TIME
membeli tiketnya untuk
nselku dan mengeluarkan empat tiket b
mpat tiket itu, "
agar masing-masing menyimpan tiket?" tanya
ine, Serra dan Liliana menjaw
bioskop pada hari sabtu sore. Aku sudah membeli t
Aku tidak mau menunggu!" uca
sedang sibuk bercermin merapikan poni,
, kan?" ucap adeline sambil menyengg
dengan poninya dan bercermin!" tambah
an ucapan kami, dia teta
a dia, jika nanti kakinya tersandung, aku
line dengan memasang wajah m
bicara dengan nada lemah dan lembut, "Kalian tida
rra hanya tertawa m
esok tidak telat datang," jawabku deng
telat datang," ucap nya memasang
n bioskop tepat pukul empa
congkel kedua bola matamu dengan jariku sendiri!
, "Percayalah! Aku tida
saja berkata 'aku tidak akan berbo
eline kompak menj
pan aku berbohong pada kalian? Kapan, d
ada dirimu sendi
uar dari area sekolah
a. Kami pun menyapa satpam sekolah denga
, juga. Hati-
gang lengan ku, lalu menggoyangkannya sam
nyaan
yaan ya
tanyaan
ukkan kepalanya dengan
tanyakan p
ana sambil melepaskan t
jalan menuju halte bus sambil ber
na menggoda teman pria sekelas kami, se
yang telah dikeluarkan Liliana, s
pergi les?" tanya A
kepala, "Rasanya, ke
boleh bolos sehari saj
wabnya dengan men
.." lede
gat!"
a tersenyu
libur les!" tutur Adeline
a begitu cerah, sekejap
jan akan turun
eatas, "Sepertinya juga, kita aka
dari arah kiri, membuat rokk
takan. Dengan cepat, Liliana menutupi poniny
disi poninya yang sudah berantakan. Lilia
buat orang lain men
da dengan Adeline, dia tertawa puas melihat po
ringtone itu terdengar samar-samar di telingaku. Aku tidak tahu bera
sambil meletakkan jar
tanya Ser
uara ringtone?" tanyaku
ajah tanda tanya,
engar apapun,"
kan baik-bai
tuk diam, supaya kami bisa mendengar
pa-apa. Kau salah deng
tidak mendengarn
abatku, kepalaku mendadak sakit dan pusing,
rasa sakit dan pusing di kepala, se
itu semakin jelas dan semakin nyar
bisa menaha
i, aku mencoba un
rik ke sekitar. Aku melihat lemari, mej
aku menyadari kalau ini adalah kamarku
g untuk waktu yang cukup lama dan memperhatika
u lagi,"
ngkurap, rasa sakit di kepala
pejamkan mata sebelum tangan
aba kasur ke kanan dan kiri. Aku juga menarik bant
ri ponselku, yang tertindih o
tidur saja!" ucapku dengan kesal se
ke posisi telentang. Mataku la
yang warnanya sudah pudar, "Nanti aku akan pa
ula putih menjadi serba biru, kama
ku buyar ketika aku mengi
ang hal yang sama. Anehnya, sebelum aku terbangun dari mimpi, ke
ku untuk pergi ke dokter. Namun, aku tidak bisa. Lebih tepatnya, a
riwayat penyakit langka. Aku tidak ingin kedua orang tuaku khawatir dan terus kepikiran p
an dari grup AsLa. Grup ini beranggotakan empat wanita cantik, A