Malam Untuk Danira
ami
membawa mereka dari bandara memasuki sebuah kawasa
lu sebentar di kediaman Lusy s
ri bandara tadi, gadis itu tidak sedikitpun mengalihkan pandang dari kaca jendela dan merekam sem
Muka Kuning. Kamu lih
geri semua. Dan yang di sebelah sana, coba kamu lihat." Lusy mengalihkan t
iap dindingnya tergantung jemuran kain yang telah selesai di cuci. Terliha
mitory," ujar Lu
perkataan Lusy. Kedua alis matanya ber
umah susun kalau di kampung kita. Hanya saja, dormitor
"Enam belas orang?" ta
sudah di sediakan ranjang. E
betapa luasnya ruang
bulan?" tanya Na
membanggakan tempat tinggal dan tempat ia bekerja. Dan
s, sebulannya biaya sewa bisa sam
puluh ribu bukan angka yang kecil bagi Danira. Ia bisa mengumpulkan uang
nira. Sahabatnya itu memang sepolos itu,
u membayar ongkos taxi dan mengajak Danira masuk. Sebelumnya ia berbicara dulu de
an tersebut terdiri dari 4 lantai dengan kamar yang sangat banyak tapi suasana di sana terlihat sangat
Lus?" tanya D
k kerja, paling mereka istirahat dan tidur. Karena
dari pagi ke malam dan dari malam ke pagi sehingga perusahaan di sana selalu beraktivitas tanpa henti. Bahkan di hari minggu tetap ada yang masuk kerja dan pekerjanya di bayar dua kali lipat dar
n lagi bergabung bersama mereka
jar Lusy saat mereka su
Lusy menunjuk ranjang tingkat dua di bagian atasnya. Danira mengangguk dan segera naik ke bagian atas. Ia lalu merebahkan diri di sana, m
ngkan nasibnya beberapa bulan ke depan, gadis itu
r. Nanti kalau aku sudah bekerja, aku akan mengirim ayah dan ibu uang separuh dari gajiku. Sisanya lagi akan aku simpan sebagai tabungan, karena rumah tidak bayar, makan si
ung jumlah tabungan yang ia
tang me
ah sekitar sini, besok paginya kamu bisa keliling mencari lowongan pekerjaan. Akan banyak kawan yang sama dengan kamu, jadi kamu nanti bisa menyapa
masih bisa pakai lauk yang kita
mereka setibanya di Kota Batam ini dan lauk kemaren itu mas
Lusy, hanya ia habiskan dengan duduk sambil memba
ah hafal setiap sudut dan nama perusahaan yang ada di sana. Ternyata, mencari pekerjaan tidak semudah yang Lusy ceritakan. Setia
tidak mungkin terus menerus menggantungkan makan pada Lusy. Biaya sewa kamar dan transportasinya untuk be
kontrak," ucap
rus
aku terus. Kita juga harus