih-tatih saat rasa
elayan Klan Luo melemparkan obat itu ke Zen seb
ereka pasti akan mati karena luka dalam jika mereka tidak diberi obat penyembuhan luka. Jadi par
buhan ini pun tida
ika melihat hanya ada satu pil di dalamnya. "Darren Fang! Me
sekarang. Kenapa? Apa masalahnya? Apakah pil it
dalam kantongku. Jelas sekali kamu menggelapkan pil-pil ini. Penggelapan di dalam keluarga Luo adalah kejahatan besar. Be
u ingin memberontak? Aku benci melihat sikapmu. Apakah kamu masih menganggap dirimu sebagai tuan muda di sini? Lihatlah ke cermin dan hadapi kenyataanm
ri mulut Darren. Zen menenangkan dirinya sebelum memelototi Darren. Dia bermaksud untuk meny
pi menari di mata Zen. Alih-alih mundur, Darren malah berjalan mendekat ke arah Zen dan menyodok dada Zen dengan jari t
gemetar saat kekuatan itu menyebar ke seluruh tubuhnya. Tidak lama kemudian lu
tak saat ini?" Darren berdiri dan mencoba untuk terlihat berkuasa. Namun
membentaknya kembali, "Seorang pelayan yang bahkan bukan anggota Klan Luo
ia bergegas membalikkan badannya dan melarikan diri sesegera mungkin dari sana. D
laku
gelengkan kepalanya melihat sikap Darren. Dia mera
tergesa-gesa membalik halaman buku yang biasa dia baca. Zen merasa frustrasi karena dia tidak bisa fokus.
apa yang bisa dia lakukan. 'Aku baru saja mencapai tingkat pemurnian daging. Akan sulit bagiku untuk men
a semakin sesak dan jantungnya berdetak lebih cepat. Dia tampak seper
iliki motivasi apa pun untuk memikirkan alternatif bagi dirinya. Dia mer
un-tahun dipaksa menjadi karung pukul untuk anak-anak di Klan Luo telah melemahkan kekuatanku. Yang lebih buruknya lagi adalah cedera harian yang kudapatkan mencegahku untuk berlatih ketika aku kembali k
ia mengarahkan pandangannya ke arah buku tua,
aupun diriku. Tidak ada gunanya bagiku membaca buku ini. Mengapa aku harus terus membacanya? Buku itu sama sekali tidak berguna." Kemarahan dan ketidakberdayaan
di bibir Zen saat buk
mengeluh, "Buku ini mengajarkan orang untuk menjadi baik. Buku ini memberi tahu orang hal-hal apa yang memalukan dan salah, serta hal-hal apa yang bijaksana dan benar. Buku ini tidak bisa disalahkan
sudah menjadi tumpukan abu
keemasan melintas dari dalam tumpukan
a i
il sepotong kecil emas yang memancarkan sinar cahaya t
ka dia membaca buku ini berulang kali. Sepertin
as sama tidak berharganya dengan tanah li
pada kertas emas itu, sebuah
itung jumlahnya dan berbentuk seperti berudu. Zen tidak men
menganalisa kertas itu. Ribuan keping emas kecil, masing
eher, lengan,
Zen dibalut oleh pec