icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Selingkuh Balas Selingkuh

Selingkuh Balas Selingkuh

Penulis: NadNadia28
icon

Bab 1 Kenyataan pahit

Jumlah Kata:1189    |    Dirilis Pada: 21/02/2022

puan menabrak mobil di depannya, sebab saat itu terjadi kecelakaan beruntun. Aku masih tak percaya dan merasa ini semua hanya lah mimpi buruk sa

pasangan lain tengah bersuka cita karena telah di hadiahi buah cinta dari hubungan pernikaha

ernikahan kami. Sebab Ardi dan saudaranya sudah tak memiliki orang tua lagi, jadilah Abang Rion: saudara tertua Ardi seperti orang yang le

mereka yang bergelut di bidang properti, sedangk

Ardi dan abang Rion adalah saudara tiri. Ar

yang merasakannya, tetapi Abang Rion pun juga dem

ng baru berusia kandungan tiga bulan untuk pindah menetap ke rumahnya.

ai tenaga asisten rumah tangga, jadi Bang Rion khawatir tak ada yang menjag

n juga tak memiliki tujuan, kedua orang tuaku juga sudah tiada. Jika pulang kampung, nantinya malah hanya akan m

hubungan Abang dan Adik. Hingga suatu hari kami lepas kendali sebab menuruti has

mengecap, melumat dan mengingatkan sesuatu yang le

*

. Tanganku mencoba untuk meraihnya, kenapa Bang Rion menelponku di pagi-pa

hirnya aku bisa mendengarkan suara Bang Rion yang seketika saja bisa membuat jantungku berdetak cepat tak karuan. Aku hanya bis

k buatku. Iya, hanyalah sebuah mimpi buruk, entah siapa yang coba kubohongi. Padahal rasa tamparan di pipiku send

iam diri dan masih terduduk lemas di pinggir ranjang. M

ntu kamarku, tapi tak kuasa untukku menjawabnya hingga

i bersama!" ucap Bang Rion denga

ni semua hanya prank!!! Ini semua hanya main-ma

erengkuh ku erat. Hingga akhirnya air mata yang sejak tadi kutahan, tak lagi

tunggu di luar." kata Bang R

tubuh lemas, aku keluar dari kamar dan Bang Rion menuntunku unt

*

uah ruangan. Aku langsung membuka tak bisa berkutik saat

perjalanan bersama kakak iparnya dan juga berkata rindu padaku, kini malah terbaring terbujur

Sukabumi, dan lima jam yang lalu Ardi menelponku

...." ucapku di tengah-tengah isak tangisku sambil mengelus perutku

Daddynya bahkan ketika dia belum dapa

anku dan mengeluarkanku dari ruangan jenazah tersebut. Bang Rion mendudukkanku d

sa merenung memikirkan apa yang terjadi, hati kecilku masih berharap jika aku hanya bermimpi. Mimpi yang tak pernah ingi

u pulang. Abang mesti mengurus beberapa keperluan di sini." Ucap Bang Rion padaku. Namun aku langsung bergeleng cepat. Aku masih

alasku singkat, kudengar Bang

sa lemas, sangat lemas. Bibirku terasa kelu untuk menjawab perkataan Bang Rion tadi. Lalu perlahan tapi pasti, penglihatanku mulai menggelap

*

di kamar Ardi. Bukan di kamar rumah lama kami, tapi di rumah ora

e sini, kucoba untuk turun dari ranjang dan berniat menuju ke kamar mandi, bersamaan dengan itu p

man," kata pria yang kupanggil Abang tersebut, yang kini umurny

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka