My Bule Husband
minggu
a perusahaan. Sepertinya nasib baik berpihak padanya, sehingga Naina diterima sebuah perusahaan. Naina sudah melewati interview beberapa hari yang lalu, ja
tengah berbicara dengan ibu melalui panggilan telepon. "Ehm, ini
-adik aku di sana." ucap Nain
ulang ke panti dalam waktu dekat ini. Karena tidak biasanya Arnita seperti
ua yang duduk di dekat Arnita meny
akhir pekan ini R
papun, agar gadis itu bersedia." ucap pria tua itu, ya
an tulus. Kamu tega meletakkan anak sebaik itu di tengah kehidupan keluargamu yang begitu
uatku tertarik padanya Nita. Aku butuh gadis se
tramu su
udmu?" ti
an Naina. Naina baru dua puluh tiga tahun. Sedangkan put
r tidak akan menjadi masalah." jawab pria tua
akan membiarkan calon menantuku menderita." pria itu seolah ta
ada temannya tersebut. "Baiklah Rud.
*
. Selama satu minggu ini pekerjaannya tidak terlalu memberatkan. Karena Naina mendapat beberapa teman
an barunya. Aranya, gadis cantik yang juga merupakan
earah, hanya saja lebih
menin aku beli perl
. S
yang lain tengah sibuk mendiskusikan peluncuran produk terbaru bulan ini. Hal
Naina saat melihat A
mau ikut?" s
Pergi aj
ggelam dalam pekerjaannya. Hingga tidak sad
ti mengabaikan sekitarnya. Hingga lima belas menit kemudian, Nai
rtanya-tanya. Aneh, karena jam mas
bungi Aranya. Namun sebelum itu terjadi, Naina
mumkan peraturan baru. Semua kumpul dalam lima
tidak mendengar bunyi notif ponselnya. Naina panik, seger
itu cemas sambil menekan
m lift, karena teringat cerita Aranya, bahwa GM katanya sangat galak
aan ini. Oleh karena itu gadis ini ti
ula saat GM tengah bicara di atas panggung. Berdiri tegak, m
ertuju pada Naina yang berdiri di
a menatapnya dengan tatapan tak biasa. Bahkan ada sala
i ruangan ini, yang berasal dari atas panggu
yang mulai mengucur di sekujur pelipisnya, "Ma...maaf
pi. Pria itu melirik sekretaris yang berdiri di belakangnya. Hanya dengan t
kartu pengenal yang menggantung di lehernya. "Silahkan ambil surat pengunduran
, lututnya lemas, hampir ti
? Maksud..." Naina terbata, masih m
ari perusahaan ini." sekret
ak... s
nnya bukan? Lima belas menit cukup untukmu berjalan dari parkiran menuju tempat ini. Dan sekarang..
enjelaskan. Dia bukan disiplin waktu, ha
" perintah sekretaris itu, lalu ber
tkan pembicaraan dari depan sana,
saja tidak menjadikan dinding beton sebag
adis seperti Naina, tentu saja ini sangat menyakitkan. Susah payah dirinya u
aina tidak terima dipecat begitu saja. Ini adalah kesalahan pertamanya sejak be
engan beraninya berjalan menuju panggung. Tidak pedu
ya janji tidak akan mengulanginya lagi..." cecar
enatap pria yang ternyata adalah
ara besarnya. Masih dipenuhi keterkejutan, karena ternyata G
heran pada Naina yang sangat berani,
terkejutnya. Pria bule itu semakin menajamkan matanya, mengeluarka
ekali! P
elum mengerti?" Salah satu seniornya mendekat, berusaha membawa Naina dari
tu pada sekretarisnya, sebelum ak
lat sepuluh menit Pak, tolong kasih saya kesempatan
sia. Pria itu bahkan
ak
datang menghampiri, ber
na dong, aku
datang panggil kamu waktu pesan dari divi
gimana d
kamu. Tapi kamu tenang aja, aku pasti bantu kamu
*
belum terima dipecat begitu saja, mau tidak mau, Naina harus keluar dari sini. Gadis itu menah
in dia kemarin!" Naina menggerutu, meng
sebuah mobil hitam mengkilap saat melewatinya. Naina i
an?" Naina sangat kesal hingga
jangan blagu." umpatnya sambil m
krut!" umpatnya sebelum akhirnya