Dosa Berbalut Cinta
tujuh t
belum pernah ada pria manapun yang menyentuh Sachi. Adnan seakan puas dengan
an air mata keluar dari kedua sudut netranya dengan mulus. Erangan kesakitan d
kembali jeritannya tak dipedulikan Adnan. Ia malah asyik menggenjot tubuh wanitanya menikmati lubang
ikan jeritan kesakitan Sachi yang memelas. Bagi Adnan jeritan Sachi dite
him Sachi dengan hangat. Bersamaan dengan erangan keras yang keluar dari mulut lelaki itu. Aset miliknya yang masi
rtubi-tubi dihujaninya kening Sachi dengan ciuman. Namun Sachi
gsung merebahnkan tubuhnya disamping Sachi. Dipelu
a
masih meneteskan air mata. Sesekali ia sesenggukan p
ki
kewanitaannya. Bahkan hatinya kini juga ikut me
ertama. Bahkan ia menjaga miliknya yang paling berharga hanya untuk
gia. kenyataannya, ia tak menemukan sesuatu yang diimpik
akan perihnya per
an sakit dan perihnya making love di malam pertama.
eka masih mengingink
tertidur. Dan tak pernah ada penolakan s
ce
get. Itu yang
kondisi sac
kaiannya. Setelah menemukan pakaiannya segera Sachi mengenakannya dan
r putih dari dispenser. Dicarinya toples ob
a bungkusnya dan menelannya dengan susah payah. Setelah
u suaminya itu ada di sana. Ternyata ruangan
peduli dengan suaminya itu, tapi tetap saja
*
ndi ia segera menunaikan sholat subuh. Sachi seg
uh tahun ini. Tak ada yang spesial setiap pa
wortel dan kembang kol. Dengan serius dan fokus sachi mulai memotong sayura
ebelahnya ia gunakan untuk menggoreng lauk. Hari ini Sachi sudah menyiapkan perkedel
um aroma masakannnya. Seolah aroma itu
ia suguhkan kepada setiap orang yang ia temui. Siapapun itu. Tak peduli ia orang ya
ke dap
achi menaburkan garam di masakannya dan mencicipinya. Setelah dirasa rasanya sudah sesuai dan pas dengan lidahnya Sachi
elanja. Iapun harus berhemat dalam belanja. Kehidupannya tidak seperti waktu diriya gadis dulu. Dim
harus mampu ia atur dengan rapi. Terkadang ia harus menambahkan dengan uang gajinya yang hampir
e kamarnya. Diciumnya badannya ada bau msakan. Sachipun kembali ke kamar ma
. Dipaduka dengan rok panjang dibawah lutut warna abu-abu dipadukan den
a make up natural di wajahnya. terakhir dipoleskannya li
lima belas menit, tanpa ragu sachi segera mencari lunch boxnya. Mengisinya dengan menu sarapannya, ia akan sarapan n
tas khusus lunch box. Sachi langsung berangkat, ia membiarkan makananya tetap di meja ka
dang. Lalu lintas masih sangat lengang, karena memang masih
a dan ucapan selamat pagi dengan ramahnya.Sachi membalas sapaan Pak Sa
dibagian depan pintunya. Yaa, Sachi di usianya yang semuda itu sudah diangkat menjadi kepala sekolah. Setahu
cemerlang di usia
mudian ia keluar menjajari guru-gurunya yang la
hnya. Dengan para siswanya ia menyapa dan sekedar menanyakan kabar atau kondisi siswanya. Sebagai bentuk kepedulian
chi bekerja maka ia juga ikut andil bertanggungjawab terhadap keberhasilan para asetnya itu. Apalagi di pendidik
*
sam