Dosa Berbalut Cinta
Teng!
hamburan keluar kelas diiringi guru masing-masing. Tawa-tawa ceria dan celoteh mengge
ga yang menunggu dengan bahagia. Membayangkan keluarga saja, mereka sudah bahagia apalagi begitu tiba
ah. Karena apapun yang terjadi di kelas bagi guru tetaplah kegiatan terbaik dan terindahnya. Meraka akan me
berlaku pada Quinne Saschya
seorang wanita muda, berparas cantik terlihat resah
gilan wanita cantik ini. Ia begitu cemas dan panik setiap kali lonceng jam pembelajaran berakhi
yang seharusnya menjadi tempa
an lukanya tanpa satu pun orang yang tahu. Bahkan sahabatnya pun tidak tahu. Apalagi g
u tersenyum. Namun, saat sendiri te
ia cintai ternyata melukainya sedalam-dalamnya. Bukan han
engan berbagai cara. Padahal ia berusaha mengalah dan melakukan yang
pernah membuahkan hasil. Adnan tetap memperlakukannya dengan buruk
h nerakanya. Disingkapnya rok coklat tua selutut yang membalut kaki jenj
akukan kewajibannya sebagai istri. Rasanya begitu perih dan menyakitkan
eringas dan terus melukainya. Entah terbuat dari apa hati suaminya?
a bantuan, tetapi ia bahkan tidak tah
a terlalu takut membebani keduanya. Mendatangi psikiater, ia tidak ada keberanian bertemu dengan ahli
gahadapi semua perlakuan Adnan yang ia anggap
ksikan keharmonisan, keakraban atau kebah
ngan suaminya. Sosok yang pernah ia puja dan
a tersebut membuat jalan atau bahasa tubuhnya berubah hingg
karena dirinya ketiduran sampai terlambat menyiapkan makan malam. Sakitnya menyerang dan merasuk ke seluruh tubuh
ernah sekalipun ia memukul atau menampar wajahnya. Sengaja atau tid
tanpa ada riak atau gelombang besar yang menguji. Walaupun hingga kin
yang ia terima terkait rumah tangganya. Jika sudah dem
ar rumah. Berkegiatan apapun untuk men
e angka dua dan dua belas. Karena jam kerjanya berakhir di pukul 14.00. Namun, tak
g. Beberapa guru sudah duduk tenang menyelesaikan makannya. Begitu melih
buahnya. Selain itu memberikan senyum termasuk sedekah. Lumayan, kan se
SD, di ruangan tersebut juga digunakan ruang makan smeua jenjang dari Lembaga dib
arnya?" Seru salah satu
u pria dari jenjang SMA yang meminta
itasinya?" Tanya
ap diajukan. Bagaima
datang menilai semua jenjang di
k?" Sachi m
ran dari Mei," jawa
uanya te
rkan Bu Mei, lo
aja tertawa renyah mendengar kela
ria, pandai membawa diri dan simpel. Banyak r
raban antar sesama guru terjalin saat makan siang. Bahkan kepribadian
. Bahkan ada yang lang
chi tak lebih dari luapan kekecewaan dan kemarahannya. Usianya yang sudah lebi
Sachi di rumahnya sendiri. Bagi Adnan,
l di hadapan papa mertuanya. Ia terlupa, sejak saat itu ia berkewajiban Sepenuhnya kepada Sachi. Saa
edua orang tuanya yang melimpahkan banyak cinta dan kasih
sam